CERPEN BOBO Ke-100, Leontin Lusi

Cerpen Bobo Ke-100 Ini Ceritanya Berjudul "Leontin Lusi", Semoga Adik-Adik Bisa Mengambil Hikmahnya Ya


Cerpen ini bukan kakak yang membuatnya, kakak hanya mengumpulkan cerpen-cerpen yang paling bagus menurut kakak dari berbagai sumber. Tapi sumber yang paling banyak kakak pilih adalah dari web resmi Bobo-nya langsung. Selamat membaca...

CERPEN BOBO, Leontin Lusi

----------------------------------------------------------------------------------------
Lusi mempunyai sebuah leontin. Itu pemberian seorang nenek yg pernah ditolongnya. Nenek itu terjatuh ke sungai ketika jembatan di atas sungai patah. Untunglah Lusi ada di situ. Dia melompat ke dlam sungai tuk menolong si Nenek. Sebagai hadiah, Nenek memberikannya leontin itu
“Kalau kau menaruh foto seseorang dlam leontin ini, maka nasib orang itu akan slalu sial,” kata Nenek itu sebelum pergi.
Tentu saja Lusi gak pernah memasukkan foto siapapun ke dlam leontin itu. Dia gak ingin menyakiti siapapun. Leontin itu dia simpan di laci meja riasnya.
Suatu hari, Ruth adiknya melihat leontin itu. Ruth suka sekali berdandan. Dia lalu meminjam leontin itu saat mereka akan pergi ke pasar.
“Kak Lus, aku pinjam leontinmu, ya? Aku pakai ke pasar ya?” ujar Ruth. Lusi mengangguk mengijinkan.
Setiba di pasar, Lusi sibuk berbelanja sesuai daftar belanja dari ibunya. Hari itu, ibu Lusi sibuk harus menengok Nenek yg sakit. Itu sebabnya Lusi mendapat tugas belanja. Ruth berjalan-jalan melihat berbagai dagangan di pasar.
Beberapa saat kemudian, Ruth muncul di dekat Lusi dengn wajah riang.
“Kak, Kak, lihat! Aku menukar leontin tua kakak dengn dua leontin baru ini. Nih, satu buat Kakak, satu buat aku!” kata Ruth gembira.
Lusi memperhatikan kedua leontin itu dengn mata melotot terkejut.
“Astaga Ruth… kamu ditipu! Leontinku terbuat dari perak asli dan ukirannya antik. Leontin ini cuma imitasi murahan. Kamu dapat di mana ini?”
“Aduuh… maaf, Kak! Itu… aku menukar leontin itu di penjual barang antik…” kata Ruth penuh penyesalan.
Lusi dan Ruth segera mendatangi warung si penjual barang antik. Berbagai macam jualannya berjejer di atas meja. Di tenda warung itu tertulis, “BARANG ANTIK ASLI KOLEKSI PAK DOLMI”
Pak Dolmi adalah pria berhidung bengkok, bermata licik. Dia menolak saat Lusi meminta tuk menukar kembali dua leontin itu dengn leontin miliknya.
“Yang sudah dibeli gak bisa dikembalikan!” kata Pak Dolmi sinis.
Ruth menangis meraung-raung karena menyesal. Dia gak mau pulang walau Lusi berusaha membujuknya.
Pak Dolmi memberikan leontin itu pada istrinya.
“Hahaha, pasti kamu habis menipu orang. Aku taruh foto kita berdua ya, di sini,” kata Bu Dolmi yg juga sama liciknya. Dia lalu memasang foto, dia bersama suaminya di dalam leontin itu.
Tak lama kemudian, datang beberapa pembeli ke warung itu.
“Vas bunga ini asli buatan Italia. Lihat, ada tulisannya ‘Made in Italy’” kata Pak Dolmi. Sementara itu, Bu Dolmi melayani pembeli yg ingin membeli payung antik bertuliskan Jepang.
