Cerita Lucu Dari Sesosok Ulama Besar Abu Nawas Yang Ke-54 Ini Berjudul "Memilih Jalan Ke Hutan Indah", Ambil Hikmahnya Yoo
Cerita lucu Abu Nawas di sini kami dapatkan dari berbagai sumber, jadi maaf yaa kalo cerita lucu seperti di bawah ini sudah pernah kalian baca. Cerita lucu ini sarat sekali dengan kandungan hikmah dalam ceritanya, jadi sambil menghibur hati, petik juga hikmah yang terkandung dalam cerita lucu dari Abu Nawas ini.
Selamat membaca...
--------------------------------------------------------------------------------------
Cerita Lucu, Abu Nawas Memilih Jalan Ke Hutan Indah
Pada suatu hari yg cerah, Raja Harun Ar-Rasyid mengalami kejenuhan dan berencana hendak pergi ke hutan yg terkenal akan keindahannya. Raja pun mengajak Abu Nawas sebagai pemandu dlam perjalanan tersebut.
"Siap, Paduka Raja," kata Abu Nawas.
Rupanya Abu Nawas tak keberatan dengn ajakan Rajanya tersebut, dan berangkatlah mereka ke hutan dengn mengendarai keledai sambil bercengkerama di sepanjang perjalanan.
Tanpa terasa mereka sudah menempuh hampir separuh perjalanan dan tibalah mereka di pertigaan jalan yg jauh dari rumah penduduk. Mereka berhenti karena ragu, ke arah mana hutan yg dituju. Setahu mereka, kedua jalan itu memang benar menuju hutan yg mereka tuju, hutan wisata yg berisi binatang-binatang buas.
Abu Nawas pun angkat bicara.
"Paduka, saya sarankan agar kita tak usah meneruskan perjalanan."
Kenapa, wahai Abunawas?" kata Paduka Raja.
"Hamba berkata demikian, karena kalau kita salah pilih jalan, jangan-jangan kita tak pernah kembali lagi. Bukankah akan lebih bijaksana kalau kita meninggalkan sesuatu yg meragukan?" jawab Abu Nawas.
Dalam kebimbangan, anak buah Paduka Raja, yg masih merupakan teman Abu Nawas berkata. Aku pernah mendengar ada dua orang kembar yg hidup di semak-semak sebelah sana, " kata Ajudan.
"Apakah engkau mengenalnya?" tanya Abu Nawas.
"Enggak juga, mereka adalah si yg memiliki rupa sangat mirip, yg satunya slalu berkata jujur dan satunya slalu berkata bohong" jawabnya.
"Baiklah, kita istirahatu dulu, nanti kita menuju ke rumah si kembar," kata Abu Nawas.
Abu Nawas, Paduka Raja dan prajuritnya kemudian beristirahat sejenak sambil main. Seusai makan mereka menuju ke rumah si kembar bersaudara itu.
Setlah pintu diketok, maka keluarlah salah satu dari mereka.
"Maaf, aku sangat sibuk hari ini, engkau hanya boleh mengajukan satu pertanyaan aja, tak lebih," katanya.
Abu Nawas pun mendekati salah satu si kembar beda sifat itu dan mulai menanyakan jalan yg menuju hutan yg indah dengn berbisik. Dan salah satu si kemabr itu pun menjawabnya denga berbisik pula. Setlah itu Abu Nawas dan rombongan segera pamit tuk meneruskan paerjalanan.
"Paduka Raja, hutan yg kita tuju jalan sebelah kanan," kata ABu Nawas.
"Bagaimana engkau bisa tahu harus ambil jalan arah kanan? Sedangkan kita tak tahu apakah orang yg kita tanya tadi orang yg slalu berkata benar ato berkata berkata bohong?" tanya Paduka Raja.
"Wahai, Paduka, orang yg aku tanyai tadi menunjukkan jalan sebelah kiri," kata Abu Nawas.
Paduka Raja masih juga belum mengerti dengn perkataan Abu Nawas.
"Apa maksudnya?" tanya raja.
"Karena orang itu menunjukkan jalan sebelah kiri?" jawab Abu Nawas.
"COba jelaskan kepadaku," kata Raja.
Tadi aku bertanya ke orang itu,
"Apakah yg akan dikatakan saudaramu bila aku bertanya jalan mana yg menuju hutan yg indah?" Dan dia menjawab sebelah kiri. Dengn pertanyaan itu siapapun yg aku tanya entah si kembar yg slalu berbohong maupaun si kembar yg slalu berkata benar pasti akan menjawab sebelah kiri.
Jawabannya:
1. Bila yg ditanya tadi orang yg slalu berkata benar.
"Jalan sebelah kiri, karena dia tahu saudara kembarnya akan mengatakan jalan sebelah kiri sebab dia tahu saudara kembarnya slalu berkata bohong."
2. Bila yg ditanya tadi orang yg slalu berkata bohong.
"Jalan sebelah kiri, karena dia tahu bahwa saudara kembarnya akan mengatakan sebelah kanan sebab saudaranya slalu berkata benar."
Akhirnya rombongan raja itu memilih jalan yg ditunjuk abu nawas, tak lama kemudian masuklah mereka ke dalam hutan yg memiliki pemandangan yg indah. Raja pun menjadi senang dan memberikan sebuah hadiah kepada Abu Nawas.
--------------------------------------------------------------------------------------
Gimana? Sudah merasa terhibur dengan cerita lucu di atas. Jika anda tertarik membaca cerita lucu lainnya, silahkan baca di blog ini. Sampai berjumpa lagi di cerita lucu kami lainnya. Bey.
Untuk lebih lengkap tentang apa yang sedang Anda cari, Silahkan lihat dalam "Daftar Isi" di tombol menu atas!