CERPEN BOBO Ke-99, Misteri Hilangnya Mas Dafi

Cerpen Bobo Ke-99 Ini Ceritanya Berjudul "Misteri Hilangnya Mas Dafi", Semoga Adik-Adik Bisa Mengambil Hikmahnya Ya


Cerpen ini bukan kakak yang membuatnya, kakak hanya mengumpulkan cerpen-cerpen yang paling bagus menurut kakak dari berbagai sumber. Tapi sumber yang paling banyak kakak pilih adalah dari web resmi Bobo-nya langsung. Selamat membaca...

CERPEN BOBO, Misteri Hilangnya Mas Dafi

----------------------------------------------------------------------------------------
Senja tiba. Anak-anak yg bermain di luar sudah kembali ke rumah masing-masing. Kecuali Mas Dafi. Ibu mulai gelisah. “Tia tahu gak, Mas Dafi ke mana?” tanyanya cemas. Aku menggeleng.
“Tadi sih, katanya mau pergi ke rumah Rian. Tapi itu sudah lima jam yg lalu, Bu.”
Ibu buru-buru membuka buku telepon dan menelpon ke rumah Rian. Setelah berbicara beberapa saat, wajah Ibu tampak bertambah cemas. Ditutupnya gagang telepon perlahan. “Sudah pulang dari tadi.” Ujarnya, “Kakakmu hanya meminjam novel Rian, lalu pergi.”
“Jangan-jangan Mas Dafi di culik!” celetukku bergurau, Ibu mendelik.
“Jangan bicara sembarangan Tia!” tegurnya. “Tia cuma bercanda, Bu. Tenang saja. Mas Dafi kan gampang lapar. Kalau lapar juga, dia pulang sendiri,” kataku lagi.
Hari mulai gelap. Mas Dafi belum juga tiba di rumah. Kecemasan Ibu tlah bercampur kemarahan. Dibukanya pintu lebar-lebar, siap menyambut kepulangan Mas Dafi dengn jeweran di telinga. Bapak juga mulai menggerutu, “Anak itu bikin cemas orang tua saja!”
Ibu mulai menyusun daftar teman-teman Mas Dafi, dan menelponnya satu demi satu. Tetapi gak ada yg tahu di mana dia berada. Diam-diam kecemasan Bapak dan Ibu menular padaku. Jangan-jangan Mas Dafi benar-benar diculik. Sebentar lagi aka nada telepon dari penculik yg berkata, “Selamat malam! Jangan khawatir, anak anda selamat jika anda menyiapkan satu milyar rupiah!” Ah! Itu sih keterlaluan. Mana mungkin Bapak dan Ibu punya uang sebanyak itu?”
Air mata menggenang di pelupuk mataku. Hatiku sedih sekali. Betapa malangnya nasib Mas Dafi. Sedang apa dia sekarang ya?
“Kita telepon polisi aja, Pak.” Usul Ibu tiba-tiba.
“Ah Ibu, kita tunggu aja dulu. Kalau satu jam lagi dia gak pulang, nanti Bapak yg cari,” kata Bapak.
Satu jam pun berlalu. Mas Dafi belum juga pulang. Ibu mulai terisak-isak. Aku semakin cemas. “Ibu jangan nangis dulu. Mas Dafi pasti pulang sebentar lagi,” rangkulku.
Bapak mengenakan sweaternya. Lalu menuju gudang tuk mengambil senter. Kreaaak… terdengar bunyi engsel pintu gudang yg dibuka Bapak. Tiba-tiba, terdengar teriakan Bapak. Aku dan Ibu berlari kaget menuju gudang. Astaga! Tampak Mas Dafi tidur telentang dengn buku menutupi wajahnya.
“Dafii!” teriak Ibu gemas sambil menjewer telinganya keras-keras. Kasihan Mas Dafi. Dia bangun dengn wajah bingung sambil berteriak-teriak kesakitan. Andai saja Mas Dafi tahu, kecemasan yg terjadi selama dia tertidur di gudang.

----------------------------------------------------------------------------------------
Gimana bagus gak cerita dalam cerpen di atas? Kalo adik-adik tertarik dengan cerpen bobo lainnya, silahkan baca aja di sini. Atau bisa juga baca di web bobo, ini dia web resminya: Bobo. Sampai berjumpa lagi di cerpen berikutnya, bey...

Untuk lebih lengkap tentang apa yang sedang Anda cari, Silahkan lihat dalam "Daftar Isi" di tombol menu atas!

Related Post