Cerpen Bobo Ke-22 Ini Ceritanya Berjudul "Ayo Membaca, Villa", Semoga Adik-Adik Bisa Mengambil Hikmahnya Ya
Cerpen ini bukan kakak yang membuatnya, kakak hanya mengumpulkan cerpen-cerpen yang paling bagus menurut kakak dari berbagai sumber. Tapi sumber yang paling banyak kakak pilih adalah dari web resmi Bobo-nya langsung. Selamat membaca...
CERPEN BOBO, Ayo Membaca, Villa
----------------------------------------------------------------------------------------
Ranita gemas melihat adiknya, Villa, menyobek sebuah buku cerita. Buku cerita itu bisa dibilang sudah lama. Tapi, kan, sayg kalau dirobek seperti itu! Apalagi cerita dan amanat yg terkandung dalam buku cerita itu bagus.Tapi Ranita gak berkutik menyaksikan tangan Villa yg asyik merobek-robek buku malang tersebut. Ini sudah jadi kebisaan Villa. Ia suka merobek-robek, kalau gak boleh merobek buku, ia menggunting-gunting handuk ato baju Ranita.
Kedua orangtua mereka sudah tahu tentang perilaku sang bungsu. Tapi apa boleh buat? Villa gak bisa ditentang. Apa saja harus menuruti perkataannya. Termasuk Ranita, kakak angkat Villa.
Ya, Ranita adalah anak angkat. Dahulu ia anak jalanan yg suka mengamen, menyambangi warung ke warung, tubuhnya hitam karena terkena debu dan asap. Tapi sekarang sudah enggak lagi. Yang jadi masalah adalah anak kandung orangtua asuhnya, Villa.
Anak perempuan yg masih TK itu sering membuat dirinya kesal. Namun apa daya, ancaman dari Villa menghantui dirinya. Villa mengancam akan membujuk orangtuanya tuk mengembalikan Ranita ke jalanan yg penuh asap kendaraan.
"Srekkk srekkk srekkk!" Ranita masing terpaku pada buku yg ada di tangan Villa. Setelah yakin robeknya lumayan besar, Villa tertawa dan menyuruh Ranita membersihkannya. Ah, kasihan Ranita. Tapi gak semua buku hasil robekan Villa ia buang. Beberapa buku yg robekannya gak terlalu parah ia lem dan buku itu bisa dibaca kembali. Untuk lain kali.
Ranita punya tekad tuk membuat Villa mencintai buku, dan menghargai barang-barang di sekitarnya, juga orang-orang yg lebih rendah darinya. Memang gak mudah. Tapi man jadda wa jadda. Siapa yg bersungguh-sungguh pasti berhasil.
Mula-mula Ranita membuat boneka jari yg sesuai tokoh dlam sebuah buku cerita. Ia menghapalkan dialog-dialog di buku itu dan bersiap masuk ke kamar Villa ketika anak kecil itu ingin tidur.
"Krekkkk," Ranita membuka pintu kamar Villa. Anak itu rupanya belum tidur. Ia masih mengemut jempol dan matanya terus terarah pada Ranita.
"Mau apa?" tanyanya gusar.
Ranita tersenyum saja, lalu menyalakan lampu kamar Villa.
"Kakak mau main boneka."
Villa mengernyitkan dahi.
"Nggak boleh! Nanti boneka Villa rusak kalau kakak yg mainin!"
"Kakak pakai boneka sendiri, tahu!" balas Ranita. Ia mulai mengeluarkan tiga boneka tangan dari dlam sakunya.
"Buat apa? Kenapa di jari? Itu aksesori baru, ya?" tanya Villa bertubi-tubi. Ranita gak menjawab, ia memulai ceritanya.
"Suatu hari, Rebi kelinci mendatangi Bu Liony Singa, tetangga sebelah rumahnya. Ia langsung mendobrak pintu dan berteriak-teriak memanggil Bu Liony. Tetapi bukan Bu Liony yg muncul, melainkan peri kecil berwujud burung merpati. Rebi kelinci bertanya pada peri merpati tersebut, 'mana Bu Liony? Aku ingin meminta roti selai padanya!' Peri merpati menjawab 'jika kamu meminta dengn kasar seperti itu, aku gak akan menunjukan keberadaan Bu Liony' Rebi kelinci terus berteriak sampai serak, ia akhirnya menyerah, 'baiklah, apa yg harus kulakukan agar Bu Liony muncul?' Peri merpati itu berkata 'kau harus memberi salam, dan meminta roti pada Bu Liony dengn sopan!' Rebi mengangguk, 'akan kulakukan,' Rebi pun mengetuk pintu dan muncullah Bu Liony dengn sekeranjang roti selai stoberi 'Rebi, kamu sudah mulai sopan. aku senang kamu berubah,' Rebi tersenyum, 'Ini kan karena Peri Merpati.' Bu Liony heran, rupanya ia gak percaya dan gak mengerti maksud Rebi 'ah, sudahlah. Jika kamu bersikap sopan, aku akan memberimu sekeranjang roti. Jika kamu kasar, aku hanya mau memberimu sepotong roti kering,' Rebi mengangguk 'kalau begitu aku akan sopan, biar dapat lebih banyak!' Selesai!"
Villa yg sedari tadi menyimak bertepuk tangan.
"Wah seru, Kakak yg mengarang cerita itu?"
Ranita menggeleng, ia menyodorkan sebuah buku dongeng pada Villa.
"Aku dapat ceritanya dari buku yg tadi kamu robek, lho..."
Pipi Villa bersemu merah, aduh, makin gemas saja.
"Ohh... aku kira buku itu gak berguna, ternyata seru sekali, ya. Kakak, besok dongeng pakai boneka lagi, ya..."
"Oke, dehhh..."
Tamat
Oleh: Athaya Revinka
----------------------------------------------------------------------------------------
Gimana bagus gak cerita dalam cerpen di atas? Kalo adik-adik tertarik dengan cerpen bobo lainnya, silahkan baca aja di sini. Atau bisa juga baca di web bobo, ini dia web resminya: Bobo. Sampai berjumpa lagi di cerpen berikutnya, bey...
Untuk lebih lengkap tentang apa yang sedang Anda cari, Silahkan lihat dalam "Daftar Isi" di tombol menu atas!