CERPEN BOBO Kesepuluh, Birbal dan Punggawa Tak Jujur

Cerpen Bobo Kesepuluh Ini Ceritanya Berjudul "Birbal dan Punggawa Tak Jujur", Semoga Adik-Adik Bisa Mengambil Hikmahnya Ya


Cerpen ini bukan kakak yang membuatnya, kakak hanya mengumpulkan cerpen-cerpen yang paling bagus menurut kakak dari berbagai sumber. Tapi sumber yang paling banyak kakak pilih adalah dari web resmi Bobo-nya langsung. Selamat membaca...

CERPEN BOBO, Birbal dan Punggawa Tak Jujur

----------------------------------------------------------------------------------------
Punggawa Bondil terkenal licik. Namun gak seorang pun berani melaporkan kelicikannya itu kepada raja. Sebab, sulit sekali mencari buktinya. Pada suatu hari, Punggawa Bondil iseng menawari seorang lelaki miskin 5 koin emas. Asal, lelaki itu mau berendam di kolam kota, semalam suntuk. Karena butuh uang, lelaki miskin itu bersedia. Malam harinya ia mencebur ke kolam kota. Semalaman dia berendam di situ. Dua penjaga mengawasinya dari pinggir kolam. Mereka menjadi saksi bahwa lelaki itu gak keluar dari kolam semalaman.

Keesokan paginya, barulah lelaki itu keluar dari kolam. Kedua penjaga melapor, gak sedetik pun lelaki miskin ini meninggalkan kolam. Mendengar ini Punggawa Bondil merasa keewa. Ia gak menyangka, lelaki kurus itu bisa bertahan di dinginnya air kolam semalaman.

Punggawa Bondil yg licik itu gak mau kehilangan 5 keping koin emas. Ia lalu mencari akal, mencari-cari kesalahan lelaki itu agar taruhan dibatalkan. Maka ketika lelaki miskin itu datang menagih janji, Punggawa Bondil pun bertanya, "Apakah ada lampu di sekitar kolam itu?"

Lelaki miskin itu menjawab jujur, "Ada, Tuanku. Sebuah lampu teplok, dipakai menerangi jalan. Jaraknya dari kolam kira-kira seratus langkah."

"Apakah kau memandangi lampu jalanan itu?" lanjut Punggawa Bondil.

"Ya, sesekali," jawab lelaki miskin.

"Nah, mengaku kan? Kau tahan berada dlam air kolam karena dibantu panas dari lampu jalanan itu. Kau curang! Kau kalah taruhan!" Dengan kasar Punggawa Bondil mengusir lelaki miskin itu.

Lelaki miskin itu merasa ditipu. Api kecil pada lampu jalanan itu sama sekali gak ada pengaruhnya pada dinginnya air kolam. Punggawa Bondil memang hanya mencari alasan agar gak mengeluarkan uang. Lelaki miskin itu lalu menemui Birbal. Ia adalah pria paling bijaksana di negeri itu. Birbal adalah juga penasehat kepercayaan Kaisar Akbar, penguasa negeri tersebut.

Birbal berjanji, "Besok, perkaramu akan beres."

Esok harinya, gak seperti biasanya, Birbal gak hadir di istana. Ia sama sekali gak memberitahu apa alasannya. Padahal hari itu dia harus menghibur Kaisar Akbar dengan lelucon-lelucon lucunya.

Baginda menjadi gelisah. Ia khawatir jangan-jangan Birbal jatuh sakit. Ia segera mengirim utusan tuk menjenguk Birbal. Gak lama kemudian, utusan Kaisar Akbar kembali ke Istana, "Yang Mulia, Birbal sedang memasak air. Ia akan datang setelah airnya matang," lapornya.

Baginda menunggu. Dua jam telah berlalu. Birbal belum juga menampakkan batang hidungnya. Tiga jam, empat jam, lima jam… Sampai menjelang sore Birbal belum juga muncul di Istana.

"Birbal memasak air seberapa banyak? Dengn apa? Masa, seharian belum juga matang!" batin Kaisar Akbar.

Karena penasaran, baginda datang sendiri menengok Birbal. Kaisar sangat heran ketika melihat apa yg dilakukan penasehatnya itu. Tampak Birbal kerepotan mengembus api kecil agar nyalanya membesar. Sementara panci yg penuh berisi air, tertopang tingggi di atas tiga galah bambu panjang.

Kaisar Akbar menegurnya, "Hai Birbal, apa kamu telah hilang ingatan? Mana mungkin panas api kecil di bawah itu dapat mematangkan air di panci yg berada di pucuk galah bambu? Sampai kiamat sekali pun, airnya tetap saja dingin. Dari siapa kamu belajar memasak seperti itu?"

Birbal menjawab, "Yang Mulia, hamba belajar dari Punggawa Bondil. Menurutnya, orang yg berendam di kolam yg dingin bisa merasa hangat jika menerima panas dari lampu teplok di kejauhan. Jadi, kalau hamba memasak begini, pasti air panci di ujung galah itu juga bisa mendidih." Setelah itu Birbal bercerita tentang taruhan Punggawa Bondil dan si lelaki miskin.

Kaisar Akbar menjadi murka mendengar cerita Birbal. Dia lalu memanggil Punggawa Bondil dan si lelaki miskin. Sekali lagi Kaisar Akbar mendengar penjelasan dari si lelaki miskin. Kini dia tahu persis bagaimana kelicikan Punggawa Bondil.

"Uang lima keping emas itu harus diberikan pada lelaki itu. Dan Punggawa Bondil mulai hari ini diberhentikan dengan gak hormat," begitu keputusan Kaisar Akbar.
----------------------------------------------------------------------------------------
Gimana bagus gak cerita dalam cerpen di atas? Kalo adik-adik tertarik dengan cerpen bobo lainnya, silahkan baca aja di sini. Atau bisa juga baca di web bobo, ini dia web resminya: Bobo. Sampai berjumpa lagi di cerpen berikutnya, bey...

Untuk lebih lengkap tentang apa yang sedang Anda cari, Silahkan lihat dalam "Daftar Isi" di tombol menu atas!

Related Post