CERPEN BOBO Ke-42, Putri Pandan Berduri

Cerpen Bobo Ke-42 Ini Ceritanya Berjudul "Putri Pandan Berduri", Semoga Adik-Adik Bisa Mengambil Hikmahnya Ya


Cerpen ini bukan kakak yang membuatnya, kakak hanya mengumpulkan cerpen-cerpen yang paling bagus menurut kakak dari berbagai sumber. Tapi sumber yang paling banyak kakak pilih adalah dari web resmi Bobo-nya langsung. Selamat membaca...

CERPEN BOBO, Putri Pandan Berduri, Cerita Rakyat Riau

----------------------------------------------------------------------------------------
Alkisah, pada zaman dahulu kala, di Pulau Bintan berdiam sekumpulan orang Sampan ato orang Suku Laut. Mereka dipimpin oleh seorang Batin yg gagah perkasa. Batin Lagoi namanya. Tuk masuk ke kawasan Batin Lagoi itu, harus melalui sebuah betung yg ditumbuhi semak belukar yg rimbun.

Pada suatu hari, Batin Lagoi menyusuri pantai. Ditengah berjalan santai, tiba-tiba dia dikejutkan dengn suara tangisan bayi dari arah semak-semak pandan. Dengn perasaan takut, dia menerobos semak pandan itu dengn hati-hati. Tak berapa lama, didapatinya seorang bayi perempuan tergeletak beralaskan daun di antara semak pandan itu. “Anak siapa gerangan? Mengapa berada di sini? Orang tuanya ke mana?” Batin Lagoi bertanya dlam hati.

Setelah menengok ke sekelilingnya, Batin Lagoi tak melihat tanda-tanda ada orang di sekitarnya. Karena ia tak mempunyai anak, timbullah keinginan tuk mengangkat bayi itu sebagai anak. Dengn hati-hati, diambilnya bayi itu dan dibawanya pulang. Bayi itu kemudian dia beri nama Putri Pandan Berduri. DIa memelihara Putri Pandan Berduri dengn penuh kasih sayang seperti memelihara seorang putri raja. Setiap hari Batin Lagoi juga memberinya pelajaran budi pekerti yg luhur.

Waktu terus berjalan. Putri Pandan Berduri tumbuh menjadi gadis yg sangat cantik. Tutur bahasa dan sopan-santunnya mencerminkan sifat seorang putri raja. Kecantikan dan keelokan perangai Putri Pandan Berduri mengundang decak kagum para pemuda di Pulau Bintan. Namun, tak seorang pun pemuda yg berani meminangnya, karena Batin Lagoi menginginkan putrinya menjadi istri seorang anak raja ato anak megat.

Sementara itu, di Pulau Galang, tersebutlah seorang Megat yg mempunyai dua orang anak laki-laki. Anak yg tua bernama Julela dan yg muda bernama Jenang Perkasa. Sejak mereka kecil, Megat itu mendidik kedua anaknya agar saling membantu dan saling menghormati.

Setelah keduanya beranjak dewasa, Megat menginginkan Julela sebagai batin di Galang. Hal ini kemudian membuat Julela menjadi sombong. Ia sudah tak peduli dengn adiknya, sehingga hubungan mereka menjadi tak harmonis lagi. Mereka pun menjalani hidup masing-masing secara terpisah.

Dari hari ke hari kesombongan Julela semakin menjadi-jadi. DIa sering mencaci dan memusuhi adiknya tanpa sebab. Pada suatu hari, Julela berkata kepada adiknya, “Hei, Jenang bodoh!” Kelak aku menjadi batin di kampung ini, maka kamu harus mematuhi segala perintahku. Jika enggak, kamu akan aku usir dari kampung ini.”

Jenang Perkasa sangat sedih mendengar ucapan abangnya itu. DIa merasa tak lagi dianggap sebagai saudara. Hal ini menyebabkan Jenang Perkasa merasa semakin terasing dari keluarga. Oleh karena itu, timbullah keinginannya tuk meninggalkan Pulau Galang.

Keesokan harinya, secara diam-diam, Jenang Perkasa berlayar tak tentu arah. Setelah berhari-hari mengarungi lautan luas, sampailah ia di Pulau Bintan. Di sana, ia tak mengaku sebagai anak seorang megat. Ia slalu bertutur kata lembut kepada setiap orang yg diajaknya berbicara. Sikap dan perilaku Jenang Perkasa itu tlah menarik perhatian Batin Lagoi.

