Cerpen Bobo Ke-44 Ini Ceritanya Berjudul "Peri dan Hutan Berkabut", Semoga Adik-Adik Bisa Mengambil Hikmahnya Ya
Cerpen ini bukan kakak yang membuatnya, kakak hanya mengumpulkan cerpen-cerpen yang paling bagus menurut kakak dari berbagai sumber. Tapi sumber yang paling banyak kakak pilih adalah dari web resmi Bobo-nya langsung. Selamat membaca...
CERPEN BOBO, Peri dan Hutan Berkabut
----------------------------------------------------------------------------------------
Di sebuah desa hiduplah seorang anak perempuan yg lugu. Sheila namanya. Dia senang sekali bermain di tepi hutan. Ibunya slalu mengingatkannya agar gak terlalu jauh masuk ke hutan. Penduduk desa itu percaya, orang yg terlalu jauh masuk ke hutan, tak akan pernah kembali. Bagian dlam hutan itu diselubungi kabut tebal. Tak seorang pun bisa menemukan jalan pulang jika sudah tersesat. Sheila slalu mengingat pesan ibunya. Namun dia juga penasaran ingin mengetahui daerah berkabut itu.Setiap kali pergi bermain, ibu Sheila slalu membekalinya dengn sekantong kue, permen, coklat, dan sebotol jus buah. Sheila sering datang ke tempat perbatasan kabut di hutan. Dia duduk di bawah pohon dan menikmati bekalnya di sana. Sheila ingin sekali melangkahkan kakinya ke dalam daerah berkabut itu. Namun dia takut.
Suatu kali, seperti biasa Sheila datang ke daerah perbatasan kabut. Seperti biasa dia duduk menikmati bekalnya. Tiba-tiba Sheila merasa ada beberapa pasang mata memperhatikannya. Dia mengarahkan pandangan ke sekeliling tuk mencari tahu. Namun Sheila tak menemukan siapa-siapa.
“Hei! Siapa pun itu, keluarlah! Jika kalian mau, kalian bisa makan kue bersamaku,” teriak Sheila penasaran.
Mendengar tawaran Sheila, beberapa makhluk memberanikan diri muncul di depan Sheila. Tampak tiga peri di hadapan Sheila. Tubuh mereka hanya separuh tinggi badan Sheila. Di punggungnya ada sayap. Telinga mereka berujung lancip. Dengn takut-takut mereka menghampiri Sheila. Anak kecil pemberani itu tanpa ragu-ragu menyodorkan bekalnya tuk dimakan bersama-sama. Peri-peri itu bernama Pio, Plea, dan Plop. Ketiga peri itu kakak beradik.
Sejak saat itu Sheila dan ketiga kawan barunya sering makan bekal bersama-sama. Kadang mereka saling bertukar bekal. Suatu hari Sheila bertanya kepada ketiga temannya,
“Pio, Plea, Plop. Mengapa ada daerah berkabut di hutan ini? Apa isinya? Dan mengapa tak ada yg pernah kembali? Kalian tinggal di hutan sebelah mana?” tanya Sheila penuh ingin tahu. Mendengar pertanyaan Sheila ketiga peri itu saling bertukar pandang. Mereka tahu jawabannya namun ragu tuk memberi tahu Sheila. Setelah berpikir sejenak, akhirnya mereka memberitahu rahasia hutan berkabut yg hanya diketahui para peri.
“Para peri tinggal di balik hutan berkabut. Termasuk kami. Kabut itu adalah pelindung agar tak seorang pun bisa masuk ke wilayah kami tanpa izin. Kami tiga bersaudara adalah peri penjaga daerah berkabut. Jika kabut menipis, kami akan meniupkannya lagi banyak-banyak. Jika ada tamu yg tak diundang masuk ke wilayah kami, kami segera membuatnya tersesat,” jelas Pio, Plea, Plop.
Sheila terkagum-kagum mendengarnya. “Bisakah aku datang ke negeri kalian suatu waktu?” tanya Sheila berharap. Ketiga peri itu berembuk sejenak.
“Baiklah. Kami akan mengusahakannya,” kata mereka.
