CERPEN BOBO Ke-76, Balon Keinginan

Cerpen Bobo Ke-76 Ini Ceritanya Berjudul "Balon Keinginan ", Semoga Adik-Adik Bisa Mengambil Hikmahnya Ya


Cerpen ini bukan kakak yang membuatnya, kakak hanya mengumpulkan cerpen-cerpen yang paling bagus menurut kakak dari berbagai sumber. Tapi sumber yang paling banyak kakak pilih adalah dari web resmi Bobo-nya langsung. Selamat membaca...

CERPEN BOBO, Balon Keinginan

----------------------------------------------------------------------------------------
Setiap warga kerajaan Khayali bisa mendapatkan apa saja yg mereka inginkan. Di sebelah timur istana Raja Don ada sebuah ruangan ajaib. Kamar Keinginan namanya. Kamar itu sangat luas. Di langit-langitnya yg tinggi terdapat Balon-Balon Keinginan berwarna-warni. Besar, kecil, berterbangan dan bergerak bebas. Permukaaan balon-balon itu berkilauan. Kalau saling bertabrakan akan memantul-mantul.

Setiap warga Khayali boleh memasuki kamar itu. Jika membayar dua keping, mereka bisa menyewa alat penangkap balon. Warga tak boleh membawa alat sendiri.

Berbagai macam balon keinginan ada di situ. Asal sabar, siapa saja bisa meraih balon-balon tersebut. Balon berisi keinginan yg mudah dikabulkan biasanya melayg lebih rendah. Gerakannya juga lebih lamban.

Tipo kecil adalah warga kerajaan Khayali. Dia sering berkhayal memiliki dua keping uang. Dia ingin menangkap balon “Pembuat PR”. Supaya dia tak perlu mengerjakan PR-nya setiap hari. Namun, Tipo merasa heran melihat ayahnya. Ayah Tipo, Pak Seblu, tak tertarik pada balon keinginan.

Pada suatu hari, Pak Seblu dipanggil menghadap Raja Don. Raja Don memerintahnya tuk membuat Gapura Istana yg baru. Gapura itu harus lebih bagus dan megah. Pak Seblu memang sudah biasa merancang rumah dan taman. Tapi baru kali ini mendapat pesanan dari Raja. Pak Seblu senang, tapi juga gugup dan takut akan mengecewakan Raja Don.

Tiga hari Pak Seblu melamun saja di bawah pohon halaman Istana. Kertas dan pena tergeletak di sampingnya. Setelah itu, Pak Seblu mengurung diri di ruang kerjanya. Hanya sesekali dia keluar. Kumis dan jenggotnya memanjang tak terurus.

Tipo kesepian, karena biasanya dia bercanda dan mengobrol dengn ayahnya. Untung ibunya tahu kesepian hati Tipo. Setiap sore, saat ayahnya di ruang kerja, Tipo berjalan-jalan dengn Ibu.
“Bu, kenapa Ayah tak mengambil saja balon keinginan “Gapura Baru Istana”? Supaya Ayah tak perlu susah-susah bekerja.”
Ibu tersenyum sedikit, lalu berkata, “Tipo, jawaban pertanyaan itu harus kamu temukan sendiri. Semua warga negeri ini harus menemukan jawaban masalahnya sendiri. Kalau belum mendapatkannya, dia tak akan pernah menjadi dewasa.” Mendengar jawaban itu, Tipo hanya diam. Dia tak mengerti maksud perkataan ibunya.

Suatu sore, Tipo mengisi waktunya dengn menyusun puzzel dari Paman Miwin. Puzzel kayu itu susah sekali. Tapi menurut gambar petunjuknya, puzzel itu akan membentuk gambar jembatan gantung yg indah sekali.
Esoknya, ayah Tipo sudah bercukur rapi. Dengn wajah berseri Pak Seblu berkata bahwa gambar rancangannya sudah selesai. Sambil sarapan ayah Tipo berkata dia akan menghadap Raja. Tipo senang sekali. “Ah, Ayah akan segera bisa menemaniku membuat puzzel ini,” pikirnya.

