CERPEN BOBO Keduabelas, Asyiknya Berbagi

Cerpen Bobo Keduabelas Ini Ceritanya Berjudul "Asyiknya Berbagi", Semoga Adik-Adik Bisa Mengambil Hikmahnya Ya


Cerpen ini bukan kakak yang membuatnya, kakak hanya mengumpulkan cerpen-cerpen yang paling bagus menurut kakak dari berbagai sumber. Tapi sumber yang paling banyak kakak pilih adalah dari web resmi Bobo-nya langsung. Selamat membaca...

CERPEN BOBO, Asyiknya Berbagi

----------------------------------------------------------------------------------------
"Kak Ita, boleh tidak pinjam pulpennya, satu. Punya aku tintanya habis," Ully merayu kakaknya. Ita menggeleng.

"Aku juga mau pakai."

"Kak Ita, kan, sedang menggambar."

"Memang. Tapi besok aku ada ulangan. Kalau tintanya habis saat sedang ulangan, bagaimana?"

"Yaa... Kak Ita. Pinjam sebentar, soalnya tanggung, aku sedang menyalin. Nanti malam pasti aku ganti dg pulpen baru," Ully merayu lagi.

"Kalau kamu mau beli, ya beli sekarang saja. Kenapa harus nunggu sampai nanti malam."

"Dasar pelit!" Ully pergi sambil merajuk.

Selalu saja begitu. Buku, pinsil, pulpen, selalu saja jadi bahan pertengkaran. Ita memang sulit berbagi.

"Kenapa si orang-orang gak berusaha memenuhi kebutuhannya sendiri. Slalu merepotkan orang lain aja!" Ita bersungut ketika Ully sudah pergi. Tangan Ita sibuk menyelesaikan sketsa gambar yg ditugaskan gurunya. "Nah, sekarang tinggal mewarnai," Ita meraih kotak cat air. Dan…" Ya ampun! Kenapa aku bisa lupa…" Ita terbelalak memandangi tube cat air yg sudah kempes. Satu persatu dipencet-pencet. Kering semua. Ita lupa kalau cat sudah habis. Ia memakainya tuk mewarnai gambar Mickey yg ia pajang di dinding kamar.

"Ully masih punya 'nggak ya?" Ita bergumam. "Ih, buat apa pinjam pada Ully. Itu berarti membari kesempatan padanya tuk meminjam barang-barang aku. Aku beli saja, ah!" setengah berlari Ita keluar dari kamarnya. Di pintu depan dia berpapasan dengan Ully.

"Mau ke mana Kak Ita?" Ully heran melihat kakaknya terburu-buru seperti itu. Ita menunjuk ke depan tanpa menjawab.

"Lapar ya, mau beli pisang goreng..."Ully menggoda. Ita mendelik.

"Makanan saja yg ada di pikiranmu. Beli cat air!"

"Kak Ita..."Ully mau mengucapkan sesuatu tapi gak jadi sebab Ita keburu lari. "Heran, Kak Ita gak pernah mau minta bantuan padaku. Coba kalau dia ngomong sama aku. Pasti aku beritahu kalau di warung depan itu gak ada cat air. Dan aku akan kasih pinjam cat airku," Ully bergumam.

Di dalam kamar Ully menimang-nimang cat air miliknya. "Kak Ita pasti dimarahi Bu Guru kalau gambarnya gak selesai. Aku harus menolongnya. Tapi... biar aja deh. Dia juga pelit," Ully memasukkan lagi kotak cat air ke dalam laci. "Tapi kata Mama kita gak boleh membiarkan orang yg memerlukan pertolongan," Ully mengeluarkan lagi kotak cat airnya. "Aku pinjamkan… jangan… pinjamkan… jangan..." Ully menghitung-hitung jarinya. "Ah… kupinjamkan saja. Kasihan Kak Ita."

Dengan berjingkat-jingkat ia masuk ke kamar Ita. Lalu menaruh kotak cat air di meja belajar. Tapi belum sempat Ully keluar pintu kamar, Ita sudah keburu datang.

"Berani-beraninya kamu masuk kamarku tanpa ijin. Mau apa kamu? "Ita langsung sewot." Ayo keluar!" Ita mendorong Ully keluar kamar sebelum Ully sempat memberi penjelasan. Ita menutup pintu dengan kasar, lalu menghempaskan tubuhnya di kursi. "Uh! Apa yg harus aku lakukan. Gambar harus selesai. Di warung gak ada cat air. Pinjam sama Ully? Amit-amit! Eh, apa itu?" Mata Ita tertumbuk pada sebuah benda di atas meja belajar. Kotak cat air. Dia sangat terkejut ketika membaca sebaris nama di tutup kotak itu. "Ully…" Ita berbisik. "Ully masuk ke kamar aku tuk meminjamkan cat air… Ah, dia pasti ada maunya!" Ita meraih kotak cat air, lalu bergegas menuju kamar Ully.

"Aku gak memerlukan ini. Kamu pasti ingin aku meminjamkan pulpenku," ujar Ita sambil meletakkan kotak cat air di meja Ully. Sejenak Ully bengong. Lalu menggeleng.

"Aku sudah beli tadi. Ini!" Ully mengacungkan pulpen yg baru dibelinya. "Aku pinjamkan itu karena aku tahu Kak Ita pasti memerlukannya."

"Kamu...?" Ita menatap Ully lekat-lekat. Ully mengangguk mantap.

"Pakai saja, isinya masih banyak kok." Ita ragu-ragu. Ully mengangsurkan kotak cat air ke tangan kakaknya. Malu-malu Ita meraihnya, lalu memeluk Ully erat-erat. Ita menyesal selama ini selalu berprasangka buruk pada adiknya. Bahkan pada orang-orang di sekelilingnya. Hari ini Ita sadar. Jika mau berbagi, hidup jadi terasa lebih menyenangkan.
----------------------------------------------------------------------------------------
Gimana bagus gak cerita dalam cerpen di atas? Kalo adik-adik tertarik dengan cerpen bobo lainnya, silahkan baca aja di sini. Atau bisa juga baca di web bobo, ini dia web resminya: Bobo. Sampai berjumpa lagi di cerpen berikutnya, bey...

Untuk lebih lengkap tentang apa yang sedang Anda cari, Silahkan lihat dalam "Daftar Isi" di tombol menu atas!

Related Post