CERPEN BOBO Kelimabelas, Mukena Bunda

Cerpen Bobo Kelimabelas Ini Ceritanya Berjudul "Mukena Bunda", Semoga Adik-Adik Bisa Mengambil Hikmahnya Ya


Cerpen ini bukan kakak yang membuatnya, kakak hanya mengumpulkan cerpen-cerpen yang paling bagus menurut kakak dari berbagai sumber. Tapi sumber yang paling banyak kakak pilih adalah dari web resmi Bobo-nya langsung. Selamat membaca...

CERPEN BOBO, Mukena Bunda

----------------------------------------------------------------------------------------
Mukena berwarna biru muda dengn corak bunga-bunga lavender menjadi perhatian Keisha. Terus ditatapnya benda itu di etalase toko pakaian muslim.
"Hey!" sapa sebuah suara. Keisha tersentak, ternyata hanyalah Nina, teman sekelasnya.
"Kok belum pulang, Nin?" tanya Keisha.
"Belum! Kamu kok belum pulang?" Nina balik bertanya.
"Aku ..." Keisha kembali menatap mukena biru muda itu.
"Lupakan! Eh Nin, menurutmu harga mukena itu berapa, ya?"
"Enggak tahu! Tapi, kapan-kapan aku coba tanyakan, ya. Soalnya, pemilik butik ini kan, teman akrab mamaku! Ok??" kata Nina sambil mengerlingkan mata.
"Terima kasih! Aku pulang duluan, ya," pamit Keisha. Setibanya di rumah, Keisha melihat bunda sedang menunggunya sambil membaca majalah keluarga di teras.
"Bundaaa!" seru Keisha.
"Eh Sayg! Lho, kok kamu jalan kaki?" tanya Bunda heran. Keisha hanya tersenyum, "Nggak apa-apa, kok! Aku pengen sekali-kali jalan kaki," Bunda hanya manggut-manggut. Bunda Keisha memang super baik, dan perhatian kepada anak tunggalnya yg duduk di kelas 3 SD ini. Ayah bekerja di luar kota, pulang hanya sebulan beberapa kali saja.
Walau begitu, Keisha gak kehilangan kasih sayg. Masih ada Bunda yg slalu merawatnya setiap saat. Pikiran Keisha kembali kepada mukena biru muda itu.
"Kalau aku hadiahkan tuk Bunda di hari ulang tahunnya, Bunda pasti suka! Tapi, aku hanya punya 40 ribu, hasil dari sisa uang sakuku selama ini," kata Keisha sambil menunduk.
Lima hari lagi, Bunda ulang tahun. Keisha ingin membelikan Bunda mukena biru muda itu. Sudah dua minggu dia menabung, hasilnya baru empat puluh ribu rupiah. Tapi, Keisha gak patah semangat. Ia ingin membuat Bunda tercintanya merasa bahagia sekaligus bangga.
"Lagipula, mukena Bunda kan sudah lama! Sudah agak rusak," batin Keisha. Sepulang sekolah, Keisha kembali menatap mukena di butik itu. Tiba-tiba, Nina datang.
"Keisha!" sapa Nina.
"Eh, Nina! Kamu udah tahu harganya berapa?" tanya Keisha.
"Sudah! Tapi waktu itu, katanya pemilik toko itu sedang sibuk! Maaf, ya. Tapi kita bisa tanya ke pelayan. Yuk aku temani??" tawar Nina. Keisha mengangguk, lalu mengekor Nina.
"Mbak, Mbak! Harga mukena ini berapa, sih?" tanya Nina.
"Oh, kalau ini 70 ribu, dik!" kata pelayan itu.
"Oh, makasih, ya, Mbak! Permisi," ujar Nina.
"Harganya 70 ribu, ya?" tanya Keisha sedih. Uangnya baru 40 ribu, kurang 30 ribu rupiah lagi. Padahal, ulang tahun Bunda lima hari lagi! Keisha berjalan dengn sedih. Ia sengaja gak jajan dan pulang jalan kaki demi membeli mukena tersebut.
Hari ini adalah ulang tahun Bunda. Keisha terus memikirkan mukena itu. Karena melamun, Keisha jadi hampir tersandung. Keisha tampak kaget, tapi dia lebih kaget lagi saat melihat benda yg menyandungnya adalah ...
"Dompet? Milik siapa, ini?" tanya Keisha. Entah kenapa, pikiran Keisha menjadi kacau. Seolah ada setan yg membisikinya, "Keisha, ambil saja! Lagipula itu kan kamu yg menemukan! Ayolah, kamu kan bisa beli mukena buat bundamu!!"
Tapi, gak!! Keisha gak mau membeli mukena itu dengn uang yg bukan miliknya. Walau saat Keisha lihat, nominal uang di dalam dompet itu banyak! Tiba-tiba, ada seorang ibu-ibu berjilbab mengeluh kehilangan dompetnya. Keisha segera menghampiri ibu itu.
"Bu, apakah ini dompet Ibu?" tanya Keisha.
"Wah, iya Nak! Alhamdullilah, akhirnya ketemu juga. Terima kasih, sebagai imbalan, Ibu kasih kamu hadiah! Kamu mau apa, Nak?" tanya ibu bernama Fatma itu. Keisha menggeleng.
"Saya ikhlas, Bu! Saya gak mau meminta apapun! Saya ikhlas mengembalikan dompet itu kepada Ibu. Mencuri kan, nggak baik," kata Keisha polos. Ibu itu tersenyum.
"Ikut ke butik Ibu, yuk! Ibu mau kasih kamu sesuatu. Tolong diterima, ya!" Bu Fatma membawa Keisha ke butik yg dikatakannya. Ternyata, butik itu adalah ... butik yg menjual mukena idaman Keisha!!
"Kamu mau apa?" tanya Bu Fatma. Keisha menggeleng.
"Ayo, Nak! gak apa-apa," bujuk Bu Fatma.
"B ... Bolehkah saya membeli mukena berwarna biru muda itu dengn har ... harga 40 ribu??" tanya Keisha takut-takut.
"Boleh, Nak!" Bu Fatma mengambil mukena itu dan menyerahkan kepada Keisha, tapi gak menerima uang dari Keisha.
"Uangnya buatmu saja! Anggap saja mukena ini hadiah dari saya. Sekarang, pulanglah!" kata Bu Fatma. Keisha mengangguk dengn perasaan haru.
"Bundaaa!!" teriak Keisha dari luar.
"Ya ampun, ada apa, Sayg? Kok teriak-teriak??" tanya Bunda kaget.
"Ini buat Bunda!" kata Keisha.
"Hah!?!" Bunda terkejut, heran.
"Bunda, ini hadiah ulang tahun Bunda! Keisha menabung uang Keisha tuk membeli ini," kata Keisha. Lalu menceritakan kejadian tadi dan alasan kenapa Keisha gak jajan, serta pulang jalan kaki. Bunda menangis haru, gak menygka anaknya sebaik ini.
"Terima kasih, Keisha! Bunda percaya, kamu bisa jadi anak yg baik," bisik Bunda sambil memeluk anak semata waygnya itu.
Oleh: Meiza Maulida Munawaroh
----------------------------------------------------------------------------------------
Gimana bagus gak cerita dalam cerpen di atas? Kalo adik-adik tertarik dengan cerpen bobo lainnya, silahkan baca aja di sini. Atau bisa juga baca di web bobo, ini dia web resminya: Bobo. Sampai berjumpa lagi di cerpen berikutnya, bey...

Untuk lebih lengkap tentang apa yang sedang Anda cari, Silahkan lihat dalam "Daftar Isi" di tombol menu atas!

Related Post