CERPEN BOBO Pertama, Teman Setia

Cerpen Bobo Pertama Ini Ceritanya Berjudul "Teman Setia", Semoga Adik-Adik Bisa Mengambil Hikmahnya Ya


Cerpen ini bukan kakak yang membuatnya, kakak hanya mengumpulkan cerpen-cerpen yang paling bagus menurut kakak dari berbagai sumber. Tapi sumber yang paling banyak kakak pilih adalah dari web resmi Bobo-nya langsung. Selamat membaca...

CERPEN BOBO, Teman Setia

----------------------------------------------------------------------------------------
Hari ini aku kesal pada Rubi. Ia berulang kali marah dan menotok-notok kepalaku ke meja. Padahal yg membuatnya marah bukan kesalahanku.

Rubi kesal karena semenjak setengah jam yg lalu dia hanya bisa mengerjakan dua soal saja dari sepuluh soal Matematika yg diberikan Pak Guru.

Sementara teman-teman yg lain sudah mengerjakan sedikitnya enam soal.

“Makanya belajar, Bi!” kataku sebal. Rubi melotot ke arahku dan menggusal-gusalkan lagi kepalaku ke meja.

“Kasar banget sih!” seruku.

“Rasain!” hardik Rubi.

“Rubi!!” seru Pak Guru, “Kenapa sejak tadi gak bisa tenang?” Rubi menunduk.

“Rasain!” balasku. Rubi menyurengkan matanya menatap kepalaku.

Ia mulai menulis beberapa rumus di kertas dan mencoba memecahkannya. Saygnya, dia tetap aja gak bisa.

“Apa kata mama, Rub… makanya jangan terlalu sering keluar main Bola!” kataku menasehati, ”Kamu membiarkanku menunggumu di rumah menemanimu belajar, tapi kamu malahan enak-enakan main bola!!”

“Coba kalau kamu sadar kalau hari ini ujian, kan kemarin seharusnya kamu belajar bersama aku!” keluhku lagi.

“Padahal semalam aku kan belajar!” jawab Rubi.

“Iya, kamu belajar Cuma sebentar, karena kecapean bermain Bola!” sergahku.

“Sekarang giliran kamu nggak bisa mengerjakan soal, kamu marah marah ke semua, termasuk padaku!”

“Harusnya kamu bisa membagi waktu antara waktu bermain dan belajar..” kataku lagi menasehati Rubi.

“Aduuh, gawat nih kalau jelek ulangan, Mama Papa pasti marah” keluh Rubi.

“Udah deh, pasrah aja… memang salah kamu kok! Eeeh jangan coba-coba nyontek pada Beni!!” teriakku ketika Rubi mencuri-curi lihat pekerjaan Beni.

Rubi mencibir ketika Beni menutupi kertas ulangannya.

“Bagus, Ben!” seruku senang.

“Ini pelajaran buat kamu Bi,… lebih baik kamu banyak bermain dengn aku. Lebih banyak manfaatnya!” kataku.

Bel berbunyi. Semua bergegas mengumpulkan kertas ulangan pada Pak guru.

Rubi meninggalkanku sambil berjalan loyo ke meja Pak guru.

Beberapa menit kemudian dia kembali ke tempat duduk. Kelihatannya Rubi menyesal gak belajar dengn benar semalam, padahal soal-soal yg diberikan Pak guru semuanya mirip dengn yg di buku. Cuma angkanya aja yg berbeda.

“Nggak bisa ya tadi, Bi?” Tanya Beni kepadanya.

Rubi menggeleng.

“Tenang Bi, kita harus banyak belajar bareng..oke?” kataku .

Rubi menatapku lalu memasukan ku ke dalam kotak pensilnya. Aku berjanji akan setia menemaninya belajar, karena aku adalah pensil kesaygan Rubi.
----------------------------------------------------------------------------------------
Gimana bagus gak cerita dalam cerpen di atas? Kalo adik-adik tertarik dengan cerpen bobo lainnya, silahkan baca aja di sini. Atau bisa juga baca di web bobo, ini dia web resminya: Bobo. Sampai berjumpa lagi di cerpen berikutnya, bey...

Untuk lebih lengkap tentang apa yang sedang Anda cari, Silahkan lihat dalam "Daftar Isi" di tombol menu atas!

Related Post