Cerita Lucu Dari Sesosok Ulama Besar Abu Nawas Yang Pertama Ini Berjudul "Adu Ketangkasan", Ambil Hikmahnya Yoo
Cerita lucu Abu Nawas di sini kami dapatkan dari berbagai sumber, jadi maaf yaa kalo cerita lucu seperti di bawah ini sudah pernah kalian baca. Cerita lucu ini sarat sekali dengan kandungan hikmah dalam ceritanya, jadi sambil menghibur hati, petik juga hikmah yang terkandung dalam cerita lucu dari Abu Nawas ini.
Selamat membaca...
--------------------------------------------------------------------------------------
Cerita Lucu, Abu Nawas Adu Ketangkasan
Pada suatu hari yg cerah, Raja Harun Al Rasyid dan pengikutnya meninggalkan istana tuk berburu. Namun di tengah perjalanan, Abu jahil menyusul dengn terengah-engah di atas kudanya. “Baginda, Baginda! Hamba mau mengusulkan sesuatu,” katanya setlah mendekat sang raja.
“Apa usulmu itu, Abu jahil?” tanya Baginda Raja keheranan.
“Agar acara berburu ini menarik dan disaksikan banyak penduduk, bagaimana kalau kita sayembarakan aja?” ujar Abu jahil dengn mimik serius.
Baginda terdiam sejenak dan mengangguk-angguk.
“Hamba ingin beradu ketangkasan dengn Abu nawas, bagaimana Baginda? Pemenangnya mendapat sepundi uang emas. Tapi kalau kalah, hukumannya memandikan kuda-kuda istana, selama satu bulan,” tutur Abu jahil meyakinkan sang raja.
“Hei, hadiah aja yg kau pikirkan. Lantas bagaimana caranya adu ketangkasan ini?” sela Baginda agak marah.
Setlah memberi tahu idenya, Baginda setuju, maka dipanggillah Abun awas oleh salah satu punggawa.
Abu nawas menghadap. Dia pun diberi petunjuk panjang lebar oleh Baginda. Pada awalnya Abu nawas menolak karena dia tahu semua ini akal bulus Abu jahil yg ingin menyingkirkan dirinya dari istana. Tapi Baginda memaksa dan Abunawas tak bisa mengelak.
Abu nawas pun berpikir sejenak. Dia tahu kalau Abu jahil sekarang diangkat menjadi pejabat istana. Dia pasti mengerahkan semua anak buahnya tuk menyumbang seekor binatang buruannya di hutan nanti. Namun karena kecerdikannya, Abu nawas malah tersenyum riang.
Abu jahil yg melihat perubahan raut muka Abu Nawas menjadi penasaran. Batinnya berkata, tak mungkin Abu nawas mengalahkan dirinya kali ini.
Akhirnya Baginda menggiring mereka ke tengah alun-alun istana. Raja dan segenap rakyat menunggu, siapa yg bakal memenangkan lomba berburu ini. Terompet tanda mulai adu ketangkasan pun ditiup oleh Perdana Menteri.
Abu jahil segera memacu kudanya secepat kilat menuju hutan belantara, di pinggir istana. Anehnya, Abu nawas memacu kudanya sedang-sedang aja, sehingga diteriaki para penonton.
Menjelang sore, tampak kuda Abu jahil memasuki pintu gerbang istana. Dia pun diteriaki para penonton dan mendapat tepuk tangan meriah sekali. Di sisi kiri-kanan kudanya tampak puluhan hewan yg mati terpanah. Tak hanya itu, kuda tambahan juga memanggul binatang buruan lainnya. Abu jahil dengn senyum bangga memperlihatkan semua binatang buruannya di tengah lapangan.
“Aku, Abu jahil, berhak memenangkan lomba ini. Lihat binatang buruanku banyak, mana mungkin Abu nawas mengalahkanku!?” teriaknya lantang. Penonton di sekitar arena semakin ramai bertepuk tangan.
Tak berapa lama, terdengar suara kaki kuda Abu nawas. Semua orang menertawakan dan kembali meneriakinya. Tapi, Abu nawas tak tampak gusar. Dia malah tersenyum dan melambaikan tangan.
“Tenang, tenang, rakyatku! Kita akan mengetahui apa yg akan dilakukan Abu nawas. Dan kita juga akan tahu, siapa pemenangnya kali ini,” kata raja yg ikut gusar melihat polah Abu nawas.
Baginda menyuruh dua orang punggawanya maju ke tengah lapangan dan menghitung binatang buruan Abu jahil.
“Satu, dua, tiga, empat, lima…dua puluh, tiga puluh lima ekor kelinci, ditambah lima ekor rusa, dan dua babi hutan!” teriak salah satu punggawa.
“Kalau begitu akulah pemenangnya, sebab Abu nawas tak membawa seekor binatang pun. Hahahaha,” teriak Abu jahil lantang.
“Tenang, tenang. Aku membawa ribuan binatang. Jelaslah aku pemenangnya dan kau Abu jahil, silakan memandikan kuda-kuda istana. Menurut aturan lomba, semua binatang boleh ditangkap, yg penting jumlahnya,” kata Abu nawas sambil membuka bambu kuning yg tlah diisi ribuan semut merah. “Sekarang coba hitung ini, satu, dua, tiga, empat, seratus, duaratus, selebihnya tak usah dihitung,” ungkap Abu nawas.
Tanpa banyak berkata, Abu jahil tak sadarkan diri alias semaput gara-gara melihat semut merah Abu nawas. Baginda tertawa terpingkal-pingkal dan langsung memberi hadiah pada Abu nawas. Kecerdikan dan ketulusan hati pasti bisa mengalahkan kelicikan!
Ehmm,,,
Hebat..
Berpikir jernih disaat suasana terdesak ..
Tak ada rotan akarpun jadi.
--------------------------------------------------------------------------------------
Gimana? Sudah merasa terhibur dengan cerita lucu di atas. Jika anda tertarik membaca cerita lucu lainnya, silahkan baca di blog ini. Sampai berjumpa lagi di cerita lucu kami lainnya. Bey.
Untuk lebih lengkap tentang apa yang sedang Anda cari, Silahkan lihat dalam "Daftar Isi" di tombol menu atas!