CERPEN BOBO Ke-93, Rara Jonggrang

Cerpen Bobo Ke-93 Ini Ceritanya Berjudul "Rara Jonggrang", Semoga Adik-Adik Bisa Mengambil Hikmahnya Ya


Cerpen ini bukan kakak yang membuatnya, kakak hanya mengumpulkan cerpen-cerpen yang paling bagus menurut kakak dari berbagai sumber. Tapi sumber yang paling banyak kakak pilih adalah dari web resmi Bobo-nya langsung. Selamat membaca...

CERPEN BOBO, Rara Jonggrang, Cerita Rakyat DI Yogyakarta

----------------------------------------------------------------------------------------
Alkisah, pada zaman dahulu kala, ada seorang raja yg bernama Prabu Baka yg bertahta di Prambanan. DIa seorang raksasa yg menakutkan dan memiliki kesaktian yg tinggi. Wilayah kekuasaannya sangat luas. Kerajaan-kerajaan kecil di sekitar wilayahnya semua takluk di bawah kekuasaannya. Meskipun seorang raksasa, Prabu Baka mempunyai seorang putri cantik yg berwujud manusia bernama Rara Jonggrang. Prabu Baka sangat menyaygi putri tunggalnya itu. Sebagai wujud kasih saygnya kepada putrinya, dia mewariskan seluruh kesaktian dan kepandaian yg dimilikinya. Maka jadilah Rara Jonggrang seorang putri yg cantik jelita dan sakti mandraguna.

Sementara itu di tempat lain, tersebutlah sebuah kerajaan yg tak kalah besarnya dengn Prambanan, yakni Kerajaan Pengging. Kerajaan itu memiliki seorang kesatria yg sakti bernama Bondowoso. Kesaktian Bondowoso terletak pada senjatanya yg bernama Bandung. Selain itu, Bondowoso juga mempunyai balatentara berupa makhluk-makhluk halus. Jika membutuhkan bantuan, Bondowoso mampu mendatangkan makhluk-makhluk halus tersebut dlam waktu sekejap.

Suatu ketika, Raja Pengging bermaksud memperluas wilayah kekuasaannya. Dia pun memerintahkan Bondowoso dan pasukannya tuk menyerang Prambanan.

“Hai, Bondowoso! Siapkan pasukanmu tuk pergi menyerang Prambanan!” perintah Raja Pengging.

“Baik, Gusti! Perintah segera hamba laksanakan!” jawab Bondowoso sambil memberi hormat.

Keesokan harinya, berangkatlah Bondowoso bersama pasukannya ke Prambanan. Setibanya di Prambanan, mereka langsung menyerbu masuk ke dalam istana. Prabu Baka pun tak tinggal diam. Dia segera memerintahkan pasukannya tuk menahan serangan pasukan Bondowoso yg datang secara tiba-tiba. Pertempuran sengit pun tak terelakkan lagi. Namun karena pasukan Prabu Baka kurang persiapan dlam pertempuran itu, akhirnya pasukan Bondowoso berhasil menaklukkan mereka. Prabu Baka sendiri tewas terkena senjata sakti Bondowoso yg bernama Bandung. Sejak itu, Bondowoso pun dikenal dengn nama Bandung Bondowoso.

Setelah Bandung Bondowoso dan pasukannya memenangkan pertempuran itu, Raja Pengging pun mengamanatkan Bandung Bondowoso tuk menempati istana Prambanan.

“Wahai, Bandung Bondowoso! Sebagai ucapan terima kasihku atas keberhasilanmu mengalahkan Prabu Baka, aku memberimu amanat tuk mengurus Kerajaan Prambanan dan segala isinya, termasuk keluarga Prabu Baka,” kata Raja Pengging.

“Terima kasih, Gusti! Hamba berjanji tuk menjaga amanat Gusti,” jawab Bandung Bondowoso.

Setelah itu, Bandung Bondowoso pun segera menempati istana Prambanan. Pada saat hari pertama menempati istana Pramabanan, dia langsung terpesona melihat kecantikan Rara Jonggrang dan berniat tuk menjadikannya sebagai permaisuri.

Pada suatu hari, Bandung Bondowoso menyatakan maksud hatinya kepada Rara Jonggrang.

“Wahai, putri Rara Jonggrang! Bersediakah engkau menjadi permaisuriku?” tanya Bandung Bondowoso.

Rara Jonggrang tak langsung menjawab pertanyaan itu. dia hanya terdiam dan kebingungan. Sebenarnya, dia amat membenci Bandung Bondowoso karena tlah membunuh ayahnya. Namun, dia takut menolak lamarannya karena bagaimana pun juga dia tak akan sanggup mengalahkan kesaktian Bondowoso. Setelah berpikir sejenak, Rara Jonggrang pun menemukan satu cara tuk menolak lamaran itu dengn cara yg halus.

“Baiklah, Bandung Bondowoso! Aku bersedia menerima lamaranmu, tapi kamu harus memenuhi satu syaratku,” jawab Rara Jonggrang.

