Puisi Cinta Volume Pertama WS Rendra Ini Berjudul "SAJAK BURUNG-BURUNG KONDOR", Selamat Berimajinasi Dengan Kata-Katanya
Beberapa puisi cinta di bawah ini, penulis dapatkan dari beberapa buku karya WS Rendra. Mungkin salah satu diantara puisi cinta ini sudah pernah kalian baca. Maaf sebelumnya, jika kata-kata dalam puisi beliau terlalu seronoh atau vulgar, karena memang itulah salah satu ciri khas puisi Cinta WS Rendra.
Penulis bermaksud mengumpulkan puisi-puisi cinta dari WS Rendra agar sewaktu-waktu bila ada yang membutuhkannya bisa dengan segera mendapatkannya. Mudah-mudahan dengan membaca sedikit puisi ini, ilmu dan wawasan kita bertambah luas. Oke silahkan membaca...
Puisi Cinta, "SAJAK BURUNG-BURUNG KONDOR"
Angin gunung turun merembes ke hutan,
lalu bertiup di atas permukaan kali yang luas,
dan akhirnya berumah di daun-daun tembakau.
Kemudian hatinya pilu
melihat jejak-jejak sedih para petani- buruh
yang terpacak di atas tanah gembur
namun tidak memberi kemakmuran bagi penduduknya.
Para tani - buruh bekerja,
berumah di gubug-gubug tanpa jendela,
menanam bibit di tanah yang subur,
memanen hasil yang berlimpah dan makmur
namun hidup mereka sendiri sengsara.
Mereka memanen untuk tuan tanah
yang mempunyai istana indah.
Keringat mereka menjadi emas
yang diambil oleh cukong-cukong pabrik cerutu di Eropa.
Dan bila mereka menuntut perataan pendapatan,
para ahli ekonomi membetulkan letak dasi,
dan menjawab dengan mengirim kondom.
Penderitaan mengalir
dari parit-parit wajah rakyatku.
Dari pagi sampai sore,
rakyat negeriku bergerak dengan lunglai,
menggapai-gapai,
menoleh ke kiri, menoleh ke kanan,
di dalam usaha tak menentu.
Di hari senja mereka menjadi onggokan sampah,
dan di malam hari mereka terpelanting ke lantai,
dan sukmanya berubah menjadi burung kondor.
Beribu-ribu burung kondor,
berjuta-juta burung kondor,
bergerak menuju ke gunung tinggi,
dan disana mendapat hiburan dari sepi.
Karena hanya sepi
mampu menghisap dendam dan sakit hati.
Burung-burung kondor menjerit.
Di dalam marah menjerit,
bergema di tempat-tempat yang sepi.
Burung-burung kondor menjerit
di batu-batu gunung menjerit
bergema di tempat-tempat yang sepi
Berjuta-juta burung kondor mencakar batu-batu,
mematuki batu-batu, mematuki udara,
dan di kota orang-orang bersiap menembaknya.
Yogya, 1973
Potret Pembangunan dalam Puisi
Terima kasih sudah membaca puisi WS Rendra di atas. Jika anda berminat atau ingin mencari puisi-puisinya yang lain, silahkan anda cari di sini. Sampai berjumpa lagi di puisi cinta berikutnya...
Untuk lebih lengkap tentang apa yang sedang Anda cari, Silahkan lihat dalam "Daftar Isi" di tombol menu atas!