Tak lama kemudian Sheila diajak Pio, Plea dan Plop ke negeri mereka. Hari itu Sheila membawa kue, coklat, dan permen banyak-banyak. Sebelumnya, Sheila didandani seperti peri oleh ketiga temannya. Itu supaya mereka bisa mengelabui para peri lain. Sebenarnya manusia dilarang masuk ke wilayah peri. Ketiga teman Sheila ini juga memberi kacamata khusus pada Sheila. Dengn kacamata itu Sheila bisa melihat dengn jelas.
Daerah berkabut penuh dengn berbagai tumbuhan penyesat. Berbagai jalan yg berbeda nampak sama. Jika gak hati-hati maka akan tersesat dan berputar-putar di tempat yg sama. Dengn bimbingan Pio, Plea, dan Plop akhirnya mereka semua sampai ke negeri peri. Di sana rumah tampak mungil. Bentuknya pun aneh-aneh. Ada rumah berbentuk jamur, berbentuk sepatu, bahkan ada yg berbentuk teko. Pakaian mereka seperti kostum tuk karnaval. Kegiatan para peri pun bermacam-macam. Ada yg mengumpulkan madu, bernyanyi, membuat baju dari kelopak bunga… Semua tampak riang gembira.
Sheila sangat senang. Dia diperkenalkan kepada anak peri lainnya. Mereka sangat terkejut mengetahui Sheila adalah manusia. Namun mereka senang bisa bertemu dan berjanji tak akan memberi tahu ratu peri. Rupanya mereka pun ingin tahu tentang manusia. Mereka bermain gembira. Sheila dan para anak peri berkejar-kejaran, bernyanyi, bercerita dan tertawa keras-keras. Mereka juga saling bertukar makanan. Pokoknya hari itu menyenangkan sekali.
Tiba-tiba ratu peri datang. “Siapa itu?” tanyanya penuh selidik.
“Ratu, dia adalah teman hamba dari hutan utara,” jawab Plop takut. Dia terpaksa berbohong agar Sheila tak ketahuan.
Ratu peri memperhatikan Sheila dari ujung rambut sampai ujung kaki. Setelah itu dia pergi. Sheila bermain lagi dengn lincah. Namun sayg dia terpeleset. Sheila jatuh terjerembab. Ketika itu cuping telinga palsunya copot. Ratu peri melihat hal itu. dia amat marah.
“Manusia! Bagaimana dia bisa sampai kemari? Siapa yg membawanya?” teriaknya mengelegar. Pio, Plea, dan Plop maju ke depan dengn gemetar.
“Kami, Ratu,” jawab mereka gugup.
“Ini pelanggaran. Jika ada manusia yg tahu tempat ini, maka tempat ini gak aman lagi. Kalian harus dihukum berat,” teriak ratu peri marah. Sheila yg saat itu juga ketakutan memberikan diri maju ke depan.
“Mereka gak bersalah, Ratu. Akulah yg memaksa mereka tuk membawaku kemari.”
“Kalau begitu, kau harus dihukum menggantikan mereka!” gelegar ratu peri. Sheila dimasukkan ke dalam bak air tertutup. Dia akan direbus setengah jam. Namun ketika api sudah dinyalakan dia gak merasa panas sedikit pun.
“Keluarlah! Kau lulus ujian, ” kata ratu peri.
Ternyata kebaikan hati Sheila membuat dia lolos dari hukuman. Dia diperbolehkan pulang dan teman perinya bebas hukuman. Ratu peri membuat Sheila mengantuk dan tertidur. Dia menghapus ingatan Sheila tentang negeri peri. Namun dia masih menyisakannya sedikit agar Sheila bisa mengingatnya di dalam mimpi. Ketika terbangun, Sheila berada di kasur kesaygannya.
----------------------------------------------------------------------------------------
Gimana bagus gak cerita dalam cerpen di atas? Kalo adik-adik tertarik dengan cerpen bobo lainnya, silahkan baca aja di sini. Atau bisa juga baca di web bobo, ini dia web resminya: Bobo. Sampai berjumpa lagi di cerpen berikutnya, bey...
Untuk lebih lengkap tentang apa yang sedang Anda cari, Silahkan lihat dalam "Daftar Isi" di tombol menu atas!