Cerita Lucu Abu Nawas 46, Istana Langit

Cerita Lucu Dari Sesosok Ulama Besar Abu Nawas Yang Ke-46 Ini Berjudul "Istana Langit", Ambil Hikmahnya Yoo


Cerita lucu Abu Nawas di sini kami dapatkan dari berbagai sumber, jadi maaf yaa kalo cerita lucu seperti di bawah ini sudah pernah kalian baca. Cerita lucu ini sarat sekali dengan kandungan hikmah dalam ceritanya, jadi sambil menghibur hati, petik juga hikmah yang terkandung dalam cerita lucu dari Abu Nawas ini.

Selamat membaca...
--------------------------------------------------------------------------------------

Cerita Lucu, Abu Nawas Dan Istana Langit


Abu Nawas belum kembali. Kata istrinya dia bersama seorang Pendeta dan seorang Ahli Yoga sedang melakukan pengembaraan suci. Padahal saat ini Baginda amat membutuhkan bantuan Abu Nawas. Beberapa hari terakhir ini Baginda merencanakan membangun istana di awang-awang. Karena sebagian dari raja-raja negeri sahabat tlah membangun bangunan-bangunan yg luar biasa.

Baginda tak ingin menunggu Abu Nawas lebih lama lagi. Beliau mengutus beberapa orang kepercayaanya tuk mencari Abu Nawas. Mereka tak berhasil menemukan Abu Nawas kerena Abu Nawas temyata sudah berada di rumah ketika mereka baru berangkat.

Abu Nawas menghadap Baginda Raja Harun Al Rasyid. Baginda amat riang. Saking gembiranya beliau mengajak Abu Nawas bergurau. Setlah saling tukar menukar cerita-cerita lucu, lalu Baginda mulai mengutarakan rencananya.

"Aku sangat ingin membangun istana di awang-awang agar aku lebih terkenal di antara raja-raja yg lain. Adakah kemungkinan keinginanku itu terwujud, wahai Abu Nawas?"
"Tak ada yg tak mungkin dilakukan di dunia ini Paduka yg mulia." kata Abu Nawas berusaha mengikuti arah pembicaraan Baginda.
"Kalau menurut pendapatmu hal itu tak mustahil diwujudkan maka aku serahkan sepenuhnya tugas ini kepadamu." kata Baginda puas.

Abu Nawas terperanjat. Dia menyesal tlah mengatakan kemungkinan mewujudkan istana di awang-awang. Tetapi nasi tlah menjadi bubur. Kata-kata yg tlah terlanjur didengar oleh Baginda tak mungkin ditarik kembali. Baginda memberi waktu Abu Nawas beberapa minggu. Rasanya tak ada yg lebih berat bagi Abu Nawas kecuali tugas yg diembannya sekarang. Jangankan membangun istana di langit, membangun sebuah gubuk kecil pun sudah merupakan hal yg mustahil dikerjakan.

Hanya Tuhan aja yg mampu melakukannya. Begitu gumam Abu Nawas. Hari-hari berlalu seperti biasa. Tak ada yg dikerjakan Abu Nawas kecuali memikirkan bagaimana membuat Baginda merasa yakin kalau yg dibangun itu benar-benar istana di langit. Seluruh ingatannya dikerahkan dan dihubung-hubungkan. Abu Nawas bahkan berusaha menjangkau masa kanak-kanaknya. Sampai dia ingat bahwa dulu dia pemah bermain layg-layg. Dan inilah yg membuat Abu Nawas girang. Abu Nawas tak menyia-nyiakan waktu lagi. Dia bersama beberapa kawannya merancang layg-layg raksasa berbentuk persegi empat. Setlah rampung baru Abu Nawas melukis pintu-pintu serta jendela-jendela dan ornamen-omamen lainnya. Ketika semuanya selesai Abu Nawas dan kawan-kawannya menerbangkan layg-layg raksasa itu dari suatu tempat yg dirahasiakan.

Begitu layg-layg raksasa berbentuk istana itu mengapung di angkasa, penduduk negeri gempar. Baginda Raja girang bukan kepalang. Benarkah Abu Nawas berhasil membangun istana di langit? Dengn tak sabar beliau didampingi beberapa orang pengawal bergegas menemui Abu Nawas. Abu Nawas berkata dengn bangga.

"Paduka yg mulia, istana pesanan Paduka tlah rampung."

"Engkau benar-benar hebat wahai Abu Nawas." kata Baginda memuji Abu Nawas.
"Terima kasih Baginda yg mulia." kata Abu Nawas.
"Lalu bagaimana caranya aku ke sana?" tanya Baginda.
"Dengn tambang, Paduka yg mulia." kata Abu Nawas.
"Kalau begitu siapkan tambang itu sekarang. Aku ingin segera melihat istanaku dari dekat." kata Baginda tak sabar.
"Maafkan hamba Paduka yg mulia. Hamba kemarin lupa memasang tambang itu. Sehingga seorang kawan hamba tertinggal di sana dan tak bisa turun." kata Abu Nawas.
"Bagaimana dengn engkau sendiri Abu Nawas? Dengn apa engkau turun ke bumi?" tanya Baginda.
"Dengn menggunakan sayap Paduka yg mulia." kata Abu Nawas dengn bangga.
"Kalau begitu buatkan aku sayap supaya aku bisa,terbang ke sana." kata Baginda. "Paduka yg mulia, sayap itu hanya bisa diciptakan dlam mimpi." kata Abu Nawas menjelaskan.

"Engkau berani mengatakan aku gila sepertimu?" tanya Baginda sambil melotot. "Ya, Baginda. Kurang lebih seperti itu." jawab Abu Nawas tangkas.

"Apa maksudmu?" tanya Baginda lagi. "Baginda tahu bahwa. membangun istana di awang-awang adalah pekerjaan yg mustahil dilaksanakan. Tetapi Baginda tetap menyuruh hamba mengerjkannya, sedangkan hamba tahu bahwa pekerjaan itu mustahil dikerjakan. Tetapi hamba tetap menyggupi titah Baginda yg tak masuk akal itu." kata Abu Nawas berusaha meyakinkan Baginda.

Tanpa menoleh Baginda Raja kembali ke istana diiring para pengawalnya. Abu Nawas berdiri sendirian sambil memandang ke atas melihat istana terapung di awang-awang.

"Sebenarnya siapa diantara kita yg gila?" tanya Baginda mulai jengkel. "Hamba kira kita berdua sama-sama tak waras Tuanku." jawab Abu Nawas tanpa ragu.
--------------------------------------------------------------------------------------
Gimana? Sudah merasa terhibur dengan cerita lucu di atas. Jika anda tertarik membaca cerita lucu lainnya, silahkan baca di blog ini. Sampai berjumpa lagi di cerita lucu kami lainnya. Bey.

Untuk lebih lengkap tentang apa yang sedang Anda cari, Silahkan lihat dalam "Daftar Isi" di tombol menu atas!

Related Post