Cerita Lucu Dari Sesosok Ulama Besar Abu Nawas Yang Ke-67 Ini Berjudul "Pekerjaan Mustahil", Ambil Hikmahnya Yoo
Cerita lucu Abu Nawas di sini kami dapatkan dari berbagai sumber, jadi maaf yaa kalo cerita lucu seperti di bawah ini sudah pernah kalian baca. Cerita lucu ini sarat sekali dengan kandungan hikmah dalam ceritanya, jadi sambil menghibur hati, petik juga hikmah yang terkandung dalam cerita lucu dari Abu Nawas ini.
Selamat membaca...
--------------------------------------------------------------------------------------
Cerita Lucu, Abu Nawas Dan Pekerjaan Mustahil
Baginda baru saja membaca kitab tentang kehebatan Raja Sulaiman yg mampu memerintahkan para jin memindahkan singgasana Ratu Bilqis di dekat istananya. Baginda tiba-tiba merasa tertarik. Hatinya mulai tergelitik tuk melakukan hal yg sama. Mendadak beliau ingin istananya dipindahkan ke atas gunung agar dapat lebih leluasa menikmati pemandangan di sekitar. Dan bukankah hal itu tak mustahil dapat dilakukan karena ada Abu Nawas yg amat cerdik di negerinya.
Abu Nawas segera dipanggil tuk menghadap Baginda Raja Harun Al Rasyid. Setlah Abu Nawas dihadapkan, Baginda bersabda,
"Sanggupkah engkau memindahkan istanaku ke atas gunung agar aku lebih leluasa melihat negeriku?" tanya Baginda.
Abu Nawas tak langsung menjawab. Dia berpikir sejenak hingga keningnya berkerut. Tak mungkin menolak perintah Baginda kecuali kalau memang ingin dihukum.
Akhirnya Abu Nawas terpaksa menyanggupi proyek raksasa itu. Ada satu lagi permintaan dari Baginda, pekerjaan itu harus selesai hanya dlam waktu sebulan.
Abu Nawas pulang dengn hati masgul. Setiap malam dia hanya berteman dengn rembulan dan bintang-bintang. Hari-hari dilewati dengn kegundahan. Tak ada hari yg lebih berat dlam hidup Abu Nawas kecuali hari-hari ini. Tetapi pada hari kesembilan dia tak lagi merasa gundah gulana.
Keesokan harinya Abu Nawas menuju istana. Dia menghadap Baginda tuk membahas pemindahan istana. Dengn senang hati Baginda akan mendengarkan, apa yg diinginkan Abu Nawas.
"Ampun Tuanku, hamba datang ke sini hanya tuk mengajukan usul tuk memperlancar pekerjaan hamba nanti." kata Abu Nawas.
"Apa usul itu?"
"Hamba akan memindahkan istana Paduka yg mulia tepat pada Hari Raya Idul Qurban yg kebetulan hanya kurang dua puluh hari lagi."
"Kalau hanya usulmu, baiklah." kata Baginda.
"Satu lagi Baginda….. " Abu Nawas menambahkan.
"Apa lagi?" tanya Baginda.
"Hamba mohon Baginda menyembelih sepuluh ekor sapi yg gemuk tuk dibagikan langsung kepada para fakir miskin." kata Abu Nawas.
"Usulmu kuterima." kata Baginda menyetujui. Abu Nawas pulang dengn perasaan riang gembira. Kini tak ada lagi yg perlu dikhawatirkan. Toh nanti bila waktunya sudah tiba, dia pasti akan dengn mudah memindahkan istana Baginda Raja. Jangankan hanya memindahkan ke puncak gunung, ke dasar samudera pun Abu Nawas sanggup.
Desas-desus mulai tersebar ke seluruh pelosok negeri. Hampir semua orang harap-harap cemas. Tetapi sebagian besar rakyat merasa yakin atas kemampuan Abu Nawas. Karena selama ini Abu Nawas belum pernah gagal melaksanakan tugas-tugas aneh yg dibebankan di atas pundaknya. Namun ada beberapa orang yg meragukan keberhasilan Abu Nawas kali ini.
Saat-saat yg dinanti-nantikan tiba. Rakyat berbondong-bondong menuju lapangan tuk melakukan salat Hari Raya Idul Qurban. Dan seusai salat, sepuluh sapi sumbangan Baginda Raja disembelih lalu dimasak kemudian segera dibagikan kepada fakir miskin.
Kini giliran Abu Nawas yg harus melaksanakan tugas berat itu. Abu Nawas berjalan menuju istana diikuti oleh rakyat. Sesampai di depan istana Abu Nawas bertanya kepada Baginda Raja,
"Ampun Tuanku yg mulia, apakah istana sudah tak ada orangnya lagi?"
"Tak ada." jawab Baginda Raja singkat.
Kemudian Abu Nawas berjalan beberapa langkah mendekati istana. Dia berdiri sambil memandangi istana. Abu Nawas berdiri mematung seolah-olah ada yg ditunggu. Benar. Baginda Raja akhirnya tak sabar.
"Abu Nawas, mengapa engkau belum juga mengangkat istanaku?" tanya Baginda Raja.
"Hamba sudah siap sejak tadi Baginda." kata Abu Nawas.
"Apa maksudmu engkau sudah siap sejak tadi? Kalau engkau sudah siap. Lalu apa yg engkau tunggu?" tanya Baginda masih diliputi perasaan heran.
"Hamba menunggu istana Paduka yg mulia diangkat oleh seluruh rakyat yg hadir tuk diletakkan di atas pundak hamba. Setlah itu hamba tentu akan memindahkan istana Paduka yg mulia ke atas gunung sesuai dengn titah Paduka."
Baginda Raja Harun Al Rasyid terpana. Beliau tak menyangka Abu Nawas masih dapat keluar dari lubang jarum.
--------------------------------------------------------------------------------------
Gimana? Sudah merasa terhibur dengan cerita lucu di atas. Jika anda tertarik membaca cerita lucu lainnya, silahkan baca di blog ini. Sampai berjumpa lagi di cerita lucu kami lainnya. Bey.
Untuk lebih lengkap tentang apa yang sedang Anda cari, Silahkan lihat dalam "Daftar Isi" di tombol menu atas!