Saat Bu Dolmi menarik payung dari tempatnya, ujung payung menyodok atap tenda. Sisa air hujan yg tertampung di atas tenda, tumpah mengguyur Pak Dolmi yg sedang memegang vas tadi. Tulisan ‘Made In Italy’ di vas itu langsung luntur.
“Penipu! Vas itu cuma keramik biasa!” marah bapak yg ingin membeli vas. Ibu pembeli payung juga ikut-ikutan marah dan gak jadi membeli.
“Cepat keringkan dirimu, Dolmi! Biar aku yg jaga warung!” omel Bu Dolmi. Namun mereka terkejut saat melihat seekor kucing di belakang mereka.
“Bu, kucing itu memakan ikan belanjaanmu!” teriak Pak Dolmi panik.
Bu Dolmi sangat marah. Dia meraih salah satu vas bunga di meja jualannya. “Kucing pencuri! Rasakan ini!” marah Bu Dolmi sambil mengangkat vas itu tinggi-tinggi.
“Jangaaan…” teriak Pak Dolmi panik. Namun terlambat. PRAAANGG…
Vas bunga itu melayg dan jatuh pecah di lantai. Kucing itu lari ketakutan. Bu Dolmi tertawa girang. “Hahaha… aku menakut-nakuti kucing itu dengn vas palsu.
Pak Dolmi hamper pingsan karena lemas. “Palsu? Oooh… vas itu asli, Bu. Itu satu-satunya vas asli buatan Italia di warung kita ini!”
Saat itu seorang nenek datang membawa koin. “Tadi pagi saya membeli teko. Ibu memberi koin ini sebagai kembalian. Apa ibu gak salah member kembalian?” kata Nenek itu.
“Itu kan koin uang asing. Mana mungkin saya kasih kembalian pakai uang asing. Memang saya penipu!” omel Bu Dolmi yg masih jengkel.
“Ooh, kalau ini bukan koin-mu, ya gak apa-apa. Tapi kata cucu saya, koin ini antik dan harganya mahal sekali. Ya sudah. Saya akan simpan saja koin ini,” kata Nenek itu lalu pergi.
Bu Dolmi sangat kaget. Dia menangis kesal karena sangat teledor.
“Tenang saja, Bu. Tuh lihat, ada anak kecil. Kita akan mendapat keuntungan darinya,” bisik Pak Dolmi.
Seorang anak perempuan memakai gelang emas, datang ke warung mereka. “Nak, ayo tukar gelangmu itu dengn lima gelang yg bagus-bagus,” bujuk Pak Dolmi, sambil memamerkan gelang imitasi yg berkilau. Anak perempuan itu sangat gembira. Dia segera melepas gelang emasnya.
Lusi masih ada di situ dan melihat kejadian itu. Dia langsung berteriak, “Jangan, jangan berikan gelang emasmu! Dia penipu!”
Saat itu, datanglah seorang bapak berseragam polisi. Dia tampak marah dan merebut gelang emas yg diberikan anak perempuan tadi.
“Berani-beraninya kamu menipu anakku! Ayo, ikut aku ke kantor polisi!”
Akhirnya Pak Dolmi dan Bu Dolmi dibawa ke kantor polisi. Lusi mendapatkan kembali leontin peraknya. Dia gak melepas foto Pak Dolmi dan Bu Dolmi. “Biar saja tuk sementara foto mereka tetap di dlam leontin ini. Semoga mereka slalu gak beruntung dlam menipu orang.”

----------------------------------------------------------------------------------------
Gimana bagus gak cerita dalam cerpen di atas? Kalo adik-adik tertarik dengan cerpen bobo lainnya, silahkan baca aja di sini. Atau bisa juga baca di web bobo, ini dia web resminya: Bobo. Sampai berjumpa lagi di cerpen berikutnya, bey...

Untuk lebih lengkap tentang apa yang sedang Anda cari, Silahkan lihat dalam "Daftar Isi" di tombol menu atas!

Related Post