CERPEN BOBO Kesembilan, Buku Harian Firli

Cerpen Bobo Kesembilan Ini Ceritanya Berjudul "Buku Harian Firli", Semoga Adik-Adik Bisa Mengambil Hikmahnya Ya


Cerpen ini bukan kakak yang membuatnya, kakak hanya mengumpulkan cerpen-cerpen yang paling bagus menurut kakak dari berbagai sumber. Tapi sumber yang paling banyak kakak pilih adalah dari web resmi Bobo-nya langsung. Selamat membaca...

CERPEN BOBO, Buku Harian Firli

----------------------------------------------------------------------------------------
Firli terkadang iri pada Sofi dan Anto, teman sekelasnya. Mereka berdua punya kepandaian yg mengagumkan.

Sofi pintar sekali bermain piano, selain sekolah, dia juga belajar piano pada Sekolah Musik terkenal. Waktu Firli main ke rumahnya, ada beberapa piala berderet di ruang tamunya. Piala-piala Sofi ketika mengikuti berbagai kontes piano. Kalau ada acara-acara Musik di sekolah pasti Sofi tampil memainkan lagu-lagu klasik dan pop yg membuahkan tepuk tangan para orangtua murid yg hadir…

Anto lain lagi, dia jago melukis. Beberapa kali dia mewakili sekolah pada lomba lukis tingkat sekolah dasar sampai tingkat Nasional. Hampir di semua lomba dia menyabet gelar juara.

Ah, seandainya aku punya kepintaran seperti dia, pasti bangga deh. Mama Papa juga pasti bangga sekali. Dia membaygkan menikmati tepukan tangan penontonnya seusai memainkan sebuah lagu yg indah dengn alunan piano.

Saygnya Firli merasa gak punya kelebihan ato bakat apa-apa yg bisa menonjol seperti mereka. Baca Not Balok aja dia nggak bisa. Melukis? Aduuh, Daffa adiknya yg hobi menggambar sering mencela gambarnya seperti gambar anak TK. Padahal tuk membuat gambar itu Firli sudah kerja keras.

Malam Didie…

Aku berkhayal menjadi seorang pianist terkenal, minimal terkenal di sekolah seperti Sofi. Di hadapan tuts-tuts piano . Dari tarian tanganku di atas bilah hitam putih itu mengalir lagu-lagu yg sangat indah. Membelai telinga dan hati yg menontonku.

Penelitian tlah membuktikan bahwa musik bisa mempengaruhi suasana hati kita. dengn musik yg kumainkan, orang yg sedih bisa mendapat keceriaan, ato bahkan tambah bersedih.

Diary,..kubaygkan tanganku menari, berlari dan meloncat di atas tuts piano….

…dan seterusnya. Setiap hari Firli menuangkan perasaannya dlam buku harian merah muda yg diberinya nama Didie. Dia begitu karena setiap kali bicara pada Mama dan Papa pasti jawabannya sama.

“Setiap orang kan di beri Allah kelebihan dlam dirinya. Namanya Bakat. Sofi dan temanmu Anto itu sudah terlihat bakatnya pada Musik dan Melukis… jadi jangan berkecil hati, Nak…. Suatu saat Firli pasti akan mengetahui kemana Bakat Firli. Bakat bisa membuat orang berprestasi kalau ada kemauan juga…”

Jawaban Papa juga setali tiga uang dengn Mama.

Melukis pegunungan di hadapanku dan menuangkannya ke atas kanvas. Memainkan warna hijau yg meneduhkan pada sawah sawah di kaki gunung. Serta Matahari yg menyembulkan kepalanya diantara lekukan gunung. Masih malas karena ia baru saja keluar dari peraduan….

Tulisnya lagi di malam yg lain tentang betapa inginnya dia bisa seperti Anto yg bisa menghasilkan lukisan indah dari tangannya….

