CERPEN BOBO Ke-45, Peramal Istana

Cerpen Bobo Ke-45 Ini Ceritanya Berjudul "Peramal Istana", Semoga Adik-Adik Bisa Mengambil Hikmahnya Ya


Cerpen ini bukan kakak yang membuatnya, kakak hanya mengumpulkan cerpen-cerpen yang paling bagus menurut kakak dari berbagai sumber. Tapi sumber yang paling banyak kakak pilih adalah dari web resmi Bobo-nya langsung. Selamat membaca...

CERPEN BOBO, Peramal Istana

----------------------------------------------------------------------------------------
Shallu sangat mencintai istrinya, Rawina. Apa saja yg diinginkan istrinya dia berusaha menurutinya. Meski tuk itu Shallu harus bekerja keras sebagai penjual buah keliling. Sampai suatu hari istrinya meminta Shallu tuk berganti pekerjaan.
“Aku ingin kau jadi pejabat istana, suamiku,” pinta Rawina.
“Mengapa harus jadi pejabat istana?” tanya Shallu bingung.
“Tadi siang aku pergi ke pasar. Tapi pasar itu ditutup tuk umum selama beberapa waktu karena ada istri pejabat istana yg sedang berbelanja. Hal ini sudah seringkali terjadi,” cetus Rawina dengn nada iri.
Shallu yg malang terpaksa berpikir keras tuk mewujudkan keinginan istrinya. Keesokan harinya dia membeli tikar, dupa, buku-buku ramalan, dan seperangkat alat yg biasa digunakan para tukang ramal lainnya. Kemudian dia menggelar perabotannya tak jauh dari gerbang istana.
Kebetulan saat itu, sang Ratu yg hendak mandi menyuruh seorang daygnya tuk menyimpan anting-antingnya di tempat aman. Dayg yg tahu bahwa dirinya sering pelupa, menyimpannya di lubang tembok kamarnya. Tak lupa dia menyimpan sehelai rambut sebagai tanda di lubang itu.
Namun kesibukan dayg itu membuat lupa. Maka ketika sang Ratu bertanya tentang anting-antingnya, dayg itu kalang kabut mencarinya. Masalahnya, anting-anting itu adalah perhiasan kesaygan ratu. Hukuman terberat bisa saja ditimpakan padanya.
Dayg pelupa itu berusaha kabur dari istana. Tapi di pintu gerbang dia melihat seorang peramal tengah duduk serius. Dayg itu berharap peramal itu dapat membantunya.
“Saya dalam bahaya, Pak. Saya lupa tempat menyimpan anting-anting Ratu. Jika Bapak bisa mengingatkan saya tempatnya, saya akan berterimakasih sekali,” kata dayg itu.
Peramal itu gak lain adalah Shallu. Dia sedang melamun saat dayg itu datang. Diingatnya wajah istrinya yg cantik. Yang membuatnya jatuh cinta kepadanya adalah rambut istrinya yg panjang dan hitam mengkilat. “Ya, rambut itu … rambut itu,” gumam Shallu.
Dayg itu terkejut mendengar kata-kata Shallu. Dia segera teringat lobang tembok yg ditandai rambutnya. Segera saja dia kembali ke istana setelah mengucapkan terimakasih. Dicarinya anting-anting milik Ratu. Sambil menyerahkan anting-anting Ratu, dayg itu langsung menceritakannya kepada baginda Raja.
Tak berapa lama kemudian Shallu pun diminta tuk bekerja di istana. Dia diangkat Raja sebagai peramal istana. Rawina merasa bangga dengn pengangkatan itu. Namun Shallu malah menjadi cemas, karena dia memikirkan akibat yg harus ditanggungnya jika Raja mengetahui hal sebenarnya.
Beberapa hari setelah Shallu menjadi peramal istana, Raja memanggilnya tuk sebuah tugas. Shallu diminta menangkap pencuri yg telah mengambil sejumlah perhiasan milik Ratu.
“Aku memberimu waktu tujuh hari. Jika gagal, kau dan istrimu akan dihukum,” titah Raja.
Shallu semakin bingung. Jika hukuman itu untuknya saja, bukan masalah. Tapi dia gak mau istrinya ikut dihukum. Akhirnya begitu tiba di rumah dia hanya dapat menyerahkan tujuh butir kacang yg dimasukkannya ke dalam botol kepada istrinya
