Cerpen Bobo Ke-80 Ini Ceritanya Berjudul "Tino Mencari Ibu", Semoga Adik-Adik Bisa Mengambil Hikmahnya Ya
Cerpen ini bukan kakak yang membuatnya, kakak hanya mengumpulkan cerpen-cerpen yang paling bagus menurut kakak dari berbagai sumber. Tapi sumber yang paling banyak kakak pilih adalah dari web resmi Bobo-nya langsung. Selamat membaca...
CERPEN BOBO, Tino Mencari Ibu
----------------------------------------------------------------------------------------
Tino si ulat senang sekali berkeliling. Dia berteduh di bawah pohon dekat danau. Dia melihat ibu angsa dan anak-anaknya yg sedang bermain dengn riang gembira. Di atas pohon, tampak juga ibu merpati sedang bernyanyi ceria bersama anak-anaknya. Beberapa ikan juga sedang berenang kesana-kemari mengikuti induknya.“Kenapa semua punya ibu dan saudara? Kenapa aku cuma sendirian? Di mana Ibu dan saudara-saudaraku? Pasti senang kalau punya Ibu dan saudara-saudara,” pikir Tino dlam hati.
Tino lalu mendekati Bu Kiki Kijang.
“Apakah kau ibuku?” Tanya Tino.
Bu Kiki Kijang menggeleng. “Tentu saja bukan,” katanya.
Tino lalu mendekati Bu Cati Kucing.
“Apakah kau ibuku?” Bu Cati Kucing juga menggeleng. Tino berkeliling dan bertanya pada beberapa induk hewan yg ditemuinya. Namun mereka semua menggeleng. Tino akhirnya lelah dan beristirahat di sehelai daun pohon jambu yg gugur di tanah. Di situlah dia lahir beberapa hari lalu.
Tak lama kemudian, datanglah Bu Cici Kelinci mencari jambu-jambu yg berguguran tuk makan siang. Tino pun bertanya.
“Apakah kau ibuku?” Bu Cici kaget melihat Tino yg tiba-tiba muncul dari balik daun.
“Oh, bukan, aku bukan ibumu. Bentuk kita berbeda, kan?”
Tino sedih sekali mendengarnya. Bu Cici Kelinci berkata lagi, “Eeh, tapi sepertinya aku pernah melihat binatang sepertimu di dalam lubang di sebelah selatan sana.”
“Benarkah?” wajah Tino berubah cerah.
“Mari kuantar kau kesana. Siapa tahu keluargamu ada di sana.”
Tino lalu merayap naik ke punggung Bu Cici Kelinci. Beberapa saat kemudian mereka tiba di lubang itu. Tino mengucapkan terima kasih. Lalu merayap masuk ke dlam lubang yg ditunjuk Bu Cici Kelinci.
Di dlam lubang itu, dia bertemu dengn sepuluh hewan yg bentuknya sama dengnnya. Cuma mereka jauh lebih panjang dan besar.
“Siapa kamu?” Tanya seekor hewan terpanjang sambil menjulurkan lidahnya.
“Aku Tino. Apa kau ibuku?” Tanya Tino.
“Tak mungkin! Aku Cuma menetaskan 9 telur di sarangku ini. Lagipula kami tak berbulu sepertimu. Kami bersisik. Kami keluarga ular.”
Tino sedih sekali. Dia merayap keluar dari lubang itu sambil meneteskan air mata. Tino kembali ke tempat Bu Cici Kelinci.
“Tenanglah Tino, mungkin ibumu sedang mencari makanan tukmu. Sabarlah dan tinggalah di rumahku. Aku akan berkeliling dan bertanya pada semua binatang di hutan ini, apakah mereka melihat ibumu,” bujuk Bu Cici.
Akhirnya Tino tinggal bersama Bu Cici Kelinci. Dengn gembira dia bermain bersama anak-anak Bu Cici.
Suatu hari, Tino menghilang. Anak-anak kelinci mencari kesana-kemari tapi tak menemukannya. Bu Cici pun ikut sedih. Dia bertanya pada semua binatang yg ditemuinya. Tapi tak ada yg tahu di mana Tino berada.
Beberapa hari kemudian, ketika Bu Cici Kelinci sedang mencari jambu tuk makan siang, tiba-tiba ada yg menyapanya.
“Halo Bu Cici!”
Bu Cici kaget. Dia menengok ke kanan kiri, tapi tak ada seekor hewan pun. Tapi kemudian dia melihat seekor kupu-kupu warna kuning terbang mengelilinginya.
“Siapa kamu? Apa kau tadi yg memanggilku?”
“Ya, aku yg memanggilmu Bu Cici. Ini aku, Tino.”
“Tino?” Bu Cici bingung. Tino hinggap di telinga Bu Cici dan bercerita.
“Bu, maafkan aku. Kemarin pergi tanpa pamit. Aku harus berpuasa dan menjadi kepompong. Aku baru tahu kalau aku bisa berubah menjadi kupu-kupu. Aku juga baru tahu kalau ibuku adalah seekor kupu-kupu.”
“Oh, syukurlah Tino, akhirnya kau tahu siapa ibumu. Tak disangka. Kau berubah menjadi kupu-kupu yg tampan.”
“Saya ingin berterima kasih karena Bu Cici sudah merawat saya beberapa hari ini. Sekarang saya harus bergabung dengn kupu-kupu lain. Selamat tinggal.”
“Ya, Tino, pergilah. Selamat jalan, ya!”
Akhirnya, Tino bergabung dengn gerombolan kupu-kupu. Dia sangat bahagia karena kini bisa berkumpul bersama saudara-saudaranya.
----------------------------------------------------------------------------------------
Gimana bagus gak cerita dalam cerpen di atas? Kalo adik-adik tertarik dengan cerpen bobo lainnya, silahkan baca aja di sini. Atau bisa juga baca di web bobo, ini dia web resminya: Bobo. Sampai berjumpa lagi di cerpen berikutnya, bey...
Untuk lebih lengkap tentang apa yang sedang Anda cari, Silahkan lihat dalam "Daftar Isi" di tombol menu atas!