CERPEN BOBO Ke-34, Penumpang Ke-13

Cerpen Bobo Ke-34 Ini Ceritanya Berjudul "Penumpang Ke-13", Semoga Adik-Adik Bisa Mengambil Hikmahnya Ya


Cerpen ini bukan kakak yang membuatnya, kakak hanya mengumpulkan cerpen-cerpen yang paling bagus menurut kakak dari berbagai sumber. Tapi sumber yang paling banyak kakak pilih adalah dari web resmi Bobo-nya langsung. Selamat membaca...

CERPEN BOBO, Penumpang Ke-13

----------------------------------------------------------------------------------------
Sebagai tukang ojek, Pak Jono biasa bekerja dari pagi sampai malam. Saat ramai, seperti hari libur ato lebaran sering gak pulang. Meski ada taksi dan becak namun penumpang ojek masih banyak.
Seharian ini, Pak Jono sudah dapat dua belas penumpang, bahkan ada yg minta diantar sampai luar kota. Meski kelelahan, Pak Jono merasa senang.
Jam sebelas saat Pak Jono mangkal di stasiun, kereta api Gaya Baru Malam berhenti. Beberapa penumpang turun. Seorang laki-laki menghampiri Pak Jono minta diantar pulang.
“Jalan A Yani, Pak!” kata penumpang itu.
“Ya Pak, dua puluh ribu, ya,” kata Pak Jono menawarkan tarif.
“Tenang Pak nggak usah khawatir. Tapi bayarnya di rumah, ya, tadi saya baru kecopetan.” Lalu laki-laki itu membonceng Pak Jono setelah memberi tahu alamat yg akan dituju.
“A Yani 13, Pak!” katanya.
Pak Jono mengendarai motornya perlahan, dia merasa bersyukur sebab jika dihitung hari ini sudah mendapat tiga belas penumpang. Rencananya setelah mengantar penumpang ke-13 ini Pak Jono langsung pulang. Sudah saatnya beristirahat.
Sesampainya di alamat tujuan, penumpang turun, membuka gerbang yg gak dikunci. Pintu gerbang yg terbuat dari anyaman kawat dengn bingkai besi terlihat sudah berkarat.
“Masuk Pak, saya ambil uang dulu,” kata penumpang itu mempersilahkan Pak Jono, lantas mengetuk pintu rumah dan memanggil-manggil istrinya. Pak Jono melihat-lihat situasi, rumahnya kelihatan gak terurus, rumput dan pohon di halaman gak terawat, terasnya berdebu. Pak Jono menunggu bayaran sambil duduk di teras, melepas lelah.
“Sepertinya istri saya gak di rumah, saya akan menjemput istri dulu, ya, biasanya kalau saya pergi dia di tempat kakaknya. Di gang sebelah. Bapak istirahat aja, biar saya yg jemput,” kata penumpang itu, langsung menaiki motor.
Pak Jono yg sudah lelah dan mengantuk langsung mengiyakan. Gak lama, Pak Jono terlelap tidur.
Menjelang subuh ada peronda yg lewat depan rumah tua itu dan melihat Pak Jono.
“Pak, kenapa tidur di sini?” tanya peronda sambil membangunkan Pak Jono.
“Hoaammm...” Pak Jono terbangun karena kaget, “Lho yg punya rumah mana?” tanya Pak Jono.
“Ini, kan, rumah kosong Pak, sejak Pak Cokro meninggal, Bu Cokro ikut anaknya di Bandung,” kata salah satu peronda.
“Maklum, Bu Cokro ingin melupakan kejadian tragis yg menimpa suaminya di rumah ini,” kata peronda lainnya.
“Tapi tadi saya baru mengantarkan bapak yg punya rumah ini,” kata Pak Jono.
“Apa mungkin...?” tanya peronda heran.
“Jangan-jangan...” peronda satunya gak berani melanjutkan, “Sebaiknya kita segera pergi dari sini!”.
“Tapi motor saya dibawa sama Bapak yg punya rumah ini, katanya mau jemput istrinya di gang sebelah,” kata Pak Jono.
“Oh, saya paham sekarang. Bapak jadi korban penipuan, motor itu sudah dibawa kabur penumpang,” kata peronda.
(Sekian)
Oleh: nara disna
----------------------------------------------------------------------------------------
Gimana bagus gak cerita dalam cerpen di atas? Kalo adik-adik tertarik dengan cerpen bobo lainnya, silahkan baca aja di sini. Atau bisa juga baca di web bobo, ini dia web resminya: Bobo. Sampai berjumpa lagi di cerpen berikutnya, bey...

Untuk lebih lengkap tentang apa yang sedang Anda cari, Silahkan lihat dalam "Daftar Isi" di tombol menu atas!

Related Post