Cerpen Bobo Ke-31 Ini Ceritanya Berjudul "Satu Hari Bersama Kamila", Semoga Adik-Adik Bisa Mengambil Hikmahnya Ya
Cerpen ini bukan kakak yang membuatnya, kakak hanya mengumpulkan cerpen-cerpen yang paling bagus menurut kakak dari berbagai sumber. Tapi sumber yang paling banyak kakak pilih adalah dari web resmi Bobo-nya langsung. Selamat membaca...
CERPEN BOBO, Satu Hari Bersama Kamila
----------------------------------------------------------------------------------------
Sampai sekarang, kata-kata, "Lebih tepatnya ..." yg selalu diucapkan Kamila, masih terbayg di kepala Fania. Duuh, Fania sampai pusing dibuatnya.Jadi ceritanya gini. Kamila, sepupu Fania, kemarin datang ke rumahnya karena ibunya sedang ada keperluan. Fania dan Kamila sudah lama gak bertemu. Akhir kali Fania bertemu, sikap Kamila sangat lucu, dan bisa membuat semua orang tertawa.
Namun, sikap Kamila kemarin sangaaat beda. Dan yg terpenting, sangat membosankan bagi Fania. Kalau aja Kamila bukan sepupunya, wuih, Fania pasti sudah memakannya! Hihihi ...
Nah, kita putar jam dulu kembali ke hari kemarin, supaya kalian tahu, bagaimana, sih, sikap Kamila sampai membuat Fania bosan?
***
"Hallo, Fania! Hallo juga, Bibi Anita!" sapa Kamila begitu turun dari mobil.
"Hai juga, Kamila! Fania, kamu main dulu, ya, dengn Kamila! Mama mau ngobrol dulu sama mama Kamila," perintah Mama.
Fania segera menurut. Dia pun mengajak Kamila tuk masuk ke rumahnya yang, bisa dibilang, luas. Begitu masuk, Kamila terkagum-kagum dengn keindahan rumah Fania.
"Kamu kenapa? Kok, mulutnya sampai mengaga lebar begitu?" tanya Fania menahan tawa.
Saat itu, Fania berharap Kamila akan membuat sebuah lelucon. Namun, harapan Fania gak terkabul! Kamila malah melarat perkataan Fania.
"Lebih tepatnya, membuka mulut lebar, bukan menganga," ralat Kamila.
"Sama aja, kali," ucap Fania dlam hati.
"O ya, kamarmu di mana?" tanya Kamila. Sepertinya, dia lupa letak kamar Fania.
"Kamarku yg pintunya hijau," jawab Fania seraya menunjuk pintu kamarnya.
"Lebih tepatnya, pintu berwarna hijau," ralat Kamila lagi.
Kamila segera masuk ke kamar Fania. Fania pun segera menyusulnya. Begitu masuk, Kamila terkagum dengn laptop berwarna pink mirik Fania.
"Itu laptopmu?" tanya Kamila.
"Iya. Itu laptop baruku. Aku dikasih laptop itu sama Bibi Yuni," jawab Fania.
"Lebih tepatnya ..." Kamila kembali melarat.
"Laptop itu diberikan oleh Bibi Yuni."
Fania mulai bosan dengn kata-kata Kamila yg menurutnya gak kreatif. Selalu, selalu, dan selalu, "Lebih tepatnya ..."
Gak ada kata-kata lain. Dan kata-kata yg dilarat pun maknanya gak sama jauh dengn kata-kata yg diucapkan Fania.
"Kamu mau makan, nggak? Kebetulan mamaku hari ini masak banyak makanan!" tawar Fania ramah.
"Lebih tepatnya, kamu ingin makan ato gak?" ralat Kamila (lagi-lagi).
"Ya, aku mau! Kebetulan, aku lapar," lanjut Kamila.
Huuh, Fania benar-benar kesal! Dia pun segera menuju dapur dan mengambil 2 piring, 2 ayam goreng, nasi, serta 2 teh manis. Kemudian, dia segera menuju ke kamarnya.
"Ini, makanannya," ucap Fania seraya menyodorkan satu piring kepada Kamila.
"Lebih tepatnya, ini makananmu, Kamila ..." Lagi-lagi Kamila membuat Fania kesal dengn ralatannya.
Waktu terus berputar. Selama itu, Fania terus mengeluh bosan. Dia kesaaal sekali dengn Kamila dan ucapan "Lebih tepatnya ..." itu. Kepala Fania rasanya mau pecah saat mendengar ucapan tersebut.
Pukul 04.00 sore adalah waktu yg ditunggu-tunggu oleh Fania. Yup! Kamila akan dijemput oleh ibunya. Uuh, senangnya bisa terbebas dari kata-kata "Lebih tepatnya ...".
Mama Kamila sudah datang. Kamila pun segera pamit pada Fania. Meskipun Kamila membuat Fania kesal hari ini, namun dia tetap menyempatkan diri untuk sekedar melambaikan tangan pada Kamila.
"Dadah, Kamila ..!" seru Fania seraya melambaikan tangan.
"Lebih tepatnya ..."
Brukk! Fania buru-buru menutup pintu. Uuh, bahkan di saat-saat terakhir pun, kata-kata itu muncul kembali. Ya, ampuun!
Nah, sekarang, kita majukan kembali waktu dan kembali ke hari ini ..
***
"Fan," ucap Mama.
"Iya, Ma?" tanya Fania. Lamunannya pun buyar.
"Katanya, lusa Kamila akan kemari lagi. Dia akan menginap 3 hari. Yang baik, ya, sama Kamila!" pesan Mama.
Selamat berjumpa kembali, Kamila. Dan selamat berjumpa kembali, "Lebih tepatnya ...".
"Aduuh! Aku harus mempersiapkan obat sakit kepala!' seru Fania, lalu segera menjatuhkan dirinya ke kasur.
Bruuk!
Oleh: Fauziah Salsabila
----------------------------------------------------------------------------------------
Gimana bagus gak cerita dalam cerpen di atas? Kalo adik-adik tertarik dengan cerpen bobo lainnya, silahkan baca aja di sini. Atau bisa juga baca di web bobo, ini dia web resminya: Bobo. Sampai berjumpa lagi di cerpen berikutnya, bey...
Untuk lebih lengkap tentang apa yang sedang Anda cari, Silahkan lihat dalam "Daftar Isi" di tombol menu atas!