Cerita Lucu Abu Nawas 3, Orang-Orang Kanibal

Cerita Lucu Dari Sesosok Ulama Besar Abu Nawas Yang Ketiga Ini Berjudul "Orang-Orang Kanibal", Ambil Hikmahnya Yoo


Cerita lucu Abu Nawas di sini kami dapatkan dari berbagai sumber, jadi maaf yaa kalo cerita lucu seperti di bawah ini sudah pernah kalian baca. Cerita lucu ini sarat sekali dengan kandungan hikmah dalam ceritanya, jadi sambil menghibur hati, petik juga hikmah yang terkandung dalam cerita lucu dari Abu Nawas ini.

Selamat membaca...
--------------------------------------------------------------------------------------

Cerita Lucu, Abu Nawas Dan Orang-Orang Kanibal


Saat itu Abu Nawas baru aja pulang dari istana setlah dipanggil Baginda. Dia tak langsung pulang ke rumah melainkan berjalan-jalan lebih dahulu ke perkampungan orang-orang badui. Ini memang sudah menjadi kebiasaan Abu Nawas yg suka mempelajari adat istiadat orang-orang badui.

Pada suatu perkampungan, Abu Nawas sempat melihat sebuah rumah besar yg dari luar terdengar suara hingar-bingar seperti suara kerumunan puluhan orang. Abu tertarik, ingin melihat tuk apa orang-orang badui berkumpul di sana, ternyata di rumah besar itu adalah tempat orang badui menjual bubur haris yaitu bubur khas makanan para petani. Tapi Abu Nawas tak segera masuk ke rumah besar itu, merasa lelah dan ingin beristirahat maka dia terus berjalan ke arah pinggiran desa. Abu Nawas beristirahat di bawah sebatang pohon rindang. Dia merasa hawa di situ amat sejuk dan segar sehingga tak berapa lama kemudian mengantuk dan tertidur di bawah pohon.

Abu Nawas tak tahu berapa lama dia tertidur, tahu-tahu dia merasa dilempar ke atas lantai tanah. Brak! dia pun tergagap bangun.

"Kurang ajar! Siapa yg melemparku ?" tanyanya heran sembari menengok kanan kiri. Ternyata dia berada di sebuah ruangan pengap berjeruji besi. Seperti penjara.

"Hai keluarkan aku! Kenapa aku dipenjara di sini...!"
Tak berapa lama kemudian muncul saorang badui bertubuh besar. Abu Nawas memperhatikan dengn seksama, dia ingat orang inilah yg menjual bubur haris di rumah besar di tengah desa.
"Jangan teriak-teriak, cepat makan ini !" kata orang sembari menyodorkan piring ke lubang ruangan. Abu Nawas tak segera makan.
"Mengapa aku dipenjara?"
"Kau akan kami sembelih dan akan kami jadikan campuran bubur haris."
"Hah? Jadi yg kau jual di tengah desa itu bubur manusia?"
"Tepat... itulah makanan favorit kesukaan kami."
"Kami... ? Jadi kalian sekampung suka makan daging manusia?"
"Iya, termasuk dagingmu, sebab besok pagi kau akan kami sembelih!"
"Sejak kapan kalian makan daging manusia?"
"Oh ...sejak lama... setidaknya sebulan sekali kami makan daging manusia."
"Dari mana aja kalian dapatkan daging manusia?"
"Kami tak mencari ke mana-mana, hanya setiap kali ada orang masuk ato lewat di desa kami pasti kami tangkap dan akhirnya kami sembelih tuk dijadikan bubur."

Abu Nawas diam sejenak. Dia berpikir keras bagaimana caranya bisa meloloskankan diri dari bahaya maut ini. Dia merasa heran, kenapa Baginda tak mengetahui bahwa di wilayah kekuasaannya ada, kanibalisme, ada manusia makan manusia.

"Barangkali para menteri hanya melaporkan hal yg baik-baik aja. Mereka tak mau bekerja keras tuk memeriksa keadaan penduduk." pikir Abu Nawas.
"Baginda harus mengetahui hal seperti ini secara langsung, kalau perlu...!" Setlah memberi makan berupa bubur badui itu meninggalkan Abu Nawas.

Abu Nawas tentu aja tak berani makan bubur itu jangan-jangan bubur manusia. Dia menahan lapar semalaman tak tidur, tubuhnya yg kurus makin nampak kurus. Esok harinya badui itu datang lagi.

"Bersiaplah sebentar lagi kau akan mati." Abu Nawas berkata, "Tubuhku ini kurus, kalaupun kau sembelih kau tak akan memperoleh daging yg banyak. Kalau kau setuju nanti sore akan kubawakan temanku yg bertubuh gemuk. Dagingnya bisa kalian makan selama lima hari."
"Benarkah?"
"Aku tak pernah bohong!" Orang badui itu diam sejenak, dia menatap tajam ke arah Abu Nawas. Entah kenapa akhirnya orang badui itu mempercayai dan melepaskan Abu Nawas.

