Puisi Cinta WS Rendra Volume Ke-34

Puisi Cinta Volume Ke Tiga Puluh Empat WS Rendra Ini Berjudul "SAJAK TANGAN", Selamat Berimajinasi Dengan Kata-Katanya


Beberapa puisi cinta di bawah ini, penulis dapatkan dari beberapa buku karya WS Rendra. Mungkin salah satu diantara puisi cinta ini sudah pernah kalian baca. Maaf sebelumnya, jika kata-kata dalam puisi beliau terlalu seronoh atau vulgar, karena memang itulah salah satu ciri khas puisi Cinta WS Rendra.

Penulis bermaksud mengumpulkan puisi-puisi cinta dari WS Rendra agar sewaktu-waktu bila ada yang membutuhkannya bisa dengan segera mendapatkannya. Mudah-mudahan dengan membaca sedikit puisi ini, ilmu dan wawasan kita bertambah luas. Oke silahkan membaca...

Puisi Cinta, "SAJAK TANGAN"


Inilah tangan seorang mahasiswa,
tingkat sarjana muda.
Tanganku. Astaga.

Tanganku menggapai,
yang terpegang anderox hostes berumbai,
Aku bego. Tanganku lunglai.

Tanganku mengetuk pintu,
tak ada jawaban.
Aku tendang pintu,
pintu terbuka.
Di balik pintu ada lagi pintu.
Dan selalu :
ada tulisan jam bicara
yang singkat batasnya.

Aku masukkan tangan-tanganku ke celana
dan aku keluar mengembara.
Aku ditelan Indonesia Raya.

Tangan di dalam kehidupan
muncul di depanku.
Tanganku aku sodorkan.
Nampak asing di antara tangan beribu.
Aku bimbang akan masa depanku.

Tangan petani yang berlumpur,
tangan nelayan yang bergaram,
aku jabat dalam tanganku.
Tangan mereka penuh pergulatan
Tangan-tangan yang menghasilkan.
Tanganku yang gamang
tidak memecahkan persoalan.

Tangan cukong,
tangan pejabat,
gemuk, luwes, dan sangat kuat.
Tanganku yang gamang dicurigai,
disikat.

Tanganku mengepal.
Ketika terbuka menjadi cakar.
Aku meraih ke arah delapan penjuru.
Di setiap meja kantor
bercokol tentara atau orang tua.
Di desa-desa
para petani hanya buruh tuan tanah.
Di pantai-pantai
para nelayan tidak punya kapal.
Perdagangan berjalan tanpa swadaya.
Politik hanya mengabdi pada cuaca.....
Tanganku mengepal.
Tetapi tembok batu didepanku.
Hidupku tanpa masa depan.

Kini aku kantongi tanganku.
Aku berjalan mengembara.
Aku akan menulis kata-kata kotor
di meja rektor

TIM, 3 Juli 1977
Potret Pembangunan dalam Puisi

Terima kasih sudah membaca puisi WS Rendra di atas. Jika anda berminat atau ingin mencari puisi-puisinya yang lain, silahkan anda cari di sini. Sampai berjumpa lagi di puisi cinta berikutnya...

Untuk lebih lengkap tentang apa yang sedang Anda cari, Silahkan lihat dalam "Daftar Isi" di tombol menu atas!

Related Post