CERPEN BOBO Ke-98, Mengapa Beo Slalu Menirukan Suara

Cerpen Bobo Ke-98 Ini Ceritanya Berjudul "Mengapa Beo Slalu Menirukan Suara", Semoga Adik-Adik Bisa Mengambil Hikmahnya Ya


Cerpen ini bukan kakak yang membuatnya, kakak hanya mengumpulkan cerpen-cerpen yang paling bagus menurut kakak dari berbagai sumber. Tapi sumber yang paling banyak kakak pilih adalah dari web resmi Bobo-nya langsung. Selamat membaca...

CERPEN BOBO, Mengapa Beo Slalu Menirukan Suara

----------------------------------------------------------------------------------------
Dahulu kala, hewan-hewan di hutan dapat berbicara seperti manusia. Mereka bercakap, bekerja sambil bercakap, juga hidup rukun dan damai. Pada suatu hari Ibu Peri Penjaga Hutan mengumpulkan penghuni rimba. Dia berkata,
“Anak-anakku, Sang Pencipta tlah menciptakan makhluk baru. Namanya manusia. Sang Pencipta memutuskan bahwa manusialah yg akan berbicara dengn bahasa kita. Dan kita diperintahkan tuk mencari bahasa dan suara baru tuk kita pakai mulai saat ini.”

Pada mulanya para penghuni rimba terkejut. Namun mereka sadar bahwa gak mungkin menolak kehendak Sang Pencipta.
“Ibu Peri Penjaga Hutan, kami tunduk kepada kehendak Sang Pencipta. Tapi sekarang kami belum bisa mencari bahasa baru tuk kami pakai. Berilah kami waktu,” ujar Singa mewakili teman-temannya.

“Aku mengerti. Kalian diberi waktu satu minggu. Kalian akan berkumpul lagi disini dan memberitahu padaku bahasa apa yg kalian pilih. Setlah itu, pakailah bahasa serta suara itu, dan lupakan bahasa manusia.”
Maka pulanglah penduduk hutan ke tempat masing-masing. Mereka mulai berpikir keras tuk mencari suara yg gagah dan cocok tuk mereka masing-masing.

Begitulah, hari demi hari penduduk hutan sibuk bersuara. Mencari-cari suara yg akan mereka pakai selanjutnya. Singa yg tlah dinobatkan sebagai raja hutan karena keberaniannya, lebih dahulu memilih suara mengaum.
“Aouuuuum,” katanya dengn gagah memamerkan suaranya. Penduduk hutan yg lain senang mendengarnya. Mereka merasa suara itu pas benar dengn bentuk tubuh singa yg gagah.

Tapi gak semua hewan senang mendengarnya. Burung Beo yg usil malah menertawakan suara itu.
“Hahaha, mirip orang sakit gigi,” cetus Beo sambil tertawa terbahak-bahak.
Singa sangat malu mendengarnya.
Begitulah, hari berganti hari, semuanya mencoba berbagai suara kecuali Beo. Dia sibuk mengejek suara-suara yg berhasil ditemukan.
“Hahaha, seperti suara pintu yg gak diminyaki,” ejek Beo kepada Jangkrik yg menemukan suara berderik.
“Hahaha, kudengar nenek-nenek tertawa,” ejeknya kepada Kuda.
“Ban siapa yg bocor? Hahaha,” dia menertawakan suara desis Ular.
Begitulah pekerjaan Beo setiap hari. Dia sibuk mengintip dan menertawakan penduduk hutan lainnya yg mencoba suara baru. Teman-temannya gak dapat berbuat apa-apa. Mereka malu dan langsung menghindar dari Beo. Tapi Beo slalu berhasil menemukan dan menirukan suara mereka.
“Mbeeeek,” tirunya ketika melihat Kambing.
“Ngok-ngooook,” tirunya ketika melihat Babi.

Tak terasa sudah satu minggu. Penduduk hutan harus berkumpul kembali tuk mengumumkan suara yg mereka pilih.
Ibu Peri Penjaga Hutan memanggil mereka satu per satu. Beo saja yg masih saja tertawa. Dia pikir teman-temannya bodoh, karena suara yg mereka temukan lucu-lucu.

Tibalah giliran Beo tuk mengumumkan suara barunya. Dia maju ke depan.
“Mbeeeek,” jeritnya.
“Hei itu suaraku,” kata Kambing.
Yang lain tertawa.
Beo tertegun. Dia baru sadar, selama ini dia terlalu sibuk mengejek teman-temannya sehingga lupa tuk mencari suaranya sendiri.
“Muuu,…guk-guk,…meong,” Beo panik. Dia menirukan saja suara yg pernah dia dengar. Tentu saja Sapi, Anjing, dan Kucing tertawa terbahak-bahak.
Beo sangat malu. Akhirnya dia menangis tersedu-sedu. Dia minta maaf kepada teman-temannya.

Dengn tersenyum Ibu Peri Penjaga Hutan berkata, “Sudahlah, kamu akan tetap kuhadiahkan sebuah suara. Tapi sebagai pelajaran, kau akan tetap menirukan suara orang, sehingga kau akan ditertawakan selamanya.”
Begitulah riwayatnya, mengapa burung beo slalu menirukan suara-suara.

Oleh: Maria Erliza (Bobo No. 8/XXX)
----------------------------------------------------------------------------------------
Gimana bagus gak cerita dalam cerpen di atas? Kalo adik-adik tertarik dengan cerpen bobo lainnya, silahkan baca aja di sini. Atau bisa juga baca di web bobo, ini dia web resminya: Bobo. Sampai berjumpa lagi di cerpen berikutnya, bey...

Untuk lebih lengkap tentang apa yang sedang Anda cari, Silahkan lihat dalam "Daftar Isi" di tombol menu atas!

Related Post