CERPEN BOBO Ke-66, Keputusan Yang Adil

Cerpen Bobo Ke-66 Ini Ceritanya Berjudul "Keputusan Yang Adil", Semoga Adik-Adik Bisa Mengambil Hikmahnya Ya


Cerpen ini bukan kakak yang membuatnya, kakak hanya mengumpulkan cerpen-cerpen yang paling bagus menurut kakak dari berbagai sumber. Tapi sumber yang paling banyak kakak pilih adalah dari web resmi Bobo-nya langsung. Selamat membaca...

CERPEN BOBO, Keputusan Yang Adil

----------------------------------------------------------------------------------------
“Ini punyaku!”
“Punyaku!”
“Pokoknya punyaku!”
“enggak… enggak… ini punyaku!”
Perdebatan yg nyaring ini menarik perhatian Indra yg baru pulang dari belajar kelompok tuk persiapan Ujian Akhir Nasional. Dilihatnya Yosi dan Johan saling berhadapan dengn wajah tegang.
“Hei, hei, ada apa ini?” Tanya Indra.
“Eh, Kak Indra! Kak, tadi Yosi menemukan anak anjing ini. Yosi mau memeliharanya. Tapi kata Johan, anjing ini punyanya!” kata Yosi. Dia menunjuk ke anjing putih yg meringkuk dlam kotak di dekat mereka. Sepertinya anjing itu dibuang pemiliknya.
“Kak, anak anjing ini, kan, ditaruh di depan rumah Johan. Mungkin anjing ini memang dikirim buat Johan!” Johan menerangkan.
“Bukan di depan rumah, tapi di luar pagar rumah! Pasti bukan dikirim buat kamu! Iya kan, Kak?” kata Yosi sambil memandangi Indra.
Indra memegang dagu, memandang ketiganya. Yosi, Johan, dan anjing kecil putih yg mereka perebutkan. Otaknya berputar mencari jalan keluar.
“Hm… anjing ini ditemukan di depan rumah Johan. Tapi Yosi yg pertama kali menemukannya. Mmm, begini aja, kalian bergiliran memelihara anjing ini selama satu minggu. Setelah itu kita lihat, siapa yg paling berhak memeliharanya. Setuju?”
Yosi dan Johan berpandangan, lalu mengangguk tanda setuju.
“Sekarang Johan boleh memelihara anak anjing ini. Minggu depan Kak Indra dan Yosi akan datang menjemputnya. Dua minggu lagi kita ambil keputusan!” kata Indra tegas.
Dua minggu kemudian mereka berkumpul di rumah Yosi. Anak anjing itu menyalak menyambut kedatangan Johan dan Indra.
“Baiklah, sekarang Kak Indra punya beberapa pertanyaan. Jawaban kalian menentukan siapa yg akan memelihara anjing putih ini.”
Johan dan Yosi mengangguk bersamaan.
“Pertama, apa makanan yg disukai si kecil ini?”
“Biskuit!” jawab Yosi yakin.
“Daging!” jawab Johan tak kalah yakinnya.
“Yang kedua, apa yg terjadi kalau anak anjing ini melihat rantai?”
“Lari!” jawab Johan.
“Menggonggong dan ekornya bergoyg-goyg!” jawab Yosi.
“Baiklah, sekarang yg terakhir,” kata Indra sambil mengangkat anjing kecil itu ke pangkuannya lalu mengelus punggungnya, “Tadi Kak Indra lihat, ada bercak cokelat di badan anak anjing ini. Ayo, di mana letak bercak cokelat itu?”
Keduanya terdiam sejenak. Mereka sama-sama tak tahu.
“Di perut…” kata Johan agak ragu, mencoba menebak.
Yosi menggelengkan kepala, “Yosi tak tahu, Kak. Yosi tak pernah melihat ada bercak cokelat!”
“Hm, baiklah. Sekarang kita buktikan jawaban-jawaban kalian. Nah, Yosi, apa kamu punya daging dan biskuit?”
Yosi mengangguk lalu masuk ke dalam. Dia muncul lagi membawa sekerat daging ayam dan sepotong biskuit. Indra melepas si putih. Anjing itu langsung mengendus dan menggigiti daging ayam yg tersedia.
“Yes! Terbukti kan jawaban Johan!” teriak Johan girang. Tetapi dia bingung ketika si anjing putih juga melahap biskuit di sebelahnya.
“Nilai kalian sama!” ujar Indra, “Nah, sekarang jawaban kedua! Kak Indra mau tanya dulu, alasan jawaban kalian!”
“Oh, soal rantai, ya. Iya, anjing ini pasti lari kalau melihat rantai, karena takut diikat. Iya, kan? Tapi Johan tak pernah mengikatnya. Dia bisa lari bebas di halaman rumah. Johan kan sayg dia!” Johan menjelaskan jawabannya.
“Yosi?”
“Dia biasanya menggonggong dan menggoygkan ekor kalau Yosi bawa rantai. Mungkin dia tahu, itu tandanya dia akan dibawa jalan-jalan!” jawab Yosi.
Indra mengangguk-angguk lalu mengeluarkan rantai dari sakunya. Benar saja, anjing itu langsung menggonggong senang dan mengibas-ibaskan ekornya dengn cepat. Yosi tersenyum lebar. 1-0. Johan langsung cemberut. Namun masih ada satu kesempatan. Tadi Yosi tak menjawab pertanyaan terakhir! Mudah-mudahan tebakanku benar, pikir Johan.
“Hmm… tampaknya Yosilah yg berhak memelihara anjing kecil ini!” kata Indra memutuskan.
“Lo, pertanyaan terakhir kan belum dibuktikan, Kak! protes Johan.
“Gak perlu!” jawab Indra. “Sebenarnya bercak cokelat itu gak ada! Nah, Yosi, kamu tahu dari mana?”
“Kemarin Yosi memandikannya. Jadi kalau ada bercak cokelat, pasti kelihatan, kan?” jawab Yosi.
“Sudah jelas sekarang. Johan, memelihara binatang itu bukan cuma diberi makan dan diajak bermain. Tetapi harus dirawat sungguh-sungguh dan penuh perhatian. Kamu tak kecewa, kan, kalau anjing ini dipelihara Yosi?”
Johan terdiam sejenak, lalu mengangguk.
“Tapi… kalau aku ke sini, boleh kan main-main dengnnya?” Tanya Johan.
“Oh, tentu saja! Snow White juga pasti akan senang!” jawab Yosi sambil memangku anjing yg sudah diberinya nama itu. Snow White menyalak girang. Yosi lalu menyodorkan pada Johan, yg langsung mengelusnya dengn sayg.
Indra tersenyum lega. Dia telah membuat keputusan yg adil tuk kedua adik sepupu yg sama-sama disayginya itu.

----------------------------------------------------------------------------------------
Gimana bagus gak cerita dalam cerpen di atas? Kalo adik-adik tertarik dengan cerpen bobo lainnya, silahkan baca aja di sini. Atau bisa juga baca di web bobo, ini dia web resminya: Bobo. Sampai berjumpa lagi di cerpen berikutnya, bey...

Untuk lebih lengkap tentang apa yang sedang Anda cari, Silahkan lihat dalam "Daftar Isi" di tombol menu atas!

Related Post