“Berikan padaku satu butir kacang setiap malam menjelang tidur. Sehingga aku ingat, pada kacang terakhir nanti kita harus pergi meninggalkan negeri ini keesokan harinya,” kata Shallu.
Rawina hanya dapat mengangguk sambil menahan tangis. Dia mulai mengerti betapa dirinya terlalu serakah. Permintaannya membuat dia dan suaminya dalam keadaan bahaya.
Tanpa mereka duga, jumlah kawanan pencuri perhiasan istana itu berjumlah tujuh orang. Mereka juga mendengar perintah sang Raja kepada Shallu. Maka tuk mengetahui kehebatan Shallu, kawanan pencuri itu menyelidiki tempat kediaman Shallu.
Pada malam harinya salah seorang pencuri naik ke atap rumah dan mendengar percakapan Shallu dan Rawina tentang pencurian di istana. Sambil bicara, Rawina menyerahkan biji kacang kepada Shallu.
“Suamiku, ini yg pertama,” katanya sambil mengingatkan Shallu.
Shallu memperhatikan biji kacang di tangannya. “Ya, yg pertama. Sangat hitam,” sahut Shallu.
Rupanya pencuri itu mengartikannya lain. Dia mengira Shallu dan istrinya mengetahui kedatangannya. Segera saja dia berlari menemui pimpinan pencuri.
“Bos, rupanya peramal itu sudah mengetahui kita. Bahkan dia tahu warna kulitku segala,” kata pencuri yg berkulit hitam itu.
Pimpinan pencuri itu menyuruh anak buahnya mendatangi Shallu. Semuanya bertambah yakin akan kehebatan Shallu. Hingga akhirnya pimpinan pencuri itu datang sendiri ke rumah Shallu. Pada saat itu pula Rawina memberikan biji kacang yg ketujuh.
“Ya, inilah yg terakhir. Dan ini yg terbesar di antara lainnya,” komentar Shallu.
Pimpinan pencuri itu merasa panik mendengarnya. Dengn cepat dia kemudian keluar dari persembunyiannya dan bersujud di kaki Shallu. “Maafkan kami. Tuan. Kami berjanji gak akan mencuri. Kami akan mengembalikan perhiasan yg kami curi. Tapi tolong bebaskan kami,” kata pemimpin pencuri itu. .
Shallu sangat terkejut dengn kejadian itu. Dia masih belum menyadarinya sampai kawanan pencuri itu mengembalikan seluruh perhiasan yg mereka curi. Baginda Raja sangat terkesan dengn kehebatan Shallu meski pencuri itu gak ditangkap. Dia memberikan Shallu hadiah.
Sehari kemudian Rawina meminta Shallu agar mereka berkata terus terang kepada Raja karena mereka kini slalu merasa cemas. Shallu kembali berpikir keras tuk keluar dari istana. Satu-satunya jalan adalah dia pura-pura menjadi gila!
Maka siang harinya dia sengaja keluar dari kamar mandi tanpa berpakaian lengkap. Sambil berlari dia menuju ruang singgasana Raja. Tentu saja orang-orang bingung melihat tingkahnya. Apalagi ketika kemudian Shallu menggendong baginda Raja.
Tapi lagi-lagi, keajaiban terjadi. Tiba-tiba atap di atas singgasana Raja roboh. Beberapa orang tewas seketika, namun baginda Raja selamat karena digendong oleh Shallu.
“Dia benar-benar pejabat istana yg setia. Mengetahui Raja akan celaka, dia keluar dari kamar mandi meski belum selesai berpakaian tuk menyelamatkan Raja,” seluruh rakyat membicarakan kehebatan Shallu.
Raja semakin sayg terhadap Shallu. Namun demikian Shallu dan Rawina memutuskan tuk berterus terang sehingga Raja pun menyadari bahwa gak ada satu hal pun yg dapat diramalkan oleh manusia. Shallu tetap diangkat menjadi pejabat istana. Jabatannya bukan sebagai peramal, melainkan penasihat Raja.
----------------------------------------------------------------------------------------
Gimana bagus gak cerita dalam cerpen di atas? Kalo adik-adik tertarik dengan cerpen bobo lainnya, silahkan baca aja di sini. Atau bisa juga baca di web bobo, ini dia web resminya: Bobo. Sampai berjumpa lagi di cerpen berikutnya, bey...

Untuk lebih lengkap tentang apa yang sedang Anda cari, Silahkan lihat dalam "Daftar Isi" di tombol menu atas!

Related Post