Cerita Lucu Abu Nawas 22, Menjebak Pencuri

Cerita Lucu Dari Sesosok Ulama Besar Abu Nawas Yang Ke-22 Ini Berjudul "Menjebak Pencuri", Ambil Hikmahnya Yoo


Cerita lucu Abu Nawas di sini kami dapatkan dari berbagai sumber, jadi maaf yaa kalo cerita lucu seperti di bawah ini sudah pernah kalian baca. Cerita lucu ini sarat sekali dengan kandungan hikmah dalam ceritanya, jadi sambil menghibur hati, petik juga hikmah yang terkandung dalam cerita lucu dari Abu Nawas ini.

Selamat membaca...
--------------------------------------------------------------------------------------

Cerita Lucu, Abu Nawas Menjebak Pencuri


Pada zaman dahulu orang berpikir dengn cara yg amat sederhana. Dan karena kesederhanaan berpikir ini seorang pencuri yg tlah berhasil menggondol seratus keping lebih uang emas milik seorang saudagar kaya tak sudi menyerah. Hakim tlah berusaha keras dengn berbagai cara tapi tak berhasil menemukan pencurinya. Karena merasa putus asa pemilik harta itu mengumumkan kepada siapa saja yg tlah mencuri harta miliknya merelakan separo dari jumlah uang emas itu menjadi milik sang pencuri bila sang pencuri bersedia mangembalikan.

Tetapi pencuri itu malah tak berani menampakkan baygannya. Kini kasus itu semakin ruwet tanpa penyelesaian yg jelas. Maksud baik saudagar kaya itu tak mendapat-tanggapan yg sepantasnya dari sang pencuri. Maka tak bisa disalahkan bila saudagar itu mengadakan sayembara yg berisi barang siapa berhasil menemukan pencuri uang emasnya, dia berhak sepenuhnya memiliki harta yg dicuri. Tak sedikit orang yg mencoba tetapi semuanya kandas.

Sehingga pencuri itu bertambah merasa aman tentram karena dia yakin jati dirinya tak akan terjangkau. Yang lebih menjengkelkan adalah dia juga berpura-pura mengikuti sayembara. Tak berlebihan bila dikatakan bahwa menghadapi orang seperti ini bagaikan menghadapi jin. Mereka tahu kita sedangkan kita tidak. Seorang penduduk berkata kepada hakim setempat.

"Mengapa tuan hakim tak minta bantuan Abu Nawas aja?"
"Bukankah Abu Nawas sedang tak ada di tempat?" kata hakim itu balik bertanya.
"Kemana dia?" tanya orang itu.
"Ke Damakus." jawab hakim
"Tuk keperluan apa?" orang itu ingin tahu.
"Memenuhi undangan pangeran negeri itu." kata hakim.
"Kapan dia datang?" tanya orang itu lagi.
"Mungkin dua hari lagi." jawab hakim. Kini harapan tertumpu sepenuhnya di atas pundak Abu Nawas. Pencuri yg selama ini merasa aman sekarang menjadi resah dan tertekan. Dia merencanakan meninggalkan kampung halaman dengn membawa serta uang emas yg berhasil dicuri. Tetapi dia membatalkan niat karena dengn menyingkir ke luar daerah berarti sama halnya dengn membuka topeng dirinya sendiri. Dia lalu bertekad tetap tinggal apapun yg akan terjadi.

Abu Nawas tlah kembali ke Baghdad karena tugasnya tlah selesai. Abu Nawas menerima tawaran mengikuti sayembara menemukan pencuri uang emas. Hati pencuri uang emas itu tambah berdebar tak karuan mendengar Abu Nawas menyiapkan siasat. Keesokan harinya semua penduduk dusun diharuskan berkumpul di depan gedung pengadilan. Abu Nawas hadir dengn membawa tongkat dlam jumlah besar. Tongkat-tongkat itu mempunyai ukuran yg sama panjang.

Tanpa berkata-kata Abu Nawas membagi-bagikan tongkat-tongkat yg dibawanya dari rumah. Setlah masing-masing mendapat satu tongkat, Abu Nawas berpidato, "Tongkat-tongkat itu tlah aku mantrai. Besok pagi kalian harus menyerahkan kembaii tongkat yg tlah aku bagikan. Jangan khawatir, tongkat yg dipegang oleh pencuri yg selama ini menyembunyikan diri akan bertambah panjang satu jari telunjuk. Sekarang pulanglah kalian."

Orang-orang yg merasa tak mencuri tentu tak mempunyai pikiran apa-apa. Tetapi sebaliknya, si pencuri uang emas itu merasa ketakutan. Dia tak bisa memejamkan mata walaupun malam semakin larut. Dia terus berpikir keras. Kemudian dia memutuskan memotong tongkatnya sepanjang satu jari telunjuk dengn begitu tongkatnya akan tetap kelihatan seperti ukuran semula. Pagi hari orang mulai berkumpul di depan gedung pengadilan. Pencuri itu merasa tenang karena dia yakin tongkatnya tak akan bisa diketahui karena dia tlah memotongnya sepanjang satu jari telunjuk. Bukankah tongkat si pencuri akan bertambah panjang satu jari telunjuk? Dia memuji kecerdikan diri sendiri karena dia ternyata akan bisa mengelabui Abu Nawas.

Antrian panjang mulai terbentuk. Abu Nawas memeriksa tongkat-tongkat yg dibagikan kemarin. Pada giliran si pencuri tiba Abu Nawas segera mengetahui karena tongkat yg dibawanya bertambah pendek satu jari telunjuk. Abu Nawas tahu pencuri itu pasti melakukan pemotongan pada tongkatnya karena dia takut tongkatnya bertambah panjang.

Pencuri itu diadili dan dihukum sesuai dengn kesalahannya. Seratus keping lebih uang emas kini berpindah ke tangan Abu Nawas. Tetapi Abu Nawas tetap bijaksana, sebagian dari hadiah itu diserahkan kembali kepada keluarga si pencuri, sebagian lagi tuk orang-orang miskin dan sisanya tuk keluarga Abu Nawas sendiri.
--------------------------------------------------------------------------------------
Gimana? Sudah merasa terhibur dengan cerita lucu di atas. Jika anda tertarik membaca cerita lucu lainnya, silahkan baca di blog ini. Sampai berjumpa lagi di cerita lucu kami lainnya. Bey.

Untuk lebih lengkap tentang apa yang sedang Anda cari, Silahkan lihat dalam "Daftar Isi" di tombol menu atas!

Related Post