Pada suatu hari, Batin Lagoi mengadakan perjamuan makan bersama orang-orang Suku Sampan lainnya. Tak ketinggalan pula Jenang Perkasa diundang dlam perjamuan itu. Jenang Perkasa pun pergi memenuhi undangan itu. Saat jamuan makan akan dimulai, dia memilih tempat yg agak jauh dari kawan-kawannya, agar air cuci tangannya tak jatuh di hidangan yg ia makan. Tanpa disadarinya, ternyata sejak dia datang sepasang mata tlah memerhatikan perilakunya, yg tak lain adalah Batin Lagoi. Tingkah laku dan budi pekerti Jenang Perkasa itu sungguh mengesankan hati Batin Lagoi.

Usai perjamuan, Batin Lagoi menghampiri Jenang Perkasa. “Wahai, Jenang Perkasa! Aku sangat terkesan dan kagum dengn keelokan budi pekertimu. Bersediakah engkau aku nikahkan dengn putriku, Pandan Berduri?” tanya Batin Lagoi. “Dengn segala kerendahan hati, saya bersedia menerima putri tuan sebagai istri saya,” jawab Jenang Perkasa dengn sopannya.

Rupanya, Batin Lagoi sudah lupa dengn cita-citanya tuk menikahkan putrinya dengn anak raja atau megat. Meskipun sebenarnya Jenang Perkasa adalah anak seorang megat, tetapi Batin Lagoi tak mengetahui tentang hal itu. DIa sungguh-sungguh tertarik dengn perangai Jenang Perkasa yg baik itu.

Seminggu kemudian, Jenang Perkasa pun dinikahkan dengn Putri Pandan Berduri. Pernikahan mereka dilangsungkan sangat meriah. Aneka minuman dan makanan dihidangkan. Tari-tarian juga dipergelarkan menghibur para pengantin dan para undangan. Jenang Perkasa dan Putri Pandan Berduri pun hidup bahagia.

Tak berapa lama kemudian, Batin Lagoi mengangkat Jenang Perkasa sebagai Batin di Bintan tuk menggantikan dirinya. Jenang Perkasa memimpin rakyat Bintan dengn bijaksana sesuai dengn adat yg berlaku di Bintan.

Kepemimpinan Jenang Perkasa yg bijaksana itu terdengar oleh masyarakat Galang. Hingga suatu hari, datanglah sekumpulan orang dari Galang ke Pulau Bintan. “Wahai, Jenang Perkasa! Kami sudah mengetahui tentang kepemimpinanmu di Pulau Bintan ini. Maksud kedatangan kami ke sini tuk mengajak engkau kembali ke Galang mengggantikan abang Engkau yg sombong itu sebagai Batin,” kata salah seorang dari mereka. Namun, Jenang Perkasa menolaknya. DIa lebih memilih menjadi Batin di Pulau Batin. Sekumpulan orang dari Galang itu pun kembali dengn tangan hampa.

Sementara Jenang Perkasa hidup berbahagia bersama Putri Pandan Berduri. Mereka mempunyai tiga orang putra, yg sulung dinamakan Batin Mantang, yg tengah Batin Mapoi, dan yg bungsu Batin Kelong.

Jenang Perkasa mendidik ketiga anaknya dengn baik, agar mereka tak menjadi orang yg sombong. Ia berharap kelak mereka akan menjadi pemimpin suku yg bertanggung jawab. Maka pada ketiga anaknya diadatkannya dengn adat suku Laut, dan dinamakan dengn adat Kesukuan.

Setelah beranjak dewasa, ketiga anaknya tersebut memimpin suku mereka masing-masing. Batin Mantang membawa berhijrah ke bagian utara Pulau Bintan, Batin Mapoi dengn sukunya ke barat, dan Kelong dengn sukunya ke timu Pulau Bintan. Ketiga suku tersebut kemudian menjadi suku terbesar dan termasyhur di daerah Bintan. Jika mereka mengalami kesulitan, mereka kembali kepada yg pertama, yaitu kepada adat Kesukuan.

Tak lama kemudian, Jenang Perkasa meninggal dunia, disusul Putri Pandan Berduri. Walaupun keduanya telah tiada, tetapi anak-cucu mereka banyak sekali, sehingga adat Kesukuan terus berlanjut. Hingga kini, Jenang Perkasa dan Putri Pandan Berduri tetap dikenang karena dari merekalah lahir persukuan di Teluk Bintan. Suku Laut atau Suku Sampan ini masih banyak ditemukan berdiam di perairan Pulau Bintan.
----------------------------------------------------------------------------------------
Gimana bagus gak cerita dalam cerpen di atas? Kalo adik-adik tertarik dengan cerpen bobo lainnya, silahkan baca aja di sini. Atau bisa juga baca di web bobo, ini dia web resminya: Bobo. Sampai berjumpa lagi di cerpen berikutnya, bey...

Untuk lebih lengkap tentang apa yang sedang Anda cari, Silahkan lihat dalam "Daftar Isi" di tombol menu atas!

Related Post