Di jalan sepulang sekolah Tipo menemukan sekeping uang. “Wow, ini hari keberuntunganku,” serunya. Tetapi di rumah, Ayah belum pulang dari istana. Sampai petang juga belum. Akhirnya ketika Tipo sudah mengatuk barulah Ayah pulang. Rupanya Raja Don menyetujui rancangan Pak Seblu. Dan langsung menyuruh Pak Seblu tuk mempersiapkan bahan bangunan dan pekerjanya.

Tipo tidur dengn gelisah. “Ayah pasti akan sibuk lagi sampai Gapura itu selesai,” keluhnya. Bangun tidur, dipandanginya puzzel yg setengah jadi itu. Rasanya Tipo ingin menendangnya. Mula-mula dia memang senang mengerjakannya. Tetapi sekarang dia menemukan bagian yg sulit. Tipo ingin dibantu ayahnya. Sambil bersiap ke sekolah Tipo melamun. Lalu, “Aha, aku tahu!” Dia berlari menemui Ibu dan meminta uang, “Satu kepiiiiing, saja Bu, boleh ya?” rayunya. Ibu ingin menggembirakan hati Tipo, jadi dia memberikan satu keping.

Tipo punya rencana. Sepulang sekolah, dia pergi ke Kamar Keinginan. Dia ingin menangkap balon “Gapura Baru Istana” supaya tugas Bapak segera selesai. Dimasukinya Kamar Keinginan itu dengn takjub. Kamar itu lebih indah dari cerita orang kepadanya. Pak Penjaga tersenyum-senyum melihat Tipo masih melongo. “Nak, ini tangga dan jaringnya. Maaf, saya hanya boleh membantu sampai di pintu saja”, katanya. “Selamat, semoga keinginanmu tercapai, Nak.” Lalu ditutupnya pintu besar itu. Bam!

Tipo repot menggeret tangga dan mengempit jaring yg lebih panjang dari tubuhnya. Dipanjatnya tangga di tengah ruangan. Matanya mencari-cari. Tak lama kemudian dia melihat balon “Gapura” sedang melayg menjauh. Susah payah diraihnya dengn jaring. Tak berhasil. Dilihatnya balon “Pembuat PR” lewat. Dia tak mau balon itu.

Tipo akhirnya merasa lelah. Dia berbaring di lantai, beristirahat. Kemudian dicobanya lagi. Sampai pegal leher dan lengannya, tapi balon “Gapura” itu tak juga tertangkap. Dia tak mau menyerah. Dia ingin membebaskan ayahnya dari kerja kerasnya. Akhirnya yg tertangkap malah balon kecil bertulisan “Puzzel Selesai”. Ingin dilepasnya lagi balon ini, dan menangkap balon “Gapura” itu. Tapi dia sudah sangat lelah. Diputuskannya tuk membawa balon itu pulang. Daripada uang dua kepingnya habis percuma.

Sampai di rumah, Ibu dan Ayah sudah cemas menunggunya. Mereka menemani Tipo ke kamarnya. Dan ajaib betul! Puzzel jembatan itu sudah jadi! Indah sekali, tapi anehnya Tipo tak terlalu senang. “Ah, lebih jika aku sendiri yg berhasil menemukan keping puzzel yg tepat. Lebih puas!” katanya.
“Sudah mulai besar anak kita, ya?” kata Ayah tersenyum pada Ibu. “Sudah tahu kalau bersusah payah mencapai keinginan akan lebih memuaskan.”
“Sebetulnya, di Kamar Keinginan itu aku juga bekerja keras, lo, Yah, Bu. Padahal kupikir menangkap Balon Keinginan itu gampang,” celetuk Tipo. Mereka bertiga pun tertawa terbahak-bahak.

Oleh: Yanti Susanti (Bobo No. 10/XXX)
----------------------------------------------------------------------------------------
Gimana bagus gak cerita dalam cerpen di atas? Kalo adik-adik tertarik dengan cerpen bobo lainnya, silahkan baca aja di sini. Atau bisa juga baca di web bobo, ini dia web resminya: Bobo. Sampai berjumpa lagi di cerpen berikutnya, bey...

Untuk lebih lengkap tentang apa yang sedang Anda cari, Silahkan lihat dalam "Daftar Isi" di tombol menu atas!

Related Post