Cerita Lucu Dari Sesosok Ulama Besar Abu Nawas Yang Ke-50 Ini Berjudul "Manusia Bertelur", Ambil Hikmahnya Yoo
Cerita lucu Abu Nawas di sini kami dapatkan dari berbagai sumber, jadi maaf yaa kalo cerita lucu seperti di bawah ini sudah pernah kalian baca. Cerita lucu ini sarat sekali dengan kandungan hikmah dalam ceritanya, jadi sambil menghibur hati, petik juga hikmah yang terkandung dalam cerita lucu dari Abu Nawas ini.
Selamat membaca...
--------------------------------------------------------------------------------------
Cerita Lucu, Abu Nawas Dan Manusia Bertelur
Sudah bertahun-tahun Baginda Raja Harun Al Rasyid ingin mengalahkan Abu Nawas. Namun perangkap-perangkap yg selama ini dibuat semua bisa diatasi dengn cara-cara yg cemerlang oleh Abu Nawas. Baginda Raja tak putus asa. Masih ada puluhan jaring muslihat tuk menjerat Abu Nawas.
Baginda Raja beserta para menteri sering mengunjungi tempat pemandian air hangat yg hanya dikunjungi para pangeran, bangsawan dan orang-orang terkenal. Suatu sore yg cerah ketika Baginda Raja beserta para menterinya berendam di kolam, beliau berkata kepada para menteri,
"Aku punya akal tuk menjebak Abu Nawas."
"Apakah itu wahai Paduka yg mulia?" tanya salah seorang menteri.
"Kalian tak usah tahu dulu. Aku hanya menghendaki kalian datang lebih dini besok sore. Jangan lupa datanglah besok sebelum Abu Nawas datang karena aku akan mengundangnya tuk mandi bersama-sama kita." kata Baginda Raja memberi pengarahan.
Baginda Raja memang sengaja tak menyebutkan tipuan apa yg akan digelar besok. Abu Nawas diundang tuk mandi bersama Baginda Raja dan para menteri di pemandian air hangat yg terkenal itu. Seperti yg tlah direncanakan, Baginda Raja dan para menteri sudah datang lebih dahulu. Baginda membawa sembilan belas butir telur ayam. Delapan belas butir dibagikan kepada para menterinya. Satu butir tuk dirinya sendiri.
Kemudian Baginda memberi pengarahan singkat tentang apa yg tlah direncanakan tuk menjebak Abu Nawas. Ketika Abu Nawas datang, Baginda Raja beserta para menteri sudah berendam di kolam. Abu Nawas melepas pakaian dan langsung ikut berendam. Abu Nawas harap-harap cemas. Kira-kira permainan apa lagi yg akan dihadapi. Mungkin permainan kali ini lebih berat karena Baginda Raja tak memberi tenggang waktu tuk berpikir.
Tiba-tiba Baginda Raja membuyarkan lamunan Abu Nawas. Beliau berkata, "Hai Abu Nawas, aku mengundangmu mandi bersama karena ingin mengajak engkau ikut dlam permainan kami."
"Permainan apakah itu Paduka yg mulia ?" tanya Abu Nawas belum mengerti.
"Kita sekali-kali melakukan sesuatu yg secara alami hanya bisa dilakukan oleh binatang. Sebagai manusia kita mesti bisa dengn cara kita masing-masing." kata Baginda sambil tersenyum.
"Hamba belum mengerti Baginda yg mulia." kata Abu Nawas agak ketakutan.
"Masing-masing dari kita harus bisa bertelur seperti ayam dan barang siapa yg tak bisa bertelur maka dia harus dihukum !" kata Baginda.
Abu Nawas tak berkata apa-apa. Wajahnya nampak murung. Dia semakin yakin dirinya tak akan bisa lolos dari lubang jebakan Baginda dengn mudah. Melihat wajah Abu Nawas murung, wajah Baginda Raja semakin berseri-seri.
"Nah sekarang apalagi yg kita tunggu. Kita menyelam lalu naik ke atas sambil menunjukkan telur kita masing- masing." perintah Baginda Raja. Baginda Raja dan para menteri mulai menyelam, kemudian naik ke atas satu persatu derigan menanting sebutir telur ayam. Abu Nawas masih di dalam kolam. Dia tentu saja tak sempat mempersiapkan telur karena dia memang tak tahu kalau dia diharuskan bertelur seperti ayam.
Kini Abu Nawas tahu kalau Baginda Raja dan para menteri tlah mempersiapkan telur masing-masing satu butir. Karena belum ada seorang manusia pun yg bisa bertelur dan tak akan pernah ada yg bisa. Karena dadanya mulai terasa sesak. Abu Nawas cepat-cepat muncul ke permukaan kemudian naik ke atas. Baginda Raja langsung mendekati Abu Nawas. Abu Nawas nampak tenang, bahkan dia berlaku aneh, tiba-tiba saja dia mengeluarkan suara seperti ayam jantan berkokok, keras sekali sehingga Baginda dan para menterinya merasa heran.
"Ampun Tuanku yg mulia. Hamba tak bisa bertelur seperti Baginda dan para menteri." kata Abu Nawas sambil membungkuk hormat.
"Kalau begitu engkau harus dihukum." kata Baginda bangga.
"Tunggu dulu wahai Tuanku yg mulia." kata Abu Nawas memohon.
"Apalagi hai Abu Nawas." kata Baginda tak sabar. "Paduka yg mulia, sebelumnya ijinkan hamba membela diri. Sebenarnya kalau hamba mau bertelur, hamba tentu mampu. Tetapi hamba merasa menjadi ayam jantan maka hamba tak bisa bertelur. Hanya ayam betina saja yg bisa bartelur.
"Kuk kuruu yuuuuuk...!" kata Abu Nawas dengn membusungkan dada. Baginda Raja tak bisa berkata apa-apa. Wajah Baginda dan para menteri yg semula cerah penuh kemenangan kini mendadak berubah menjadi merah padam karena malu. Sebab mereka dianggap ayam betina. Abu Nawas memang licin, malah kini lebih licin daripada belut. Karena merasa malu, Baginda Raja Harun Al Rasyid dan para menteri segera berpakaian dan kembali ke istana tanpa mengucapkan sapatah kata pun. Memang Abu Nawas yg tampaknya blo'on itu sebenarnya diakui oleh para ilmuwan sebagai ahli mantiq ato ilmu logika. Gampang saja baginya tuk membolak-balikkan dan mempermainkan kata-kata guna menjatuhkan mental lawan-lawannya.
--------------------------------------------------------------------------------------
Gimana? Sudah merasa terhibur dengan cerita lucu di atas. Jika anda tertarik membaca cerita lucu lainnya, silahkan baca di blog ini. Sampai berjumpa lagi di cerita lucu kami lainnya. Bey.
Untuk lebih lengkap tentang apa yang sedang Anda cari, Silahkan lihat dalam "Daftar Isi" di tombol menu atas!