Tante Rima datang di akhir minggu dan menginap semalam. Firli senang bukan kepalang. Tante Rima itu baik sekali. Ia suka menceritakan kejadian-kejadian lucu saat peluncuran buku karangannya. Tante Rima adalah seorang penulis. Beberapa bukunya sudah beredar di toko-toko buku.

“Tante tidur sama aku ya!!” bujuk Firli semangat.

“Beres,Non!”

Malamnya Tante Rima tidur di kamar Firli. Firli bercerita tentang sekolahnya, teman-temannya dan juga keinginan-keinginanya bisa seperti Sofi dan Anto.
Ketika Firli terlelap ia menyelimuti keponakaannya itu dengn selimut pink kesaygan Firli.

Tanpa sengaja Tante Rima menemukan buku harian Firli di bawah bantal. Pelan-pelan dibacanya buku harian itu. Kadang ia tersenyum, kadang ia terlihat serius bahkan sedih. Kata-kata yg tertuang di buku harian itu gak seperti kata-kata yg ditulis oleh anak perempuan berusia 9 tahun. Begitu manis, indah dan menyentuh.

“Ah sayg…. siapa bilang kamu gak punya bakat?” Tante Rima menghela nafas sambil membelai Firli yg terlelap. Ia menutup buku harian itu dan berjalan keluar kamar menemui Mama dan Papa.

“Tante lihat Buku harianku?” Tanya Firli pada Tante Rima yg sedang sarapan bersama Mama dan Papa.

“Ada tuh sama Tantemu..”jawab Papa sambil senyum senyum.

Firli duduk di sebelah Tante Rima dan menatapnya, “Huuuh! Tante baca ya?”

“Waah, semalam tante ketemu buku yg isinya indaah sekali….. karangan anak berusia 9 tahun!!”” kata Tante Rima ikut-ikutan senyum sambil mengerling nakal pada keponakannya,”kata-katanya indah… daya imajinasinya bagus…. eh tau nggak sayg, ternyata kamu itu bakat lho menulis…!”

Firli mengerutkan dahinya bingung, ”Setiap hari juga aku menulis!”

“Bukan menulis biasa,…. Tante lihat Firli mampu menghasilkan rangkaian kata-kata yg bisa bikin pembaca terbawa. Begitu indah dan teratur. Itu bagus! Tante yakin, kalau kamu ikut lomba mengarang pasti kamu menang!”

“Kata Mama juga apa kan Fir…. Setiap orang kan di beri Allah kelebihan dalam dirinya. Bakat adalah sebuah kelebihan. Sepertinya bakatmu adalah menulis. Dengn bakat seperti ini kamu bisa jadi pengarang, bisa ikut lomba-lomba mengarang. Sama seperti Sofi dan Anto. Kamu juga bisa berprestasi seperti mereka, dengn bakat yg ada padamu….” Kata Mama lembut.

“Oya??! Betul Tante? Aku bisa jadi pengarang kayak Tante?”

Tante Rima mengangguk, “Tentu! Dan tante yakin!… Oya bulan depan ada lomba mengarang yg diselenggarakan penerbit buku-buku tante. Kamu ikut ya..?”

Firli merasa terbang melayg. Khayalannya membumbung tinggi. Hatinya sangat gembira. Terimakasih Allah! Doaku tlah Kau Jawab!

Kata-kata indah mengalir dari goresan penaku di kertas. Mengalir indah seperti aliran sungai. Musik dapat memanjakan telinga. Tulisanku memanjakan mata tapi juga hati yg membaca….. Anugrah Allah Swt yg begitu indah…
(Buat Firlita)
----------------------------------------------------------------------------------------
Gimana bagus gak cerita dalam cerpen di atas? Kalo adik-adik tertarik dengan cerpen bobo lainnya, silahkan baca aja di sini. Atau bisa juga baca di web bobo, ini dia web resminya: Bobo. Sampai berjumpa lagi di cerpen berikutnya, bey...

Untuk lebih lengkap tentang apa yang sedang Anda cari, Silahkan lihat dalam "Daftar Isi" di tombol menu atas!

Related Post