Cerita Lucu Abu Nawas 55, Tuan Tanah Pelit

Cerita Lucu Dari Sesosok Ulama Besar Abu Nawas Yang Ke-55 Ini Berjudul "Tuan Tanah Pelit", Ambil Hikmahnya Yoo


Cerita lucu Abu Nawas di sini kami dapatkan dari berbagai sumber, jadi maaf yaa kalo cerita lucu seperti di bawah ini sudah pernah kalian baca. Cerita lucu ini sarat sekali dengan kandungan hikmah dalam ceritanya, jadi sambil menghibur hati, petik juga hikmah yang terkandung dalam cerita lucu dari Abu Nawas ini.

Selamat membaca...
--------------------------------------------------------------------------------------

Cerita Lucu, Abu Nawas Dan Tuan Tanah Pelit


Hari itu puasa Ramadhan menjelang hari ke enam. Seperti biasa, Abu Nawas duduk di beranda depan gubugnya sambil menunggu bedug maghrib tiba. Sambil memandang langit biru yg mulai nampak senja, Abu Nawas berpikir bagaimana agar dapur rumahnya agar tetap mengepul.
Sementara itu ada seorang tuan tanah yg rumahnya tak jauh dari rumah Abu Nawas. Sebagai tuan tanah tentu aja mempunyai rumah yg besar. Lengkap dengn seperangkat gudang makanan,lahan peternakan dan kamar. Hampir setiap orang yg berada di daerah itu bahkan Abu Nawas sendiri bekerja dengn tuan tanah itu,bekerja keras setiap hari hari tetapi dengn hasil yg sedikit. Dan bila meminjam bunga denga dirinya maka harus mengembalikan dengn bunga yg sangat tinggi. Tingkat penghisapanya sangat tinggi. Dan sebagai mana tuan tanah, dia mempunyai sifat yg pelit, kikir, tamak dan loba.

Tuan tanah ini mendengar kabar bahwa Abu Nawas mempunyai suatu kepandaian yg aneh. Bila dia meminjam sesuatu maka akan dikembalikan secara lebih, katanya pinjamannya itu beranak. Seperti meminjam seekor ayam maka ayam itu akan dikembalikan dua karena ayam itu beranak. Menarik juga kepandaian Abu Nawas ini pikir sang tuan tanah. Tuan tanah lalu berpikir agar Abu Nawas segera meminjam darinya.

Secara kebetulan sore itu Abu Nawas ingin meminjam 3 butir telur kepada tuan Tanah itu. Tuan tanah tentu aja senang memberikan pinjaman kepada Abu Nawas karena pinjaman itu akan menjadi banyak karena beranak. Malahan tuan tanah itu menanyakan kepada abu nawas apakah ingin meminjam yg lain. Abu Nawas menjawab tak perlu. Dia hanya butuh 3 butir telur. Tuan tanah itu bertanya lagi dengn Abu Nawas kapan telur itu akan beranak? Abu nawas menjawab itu tergantung dengn keadaan.

Lima hari kemudian, Abu Nawas kembali ke rumah tuan tanah itu. Mengembalikan telur menjadi 5 butir. Melihat 5 butir telur betapa senangnya Tuan tanah itu. Tuan tanah lalu menanyakan kepada abu nawas apakah dia akan meminjam lagi. Abu Nawas lalu meminjam piring tembikar sebanyak 2 buah. Tuan tanah itu memberikan dengn senang hati dan berharap piringnya itu menjadi banyak.
Lima hari kemudian Abu Nawas datang dengn membawa 3 piring tembikar. Walaupun tak sesuai dengn yg diharapkan, tetapi hatinya cukup gembira karena dua piring dulu hanya melahirkan 1 anak aja. Tak apa pikir sang tuan tanah karena bisa aja orang mempunyai anak tunggal bahkan tak memiliki anak.

Abu Nawas dan Tuan tanah itu sama–sama senang. Maka dari itu tuan tanah itu meminjamkan uang senilai 1000 dinar. Jumlah yg sangat besar, gaji buat seluruh karyawan dan pekerjanya selama 1 bulan. Tuan tanah itu berangan–angan bahwa uang yg dipinjam abu nawas nanti akan diapakan karena akan banyak beranak. Tuan tanah itu menanti dengn tak sabar. Ditunggu selama lima hari, abu nawas tak kunjung datang. Hampir satu bulan, Abu nawas juga tak datang. Saat tuan tanah akan mendatangi rumah Abu Nawas dengn centengnya, Abu Nawas datang. Mulanya tuan tanah gembira tapi sesudah Abu Nawas menjelaskan persoalannya, bukan main marahnya tuan tanah itu.

“Sayg sekali tuan. Uang yg saya pinjam itu, bukannya beranak, malah tiga hari kemudian mati mendadak. ”Mendengar kata- kata itu betapa geramnya tuan tanah. Hampir aja Abu Nawas dihajar centeng tuan tanah. Untung saja ada teman – teman abu nawas yg baru pulang dari bekerja.
Tuan tanah itu mengadukan kepada pengadilan. Tuan tanah itu berharap Abu Nawas akan digantung ato bahkan dihukum rajam. Dan, pengadilan pun digelar. Abu Nawas membeberkan semua duduk permasalahanya. Demikian juga tuan tanah itu menjelaskan. Pengadilan pun memutuskan cukup rasional (masuk akal). Kalau sesuatu bisa beranak sudah pasti bisa mati. Dan Abu nawas tlah menjalankan lakonnya dengn baik. Adapun tuan tanah yg tamak itu tlah tertipu karena wataknya sendiri yg kikir, tamak, pelit.

--------------------------------------------------------------------------------------
Gimana? Sudah merasa terhibur dengan cerita lucu di atas. Jika anda tertarik membaca cerita lucu lainnya, silahkan baca di blog ini. Sampai berjumpa lagi di cerita lucu kami lainnya. Bey.

Untuk lebih lengkap tentang apa yang sedang Anda cari, Silahkan lihat dalam "Daftar Isi" di tombol menu atas!

Related Post