Puisi Cinta WS Rendra Volume Ke-06

3 Puisi Cinta Volume Keenam WS Rendra Ini Berjudul "NYANYIAN FATIMA UNTUK SUTO", "KESAKSIAN TAHUN 1967" Dan "PEMANDANGAN SENJAKALA"


Beberapa puisi cinta di bawah ini, penulis dapatkan dari beberapa buku karya WS Rendra. Mungkin salah satu diantara puisi cinta ini sudah pernah kalian baca. Maaf sebelumnya, jika kata-kata dalam puisi beliau terlalu seronoh atau vulgar, karena memang itulah salah satu ciri khas puisi Cinta WS Rendra.

Penulis bermaksud mengumpulkan puisi-puisi cinta dari WS Rendra agar sewaktu-waktu bila ada yang membutuhkannya bisa dengan segera mendapatkannya. Mudah-mudahan dengan membaca sedikit puisi ini, ilmu dan wawasan kita bertambah luas. Oke silahkan membaca...

Puisi Cinta 1, "NYANYIAN FATIMA UNTUK SUTO"


Kelambu ranjangku tersingkap
di bantal berenda tergolek nasibku.
Apabila firmanmu terucap
masuklah kalbuku ke dalam kalbumu.

Sedusedan mengetuk tingkapku
dari bumi di bawah rumpun mawar.
Waktu lahir kau telanjang dan tak tahu
tapi hidup bukanlah tawar menawar.

Puisi Cinta 2, "KESAKSIAN TAHUN 1967"


Dunia yang akan kita bina adalah dunia baja
kaca dan tambang-tambang yang menderu.
Bumi bakal tidak lagi perawan,
tergarap dan terbuka
sebagai lonte yang merdeka.
Mimpi yang kita kejar, mimpi platina berkilatan.
Dunia yang kita injak, dunia kemelaratan.
Keadaan yang menyekap kita, rahang serigala yang menganga.

Nasib kita melayang seperti awan.
Menantang dan menertawakan kita,
menjadi kabut dalam tidur malam,
menjadi surya dalam kerja siangnya.
Kita akan mati dalam teka-teki nasib ini
dengan tangan-tangan yang angkuh dan terkepal
Tangan-tangan yang memberontak dan bekerja.
Tangan-tangan yang mengoyak sampul keramat
dan membuka lipatan surat suci
yang tulisannya ruwet tak bisa dibaca

Puisi Cinta 3, "PEMANDANGAN SENJAKALA"


Senja yang basah meredakan hutan yang terbakar.
Kelelawar-kelelawar raksasa datang dari langit kelabu tua.
Bau mesiu di udara. Bau mayat. Bau kotoran kuda.
Sekelompok anjing liar
memakan beratustibu tubuh manusia
yang mati dan yang setengah mati.
Dan di antara kayu-kayu hutan yang hangus
genangan darah menjadi satu danau.
Luas dan tenang. Agak jingga merahnya.
Dua puluh malaekat turun dari sorga
mensucikan yang sedang sekarat
tapi di bumi mereka disergap kelelawar-kelelawar raksasa
yang selalu memperkosa mereka.
Angin yang sejuk bertiup sepoi-sepoi basah
menggerakkan rambut mayat-mayat
membuat lingkaran-lingkaran di permukaan danau darah
dan menggairahkan syahwat para malaekat dan kelelawar.
Ya, saudara-saudaraku,
aku tahu inilah pemandangan yang memuaskan hatimu
kerna begitu asyik kau telah menciptakannya.

Terima kasih sudah membaca 3 puisi WS Rendra di atas. Jika anda berminat atau ingin mencari puisi-puisinya yang lain, silahkan anda cari di sini. Sampai berjumpa lagi di puisi cinta berikutnya...

Untuk lebih lengkap tentang apa yang sedang Anda cari, Silahkan lihat dalam "Daftar Isi" di tombol menu atas!

Related Post