CERPEN BOBO Kesembilanbelas, Kisah Para Pedagang Malam

Cerpen Bobo Kesembilanbelas Ini Ceritanya Berjudul "Kisah Para Pedagang Malam", Semoga Adik-Adik Bisa Mengambil Hikmahnya Ya


Cerpen ini bukan kakak yang membuatnya, kakak hanya mengumpulkan cerpen-cerpen yang paling bagus menurut kakak dari berbagai sumber. Tapi sumber yang paling banyak kakak pilih adalah dari web resmi Bobo-nya langsung. Selamat membaca...

CERPEN BOBO, Kisah Para Pedagang Malam

----------------------------------------------------------------------------------------
Suasana malam sepi karena seharian hujan, cahaya bulan redup tertutup mendung yg tersisa. Udara dingin membuat orang enggan keluar rumah. Kepak kelelawar memecah kesunyian, sesekali terdengar lolongan anjing dari kejauhan. Pos ronda yg biasanya sudah ramai menjelang tengah malam, saat ini sepi.
"Ting ting ting," terdengar suara tukang bakso lewat.
"Ting ting ting," tukang bakso berhenti, memarkir gerobagnya di depan pos ronda.
"Ting ting ting," seperti biasa, pos ronda yg terletak di pertigaan gang menuju makam jadi pemberhentian.
"Ting ting ting," tukang bakso sabar menunggu pembeli.
Setelah beberapa saat, dari gang yg menuju makam, terdengar panggilan, ”Bakso, Bang!” Seorang anak laki-laki berwajah pucat dan berpakaian serba putih muncul.
“Bang, baksonya satu mangkok,” kata anak itu tanpa ekspresi.
“Baik, Dik, tunggu sebentar, ya. Abang buatin,” jawab tukang bakso. Suasana tetap sepi. Gak ada percakapan lain sampai dengn baksonya siap.
“Ini, Dik, baksonya,” kata tukang bakso sambil menyodorkan semangkok bakso yg masih mengepulkan asap kepada pemesannya.
“Terima kasih,” jawab anak tersebut.
Setelah itu, sekedar mengisi waktu, tukang bakso merapikan dagangannya. Menumpuk mie kuning agar terlihat dari balik kaca. Mengecek kompor gas, mengecilkan kembali nyala apinya. Mencuci beberapa mangkok yg sudah tertumpuk di ember.
“Semua beres,” pikir tukang bakso, menghembuskan nafas panjang.
Sesaat terdiam, kemudian merasa ada yg janggal. Tukang bakso tengok kanan-kiri, depan-belakang. Mangkok bakso kosong tergeletak di atas aspal, di mulut gang yg menuju makam. Persis di sisi mangkok ada selembar daun kamboja.
“Trus…, di mana anak kecil itu?” tanya tukang bakso dalam hati. Anak itu gak terlihat lagi. Dengan memberanikan diri tukang bakso mengambil mangkok yg ditinggalkan. Kejanggalan kembali dirasakan, di bekas mangkok itu tergeletak, tercium wangi kembang menusuk hidung.
“Jangan-jangan…,” tukang bakso gak berani melanjutkan apa yg ada di pikirannya. Tetapi dia cepat bertindak, mendorong gerobak baksonya menjauh mencari orang yg belum tidur. Syukur-syukur ketemu para peronda.
Menurut cerita warga sekitar, kejadian seperti yg dialami tukang bakso sudah sering terjadi. Dua hari yg lalu, kejadian serupa dialami oleh tukang sate. Sebelumnya, pernah juga menimpa tukang nasi goreng. Maka atas usul beberapa warga, mereka melaporkan kejadian itu kepada Kakek Suryo, sesepuh kampung yg dianggap bisa menyelesaikan masalah.
Malam berikutnya, dibantu beberapa orang warga dan hansip, Kakek Suryo melakukan pengintaian di sekitar lokasi kejadian. Sementara itu, penjual wedang ronde sengaja disuruh mangkal di pos ronda.
“Wedang ronde…, wedang ronde…, teng.., teng.., teng.., ronde.., ronde.”
“Wedang rondenya, Bang,” suara anak kecil dari gang menuju makam. Saat itulah Kakek Suryo dan yg lain datang, membuat kaget anak kecil berwajah pucat yg berpakaian serba putih itu. Berlari menuju pintu belakang rumah sebelah pos ronda.
“Lho, Yoyon..!” teriak Hansip yg biasa ronda di situ, mengenali, “Itu kan Yoyon, anak Pak Darto yg menempati rumah ini.” Saat berlari, sebotol parfum terjatuh dari sakunya.
”Pyaar...,” pecah di atas aspal, di gang yg menuju makam, tercium wangi kembang menusuk hidung.
Tamat
Oleh: aulia dinta
----------------------------------------------------------------------------------------
Gimana bagus gak cerita dalam cerpen di atas? Kalo adik-adik tertarik dengan cerpen bobo lainnya, silahkan baca aja di sini. Atau bisa juga baca di web bobo, ini dia web resminya: Bobo. Sampai berjumpa lagi di cerpen berikutnya, bey...

Untuk lebih lengkap tentang apa yang sedang Anda cari, Silahkan lihat dalam "Daftar Isi" di tombol menu atas!

Related Post