Cerita Lucu Abu Nawas 37, Gentong Sang Hakim

Cerita Lucu Dari Sesosok Ulama Besar Abu Nawas Yang Ke-37 Ini Berjudul "Gentong Sang Hakim", Ambil Hikmahnya Yoo


Cerita lucu Abu Nawas di sini kami dapatkan dari berbagai sumber, jadi maaf yaa kalo cerita lucu seperti di bawah ini sudah pernah kalian baca. Cerita lucu ini sarat sekali dengan kandungan hikmah dalam ceritanya, jadi sambil menghibur hati, petik juga hikmah yang terkandung dalam cerita lucu dari Abu Nawas ini.

Selamat membaca...
--------------------------------------------------------------------------------------

Cerita Lucu, Abu Nawas Dan Gentong Sang Hakim


Ini tentang Kisah Abu Nawas yg memberikan Hadiah kepada Hakim yg nakal, bukannya malah melaporkannya ke atasan.

Abu Nawas punya cara yg unik dalam memberikan pelajaran kepada para hakim nakal.
Eh..bukan dengn melaporkannya langsung kepada sang raja, tetapi Abu Nawas bahkan memberinya hadiah.
Akan tetapi justru dengn hadiah itu sang hakim menjadi sadar akan perbuatan zalimnya.

Ini kisahnya:
Pada suatu waktu kerajaan yg dipimpin oleh Raja Harun Al Rasyid ini mengalami krisis keadilan.
Banyak hakim yg adil meninggal dunia dan raja salah dalam menunjuk orang sebagai hakim pengganti.
Akibatnya hakim pengganti itu tak mampu menjawab kebutuhan masyarakat atas keadilan.

Para hakim pengganti itu berlaku menyimpang dan sama sekali tak mengetahui hukum-hukum agama, sehingga tak aneh jika kemudian muncul berbagai kebobrokan dan penyimpangan hukum yg dilakukan para hakim.

Tiadanya keadilan dan kebenaran, semakin meluasnya korupsi dan penyalahgunaan hukum seperti tlah menjadi hal yg biasa.
Dalam kekuasaan tiran, ucapan penguasalah yg menjadi hukum dan kepentingan pribadi di atas segala-galanya.

Hadiah
Dalam hal ini Abu Nawas turut prihatin.
Dia pun lantas berinisiatif menyadarkan para hakim itu dengn caranya sendiri.

Pada suatu hari Abu Nawas mendatangi seorang hakim tuk mengurus suatu perjanjian.
Namun hakim di kotanya selalu mengatakan tak punya waktu tuk menandatangai perjanjian itu.
Keadaan ini terus berlangsung seperti itu sehingga Abu Nawas menyimpulkan bahwa si hakim minta disogok (disuap).

Akan tetapi Abu Nawas mengetahui bahwa menyuap adalah hal yg diharamkam oleh agama.
Maka Abu Nawas pun memutuskan tuk melemparkan keputusan pada si hakim sendiri.

Abu Nawas menyiapkan sebuah gentong.
Gentong itu diisi dengn kotoran sapi hingga hampir penuh.
Kemudian di atasnya Abu Nawas mengoleskan mentega beberapa sentimeter tebalnya.

Gentong itu dibawanya ke hadapan Pak Hakim.
Saat itu juga kesibukan sang hakim langsung hilang dan punya waktu tuk membubuhkan tanda tangannya pada surat perjanjian Abu Nawas.

“Tuan Hakim, apakah pantas Tuan mengambil gentong mentega itu sebagai ganti tanda tangan Tuan?” tanya Abu Nawas mengelabuhi.
Sang hakim tersenyum sambil mengamati gentong itu.
“Ah…engkau jangan terlalu dalam memikirkannya,” kata si hakim mulai terjebak tipu muslihat Abu Nawas.

Hakim tersebut lantas mncolek sedikit mentega dengn ujung jarinya lalu mencicipinya.
“Wah enak benar mentega ini.” kata sang hakim.
“Ya..sesuai dengn ucapan Tuan, jangan terlalu dalam mencolek menteganya,” jawab Abu Nawas.
Abu Nawas pun segera meninggalkan kantor sang hakim setlah mendapatkan tanda tangan si hakim.
Hakim lantas pulang dengn hati yg riang gembira.
Dibawanya gentong itu lantas di panggillah istri dan anak-anaknya tuk bersama-sama makan pemberian Abu Nawas itu.

Awalnya mereka sekeluarga sangat menikmati mentega itu.
Namun begitu lapisan mentega itu habis, mereka mulai memakan kotoran sapi.
hehehe…dasar hakim zalim.

“Upsss…apa ini…baunya sangat busuk seperti kotoran hewan.” kata hakim.
Hakim lantas teringat Abu Nawas.
Setlah berfikir panjang, ia baru sadar bahwa semua itu adalah ulah si Abu Nawas yg ingin menyadarkannya utnuk meninggalkan praktek suap menyuap dan menegakkan keadilan.

Hakim itu kemudian merasa sangat bersalah atas sikapnya selama ini.
Ia lalu mendatangi rumah Abu Nawas dan meminta maaf atas kekhilafannya.
Di hadapan Abu Nawas ia berjanji akan menjadi Hakim yg Adil.

Nah…begitu donk pak hakim…jadilah hakim yg jujur dan adil, tegakkan keadilan melalui tanganmu.
tuk Pak Abu Nawas, salut dech sudah meyadarkan pak hakim melalui caranya sendiri yg sangat halus dan mengena tanpa lapor ke atasan.
--------------------------------------------------------------------------------------
Gimana? Sudah merasa terhibur dengan cerita lucu di atas. Jika anda tertarik membaca cerita lucu lainnya, silahkan baca di blog ini. Sampai berjumpa lagi di cerita lucu kami lainnya. Bey.

Untuk lebih lengkap tentang apa yang sedang Anda cari, Silahkan lihat dalam "Daftar Isi" di tombol menu atas!

Related Post