CERPEN BOBO Ke-90, Sahabatku Ayu

Cerpen Bobo Ke-90 Ini Ceritanya Berjudul "Sahabatku Ayu", Semoga Adik-Adik Bisa Mengambil Hikmahnya Ya


Cerpen ini bukan kakak yang membuatnya, kakak hanya mengumpulkan cerpen-cerpen yang paling bagus menurut kakak dari berbagai sumber. Tapi sumber yang paling banyak kakak pilih adalah dari web resmi Bobo-nya langsung. Selamat membaca...

CERPEN BOBO, Sahabatku Ayu

----------------------------------------------------------------------------------------
Minggu agak mendung. dengn enggan Ruri melangkah ke warung. Ibu menyuruh membeli tomat. Ketika berbelok ke jalan Merak, Ruri tertegun. Rumah nomor 2 dari ujung kanan tampak sibuk. Agaknya ada penghuni baru yg akan menempati rumah berpagar kuning itu.

Sambil lalu Ruri memperhatikan orang-orang yg sibuk mengangkut barang. Seorang gadis berkepang dua muncul dari pintu samping. DIa membawa kardus coklat. Ruri terpana. Rasa-rasanya dia mengenali gadis itu. Bukankah itu Ayu?
“Ayu!” pekik Ruri girang.
Mendengar seseorang menyebut namanya gadis itu terkejut.
“Ruri! Baru saja aku mau cari rumahmu. Ini ada titipan dari kakekmu,” ujar Ayu seraya mengangsurkan kardus.
“Kau akan tinggal di rumah ini?”
“Ya.”
“Kenapa tak cerita padaku waktu aku mengunjungi Kakek minggu lalu?” tanya Ruri kecewa. Ayu, sahabatnya itu tinggal di sebelah rumah Kakek.
“Maaf. Aku sengaja merahasiakan ini karena ingin membuat kejutan tukmu. Nah, sekarang aku menjadi tetanggamu. Besok aku menjadi teman sekelasmu.”
“Kau? Idih jahat!” teriak Ruri seraya mencubit Ayu gemas.
Sejak itu persahabatan Ruri dan Ayu semakin erat. Setiap sore Ayu belajar di rumah Ruri. Banyak materi pelajaran yg belum diberikan di sekolah Ayu sebelumnya. Jadi dia harus belajar lebih keras agar tak tertinggal dari teman-temannya. Ruri dengn senang hati mengajari Ayu.
Ruri pun tak segan-segan menemani Ayu ke mana-mana. Ayu belum mengenal sudut-sudut kota ini. Jadi Ruri siap memberikan pertolongan bila Ayu membutuhkan.
Pagi itu Ruri sedang menyisir rambut ketika Ayu mengetuk pintu.
“Ri, tolong dong. Aku belum mengerjakan PR IPA. Semalam aku capai sekali. Pinjam pekerjaanmu, ya.”
Ruri tersentak mendengar permintaan Ayu. Rasanya dia ingin marah. Ruri paling tak suka pada teman yg mencontek PR-nya.
“Tolong aku, Ri! Sekali ini saja. Janji deh!” Ayu memohon.
dengn menahan kecewa Ruri menyerahkan buku PR-nya.
“Ah, Ayu kan berjanji hanya tuk kali ini,” hibur Ruri terhadap dirinya sendiri. DIa berusaha menghibur kekecewaaannya dalam-dalam.
Sebulan tlah berlalu. Ruri sudah melupakan peristiwa itu. Namun kembali Ayu mengecewakan Ruri. DIa tak membawa kertas lipat ketika pelajaran ketrampilan. Padahal semingu sebelumnya Bu Ani sudah meminta para siswa mencatat peralatan yg harus dibawa saat pelajaran ketrampilan.
“Kenapa kau tak membawa sendiri?” tanya Ruri sengit.
“Aku lupa belum beli. Aku pikir minta kamu dulu kan tak apa-apa. Nanti aku ganti,” jawab Ayu enteng.
Ruri kesal sekali. Ternyata kesediannya membantu Ayu selama ini tlah menyebabkan Ayu bergantung kepadanya. Ruri memang senang membantu. Namun bila kemudian menjadi tempat bergantung, tentu saja dia gak suka. Aku harus berterus terang pada Ayu, tekad Ruri. Tapi kalau Ayu marah bagaimana?
“Huh!” dengus Ruri kesal.
“Kenapa, Ri?” tanya Ayu.
Tanpa sengaja Ruri mendengus terlalu keras agaknya.
“Ah, tak apa-apa,” jawab Ruri menutupi.
“Kamu kesal aku minta kertasmu, ya? Nanti aku ganti, Ri. Berapa harganya sih?”
Ruri menatap Ayu. dengn ragu ia pun berkata pelan.
“Harga kertas itu tak seberapa, Yu. Tapi….”
“Lalu apa?”
“Aku tak suka kamu slalu bergantung padaku. Sampai-sampai PR pun kau mencontek pekerjaanku. Itu akan merugikan dirimu sendiri.”
Ayu terbelalak. Ucapan Ruri betul-betul menghujam hatinya. Tapi, itu semua karena Ruri memperhatikannya. Ayu malu sekali.
“Maafkan aku, Ri! Mulai saat ini aku akan berusaha tuk tak slalu mengharapkan pertolonganmu,” ujar Ayu lirih.
Ruri tersenyum. DIa menepuk pundak Ayu. Betapa leganya Ruri. Ternyata berterus terang pada saat yg tepat itu lebih baik daripada menyimpan masalah.

Oleh: Mudjibah Utami (Bobo No. 05/XXXI)
----------------------------------------------------------------------------------------
Gimana bagus gak cerita dalam cerpen di atas? Kalo adik-adik tertarik dengan cerpen bobo lainnya, silahkan baca aja di sini. Atau bisa juga baca di web bobo, ini dia web resminya: Bobo. Sampai berjumpa lagi di cerpen berikutnya, bey...

Untuk lebih lengkap tentang apa yang sedang Anda cari, Silahkan lihat dalam "Daftar Isi" di tombol menu atas!

Related Post