Cerita Lucu Abu Nawas 35, Lolos Dari Hukuman Pancung

Cerita Lucu Dari Sesosok Ulama Besar Abu Nawas Yang Ke-35 Ini Berjudul "Lolos Dari Hukuman Pancung", Ambil Hikmahnya Yoo


Cerita lucu Abu Nawas di sini kami dapatkan dari berbagai sumber, jadi maaf yaa kalo cerita lucu seperti di bawah ini sudah pernah kalian baca. Cerita lucu ini sarat sekali dengan kandungan hikmah dalam ceritanya, jadi sambil menghibur hati, petik juga hikmah yang terkandung dalam cerita lucu dari Abu Nawas ini.

Selamat membaca...
--------------------------------------------------------------------------------------

Cerita Lucu, Abu Nawas Lolos Dari Hukuman Pancung


Waktu itu Abu Nawas sedang bekerja di ladang karena musim kentang akan tiba.
Namun tanpa alasan yg jelas prajurit kerajaan langsung menyeret Abu Nawas sesuai dengn titah Paduka Raja.
Abu Nawas tak mampu berkutik dan kini dia mendekam di dlam penjara.

Beberapa hari lagi kentang-kentang itu harus ditanam, sedangkan istrinya tak cukup kuat tuk mencangkul.
Tak ada yg bisa dilakukan di dlam penjara kecuali mencari jalan keluar.
Sudah 2 hari dia meringkuk di dlam penjara, wajahnya terlihat murung.

Karena khawatir dengn keadaan istrinya, maka pada hari ke 3 Abu Nawas memanggil seorang pengawal.
"Bisakah aku minta tolong kepadamu?" kata Abu Nawas.
"Apa itu?" kata pengawal.
Abu nawas pun meminta pensil dan selembar kertas tuk menulis surat kepada istrinya.

"Aku harus menyampaikan sebuah rahasia penting, yg hanya boleh diketahui oleh istriku aja," katanya.
Pengawal itu berfikir sejenak, lalu pergi meninggalkan Abu Nawas.
Ternyata pengawal itu menghadap Raja tuk melapor.
Mendengar laporan dari pengawal, Baginda Raja berguman,
"Mungkin kali ini aku bisa mengalahkan Abu Nawas," gumannya.

Abu Nawas menulis surat yg berbunyi,
"Wahai istriku, jangan engkau sekali-kali menggali ladang kita, karena aku menyembunyikan harta karun dan senjata di situ. Dan tolonglah jangan bercerita kepada siapa pun."

Tentu aja surat itu dibaca oleh Baginda Raja, karena Beliau ingin tahu apa sebenarnya rahasia Abu Nawas.
Setlah membaca surat itu, Baginda Raja merasa puas dan memerintahkan beberapa pekerja istana tuk menggali ladang Abu Nawas.

Istri Abu Nawas yg berada di rumah menjadi heran.
Lima hari kemudian Abu Nawas menerima surat dari istrinya.
Dlam surat tersebut istrinya mengatakan bahwa ladang mereka tlah digali oleh pekerja istana dan istrinya bingung harus melakukan apa.

Rupanya istri Abu Nawas belum mengerti muslihat suaminya,
"Sekarang engkau bisa menanam kentang di ladang tanpa harus menggali, wahai istriku."

Kali ini Baginda tak bersedia membaca surat Abu Nawas lagi karena Baginda Raja makin mengakui keluar-biasaan akal Abu Nawas.
Baginda semakin merasa tertantang tuk mengalahkan Abu Nawas.
Dia pun berfikir sejenak, kemudian beliau segera memerintahkan penjaga penjara tuk membebaskan ABu Nawas.
Baginda Raja tak ingin ada resiko yg lebih buruk.

Abu Nawas memang girang bukan kepalang, tetapi dia juga merasa gundah-gulana karena Abu Nawas yakin bahwa saat ini Baginda tlah merencanakan sesuatu dan Abu Nawas pun segera mencari akal tuk mengantisipasi rencana Baginda.

Pada hari itu juga Abu Nawas mengumumkan dirinya sebagai ahli nujum ato tukang ramal nasib.
Sejak membuka praktik meramal, Abu Nawas sering mendapat panggilan dari orang-orang terkenal.

Mendengar Abu Nawas mendadak menjadi ahli ramal, maka Baginda tanpa pikir panjang memerintahkan prajurit tuk menangkapnya, karena dianggap membahayakan.

Abu Nawas lalu digiring menuju tempat kematian.
Tukang penggal kepala pun sudah menunggu dengn pedang yg baru di asah.
Ketika algojo sudah siap mengayunkan pedang, tiba-tiba Abu Nawas tertawa sehingga membuat Baginda menangguhkan pemancungan.

"Hai ABu Nawas, apakah engkau tak merasa ngeri menghadapi pedang algojo?" tanya Raja.
"Ngeri, Tuanku yg mulia, tapi hamba juga merasa gembira," jawab Abu Nawas.
"Mengapa engkau meras gembira?" tanya Baginda kaget.
"Betul Baginda yg mulia, karena tepat 3 hari setlah kematian hamba maka Baginda akan mangkat menyusul hamba ke liang lahat. Karena hamba tak bersalah sedikitpun," jawab Abu Nawas.

Baginda Raja bergetar mendengar kata Abu Nawas dan tentu aja hukuman pancung dibatalkan.
--------------------------------------------------------------------------------------
Gimana? Sudah merasa terhibur dengan cerita lucu di atas. Jika anda tertarik membaca cerita lucu lainnya, silahkan baca di blog ini. Sampai berjumpa lagi di cerita lucu kami lainnya. Bey.

Untuk lebih lengkap tentang apa yang sedang Anda cari, Silahkan lihat dalam "Daftar Isi" di tombol menu atas!

Related Post