Abu Nawas langsung pergi ke istana menghadap Baginda. Setlah berbasa-basi maka Baginda bertanya kepada Abu Nawas.
"Ada apa Abu Nawas? Kau datang tanpa kupanggi!?"
"Ampun Tuanku, hamba baru aja pulang dari suatu desa yg aneh."
"Desa aneh, apa keanehannya?"
"Di desa tersebut ada orang menjual bubur haris yg khas dan sangat lezat. Di samping itu hawa di desa itu benar-benar sejuk dan segar."
"Aku ingin berkunjung ke desa itu, Pengawal! Siapkan pasukan!"
"Ampun Tuanku, jangan membawa–bawa pengawal. Tuanku harus menyamar jadi orang biasa."
"Tapi ini demi keselamatanku sebagai seorang raja."
"Ampun Tuanku, jika bawa-bawa tentara maka orang sedesa akan ketakukan dan Tuanku takkan bisa melihat orang menjual bubur khas itu."
"Baiklah, kapan kita berangkat?"
"Sekarang juga Tuanku, supaya nanti sore kita sudah datang di perkampungan itu."

Demikianlah, Baginda dengn menyamar sebagai orang biasa mengikuti Abu Nawas ke perkampungan orang-orang badui kanibal. Abu Nawas mengajak Baginda masuk ke rumah besar tempat orang-orang makan bubur. Di sana mereka membeli bubur. Baginda memakan bubur itu dengn lahapnya.
"Betul katamu, bubur ini memang lezat!" kata. Baginda setlah makan.
"Kenapa buburmu tak kau makan Abu Nawas."
"Hamba masih kenyg," kata Abu Nawas sambil melirik dan berkedip ke arah penjual bubur. Setlah makan, Baginda diajak ke tempat pohon rindang yg hawanya sejuk.
"Betul juga katamu, di sini hawanya memang sejuk dan segar... ahhhhh... aku kok mengantuk sekali." kata Baginda.
"Tunggu Tuanku, jangan tidur dulu... hamba pamit mau buang air kecil di semak belukar sana."
"Baik, pergilah Abu Nawas!" Baru aja Abu Nawas melangkah pergi, Baginda sudah tertidur, tapi dia segera terbangun lagi ketika mendengar suara bentakan keras.

"Hai orang gendut! Cepat bangun ! ato kau kami sembelih di tempat ini!" ternyata badui penjual bubur sudah berada di belakang Baginda dan menghunus pedang di arahkan ke leher Baginda.
"Apa-apaan ini!" protes Baginda. "Jangan banyak cakap! Cepat jalan!"

Baginda mengikuti perintah orang badui itu dan akhirnya dimasukkan ke dalam penjara.
"Mengapa aku di penjara?"
"Besok kau akan kami sembelih, dagingmu kami campur dengn tepung gandum dan jadilah bubur haris yg terkenal lezat. Hahahahaha...!"
"Astaga... jadi yg kumakan tadi...?"
"Betul... kau tlah memakan bubur kami, bubur manusia."
"Hoekkkkk.... !" Baginda mau muntah tapi tak bisa.
"Sekarang tidurlah, berdoalah, sebab besok kau akan mati."
"Tunggu..."
"Mau apa lagi?"
"Berapa penghasilanmu sehari dari menjual bubur itu?"
"Lima puluh dirham!"
"Cuma segitu?"
"Iya!"
"Aku bisa memberimu lima ratus dirham hanya dengn menjual topi."
"Ah, masak?"
"Sekarang berikan aku bahan kain tuk membuat topi. Besok pagi boleh kau coba menjual topi buatanku itu ke pasar. Hasilya boleh kau miliki semua!"
Badui itu ragu, dia berbalik melangkah pergi. Tak lama kemudian kembali lagi dengn bahan-bahan tuk membuat topi. Esok paginya Baginda menyerahkan sebuah topi yg bagus kepada si badui. Baginda berpesan,

"Juallah topi ini kepada menteri Farhan di istana Bagdad."

Badui itu menuruti saran Baginda. Menteri Farhan terkejut saat melihat seorang badui datang menemuinya. "Mau apa kau?" tanya Farhan.

"Menjual topi ini..." Farhan melirik, topi itu memang bagus. Dia mencoba memeriksanya dan alangkah terkejutnya ketika melihat hiasan berupa huruf-huruf yg maknanya adalah surat dari Baginda yg ditujukan kepada dirinya.

"Berapa harga topi ini?"
"Lima ratus dirham tak boleh kurang!"
"Baik aku beli!"
Badui itu langsung pulang dengn wajah ceria. Sama sekali dia tak tahu jika Farhan tlah mengutus seorang prajurit tuk mengikuti langkahnya. Siangnya prajurit itu datang lagi ke istana dengn melaporkan lokasi perkampungan si penjual bubur. Farhan cepat bertindak sesuai pesan di surat Baginda. Seribu orang tentara bersenjata lengkap dibawa ke perkampungan. Semua orang badui di kampung itu ditangkapi sementara Baginda berhasil diselamatkan.

"Untung kau bertindak cepat, terlambat sedikit aja aku sudah jadi bubur!" kata Baginda kepada Farhan.

"Semua ini gara-gara Abu Nawasl" kata Farhan. "Benar! Tapi juga salahmu! Kau tak pernah memeriksa perkampungan ini bahwa penghuninya adalah orang-orang kanibal!"
"Bagaimanapun Abu Nawas harus dihukum!"
"Ya, itu pasti!"
"Hukuman mati!" sahut Farhan.
"Hukuman mati? Ya, kita coba apakah dia bisa meloloskan diri?" sahut Baginda.
--------------------------------------------------------------------------------------
Gimana? Sudah merasa terhibur dengan cerita lucu di atas. Jika anda tertarik membaca cerita lucu lainnya, silahkan baca di blog ini. Sampai berjumpa lagi di cerita lucu kami lainnya. Bey.

Untuk lebih lengkap tentang apa yang sedang Anda cari, Silahkan lihat dalam "Daftar Isi" di tombol menu atas!

Related Post