“Apakah syaratmu itu, Rara Jonggrang?” tanya Bandung Bondowoso.

“Buatkan aku seribu candi dan dua buah sumur dalam waktu semalam,” jawab Rara Jonggrang.

Tanpa berpikir panjang, Bandung Bondowoso pun menyggupinya, karena dia yakin mampu memenuhi syarat itu dengn bantuan balantentaranya. Pada malam harinya, Bandung Bondowoso mengundang balatentaranya yg berupa makhluk halus tersebut. Dalam waktu sekejap, balatentaranya pun datang dan segera membangun candi dan sumur sebagaimana permintaan Rara Jonggrang. Mereka bekerja dengn sangat cepat. Pada dua pertiga malam, mereka hampir menyelesaikan seribu candi. Hanya tinggal tiga buah candi dan sebuah sumur yg belum mereka selesaikan.

Rara Jonggrang yg ikut menyaksikan pembuatan candi itu mulai khawatir. Dia pun segera memberitahukan hal itu kepada salah seorang dayang kepercayaannya.

“Dayang! Pembangunan seribu candi dan penggalian dua buah sumur tersebut hampir selesai. Apa yg harus kita lakukan?” tanya Rara Jonggrang kepada dayg itu.

“Tenanglah, Gusti! Pasti ada jalan keluarnya,” hibur dayg itu.

Rara Jonggrang kembali berpikir keras dan dia pun menemukan jalan keluarnya. dia akan membuat suasana menjadi seperti pagi, sehingga para makhluk halus tersebut menghentikan pekerjaannya sebelum menyelesaikan seribu candi.

“Dayg! Segera bangunkan teman-temanmu! Suruh mereka membakar jerami dan menumbuk padi di lesung, serta menaburkan bunga-bunga yg harum baunya!” perintah Rara Jonggrang.

“Baik, Gusti!” jawab dayg itu seraya bergegas masuk ke dalam istana membangunkan dayg-dayg lainnya.

Dayg-dayg pun bangun dan segera melaksanakan perintah Rara Jonggrang. Tak berapa lama, tampaklah cahaya kemerah-merahan dari arah timur akibat dari pemakaran jeramih. Suara lesung pun terdengar bertalu-talu. Bau harum bunga-bungaan mulai tercium. Beberapa saat kemudian, suara ayam jantan berkokok mulai terdengar. Para balatentara Bandung Bondowoso pun segera menghentikan pekerjaannya, karena mengira hari sudah pagi. Mereka pergi meninggalkan tempat pembuatan candi tersebut, padahal kurang sebuah candi lagi yg belum mereka selesaikan. Batu-batu berukuran besar masih berserakan di tempat itu.

Melihat balatentaranya akan kembali ke alamnya, Bandung Bondowoso berteriak dengn suara keras.

“Teman-teman, kembalilah! Hari belum pagi. Genapkan seribu candi. Tinggal sebuah candi lagi!” teriak Bandung Bondowoso.

Para makhluk halus tersebut tak menghiraukan teriakannya. Akhirnya, Bandung Bondowoso berniat meneruskan pembangunan candi itu tuk menggenapi seribu candi. Namun belum selesai candi itu dia buat, pagi sudah menjelang. dia pun gagal memenuhi permintaan Rara Jonggrang. Mengetahui kegagalan Bondowoso tersebut, Rara Jonggrang segera menemuinya di tempat pembuatan candi itu.

“Bagaimana Bandung Bondowoso? Apakah candiku sudah selesai?” tanya Rara Jonggrang sambil tersenyum.

Betapa marahnya Bandung Bondowoso melihat sikap Rara Jonggrang itu. Apalagi setelah dia mengetahui bahwa Rara Jonggranglah yg telah menggagalkan usahanya. dia pun melampiaskan kemarahannya dengn mengutuk Rara Jonggrang menjadi arca.

“Hai, Rara Jonggrang! Kau tlah menggagalkan usahaku tuk mewujudkan seribu candi yg kurang satu lagi. Jadilah kau arca dalam candi yg keseribu!” teriak Bandung Bondowoso.

Berkat kesaktian Bandung Bondowoso, seketika itu pula Rara Jonggrang berubah menjadi arca batu. Wujud arca itu sangat cantik, secantik Rara Jonggrang. Hingga kini, arca itu dapat disaksikan di dalam ruang candi besar yg bernama Candi Rara Jonggrang yg berada dalam kompleks Candi Prambanan. Sementara candi-candi yg ada di sekitarnya disebut dengn Candi Sewu. Sewu dalam bahasa Jawa berarti seribu.

----------------------------------------------------------------------------------------
Gimana bagus gak cerita dalam cerpen di atas? Kalo adik-adik tertarik dengan cerpen bobo lainnya, silahkan baca aja di sini. Atau bisa juga baca di web bobo, ini dia web resminya: Bobo. Sampai berjumpa lagi di cerpen berikutnya, bey...

Untuk lebih lengkap tentang apa yang sedang Anda cari, Silahkan lihat dalam "Daftar Isi" di tombol menu atas!

Related Post