Cerpen Bobo Ke-82 Ini Ceritanya Berjudul "Tikus dan Burung Nasar", Semoga Adik-Adik Bisa Mengambil Hikmahnya Ya
Cerpen ini bukan kakak yang membuatnya, kakak hanya mengumpulkan cerpen-cerpen yang paling bagus menurut kakak dari berbagai sumber. Tapi sumber yang paling banyak kakak pilih adalah dari web resmi Bobo-nya langsung. Selamat membaca...
CERPEN BOBO, Tikus dan Burung Nasar
----------------------------------------------------------------------------------------
Ada seorang tikus yg ingin mengembara dengn membawa sebuah buntalan. Sejak pagi, Tikus berjalan tanpa henti. Akhirnya, dia merasa lelah. Tikus itu memutuskan tuk beristirahat.“Sebaiknya aku duduk-duduk sebentar di bawah pohon. Lalu melanjutkan perjalananku, mendaki gunung yg tinggi itu,” gumamnya.
Akan tetapi, angin bertiup semilir. Tikus yg hanya ingin beristirahat, akhirnya malah tertidur lelap. Dalam tidurnya, dia bermimpi. Dia melihat ibunya turun dari langit dengn memakai parasut.
Pada saat yg sama, seekor burung nasar terbang rendah. Dia melihat Tikus yg tidur nyenyak itu. Dia mengira tikus sudah mati. Dia lalu mencengkram si Tikus dan membawanya terbang ke atas gunung. Sang Tikus tetap tertidur lelap.
“Pik…pik…pik..” suara tangisan anak-anak burung Nasar membangunkan si Tikus. Dia sangat terkejut ketika tahu dirinya telah berada di dalam sarang burung nasar di puncak gunung yg tinggi. “Pik…pik…pik,” suara itu berisik sekali.
Tiba-tiba, dari atas kepalanya terdengar suara besar, “Hei, kenapa kalian? Jangan menangis! Lihat! Ibu bawakan seekor tikus lezat tuk kalian!”
Sang Tikus gemetar ketakutan. Namun anak-anak burung Nasar itu tetap menangis gaduh, “Pik…pik…pik”
“Kenapa? Apa kalian tak lapar? Ayo, jangan menangis! Aduh, berisik! Diamlah!” kata Induk Nasar. Tetapi, anak-anak burung Nasar itu tetap menangis. “Pik…pik…pik…,”
Sang burung nasar akhirnya sadar, “Aaa! Tikus ini masih hidup, ya?!”
Si Tikus gemetar ketakutan. “Hei, Tikus! Ayo pikirkan cara menghentikan tangis anak-anakku! Kalau kau berhasil, kau boleh pergi!” kata induk burung Nasar.
Sang Tikus akhirnya mencoba bermacam-macam gaya dan gerakan tuk menghentikan tangisan anak-anak burung itu. Namun tangisan anak-anak burung itu tak juga berhenti. Si Tikus kemudian berfikir, “Mungkin anak-anak ini sakit. Apa kau punya obat yg manjur?” Tanya Tikus pada induk Nasar.
“Sakit? Obat apa yg manjur? Apa kau punya?” Tanya Nasar khawatir.
“Wah, obat-obatan milikku ada di dalam buntalanku yg tertinggal di bawah sana!” kata Tikus.
“Oh, baiklah, akan aku ambilkan!” kata induk burung Nasar sambil terbang.
“Ya, sekarang saatnya!” si Tikus siap melarikan diri.
Akan tetapi, induk burung Nasar itu terbang dengn cepat. Dalam sekejap dia sudah kembali membawa buntalan milik si Tikus. Tikus melompat masuk ke dalam celah yg ada di tebing. “Hei! Tunggu!” teriak burung Nasar.
Induk burung mengejar dan berusaha masuk ke dlam celah tempat tikus bersembunyi. Kepala dan lehernya berhasil lolos, sementara badannya menggelepar di luar, terjepit di antara celah yg sempit. Karena badan Tikus itu kecil, dia dapat keluar dari celah yg lainnya.
Apa yg terjadi? Melihat kejadian lucu itu, anak-anak burung Nasar tertawa terpingkal-pingkal. Tikus lalu mengeluarkan sekaleng cokelat dari buntalannya. Dia memberikan satu persatu kepada anak-anak burung Nasar sambil berkata, “Ini obatnya, silakan dimakan!”
Akhirnya, sang induk berhasil mengeluarkan lehernya dari jepitan celah tebing. Dia terheran-heran melihat anak-anaknya sudah berhenti menangis dan sedang tertawa senang.
“Maaf, ya! Saya sudah berbuat tak baik padamu, Tikus!” katanya.
Sang induk burung Nasar menaikkan si Tikus ke punggungnya dan membawanya terbang melawati gunung dan sungai-sungai. Lalu menurunkannya di sebuah kapal yg sedang berlayar. Kini, sang Tikus bisa mengembara tanpa harus lelah berjalan. Dia pun bisa tidur dengn nyenyak.
----------------------------------------------------------------------------------------
Gimana bagus gak cerita dalam cerpen di atas? Kalo adik-adik tertarik dengan cerpen bobo lainnya, silahkan baca aja di sini. Atau bisa juga baca di web bobo, ini dia web resminya: Bobo. Sampai berjumpa lagi di cerpen berikutnya, bey...
Untuk lebih lengkap tentang apa yang sedang Anda cari, Silahkan lihat dalam "Daftar Isi" di tombol menu atas!